Prolog

29 3 0
                                    

Playlist Recommendation

Film Out - BTS

♬☆♬

ADA apa dengan langit hari ini? Apa sebenarnya yang diinginkannya? Apakah dia hanya menginginkan seberkas cahaya dari matahari? atau embun musim dingin yang mengalir manja? Rai yang yang baru saja terbangun dari tidurnya tiba-tiba tergerak untuk mengusap wajahnya. Butiran air hangat yang mengalir di pipinya membuatnya semakin yakin bahwa dia baru saja memimpikan sesuatu yang menyakitkan. Sayangnya ia tak lagi mengingat mimpinya. Meski begitu Rai masih bisa mengingat bagaimana rasa menyesakkan itu menggerogoti hatinya. Matahari pagi menembus celah-celah tirai kamarnya dengan indah. Cahayanya berhenti pada sebuah cincin perak milik Rai yang terletak di atas meja belajarnya. Memantulkan kilau seindah berlian. Rai memutuskan untuk bangkit, mengambil handuknya, lalu bersiap untuk berangkat ke sekolah.

-oOo-

Setibanya di sekolah Rai disambut oleh segerombolan anak laki-laki yang tertawa keras di sudut sekolah. Sesekali terdengar umpatan-umpatan tak pantas dari mulut mereka. Dia menoleh sebentar, kemudian kembali berjalan tanpa memedulikan keributan itu lagi. Lagipula tak ada untungnya bagi Rai jika ia berurusan dengan anak-anak seperti mereka. Akan tetapi ada yang mengganjal hatinya sejak ia memutuskan untuk tak menghiraukan mereka, itu disebabkan karena samar-samar Rai menangkap gelagat berbeda dari salah satu di antara mereka. Berbeda dengan lainnya yang tertawa keras, anak itu justru hanya menunduk, seolah tak berani mengankat wajahnya sama sekali. Tak selang lama bel masuk pun berbunyi. Saat Rai hampir tiba di kelasnya, seseorang tiba-tiba saja menabraknya. Keduanya terjatuh.

"Maaf." Anak laki-laki itu buru-buru bangkit dan langsung meminta maaf, kemudian pergi sebelum Rai sempat menjawabnya.

Rai bahkan belum sempat melihat dengan jelas wajah anak itu. Hanya lebam biru di sudut bibirnya yang sekali lagi mengganggu pikiran Rai. Dia menghela napas. Sebenarnya ada apa dengan hari ini? Kenapa yang ditemuinya selalu berkaitan dengan hal-hal suram begitu?

"Pihak sekolah harus lebih tegas dalam menindak-lanjuti masalah-masalah seperti ini," gumamnya.

Karena kejadian itu, Rai pun terlambat masuk kelas. Saat ia sampai di depan pintu, para siswa serempak menoleh padanya. Bahkan Bu Mawar yang merupakan wali kelasnya pun ikut menoleh.

"Karena acara HUT sekolah kurang satu bulan lagi, Rai bisa mempersiapkannya dari sekarang." Bu Mawar langsung melanjutkan inti pengumuman, tanpa membiarkan Rai tahu lebih dulu maksud dari ucapannya.

Rai yang tak paham dengan kejadian barusan hanya mampu menoleh pada teman-temannya. Beberapa siswa perempuan tersenyum ke arahnya.

"Kalau begitu yang lain boleh bantu jelaskan Rai. Ibu mau ke kantor dulu karena ada rapat. Untuk Rai, kalau ada yang mau ditanyakan bisa ke kantor setelah jam pulang sekolah." Setelah mengatakan itu, Bu Mawar keluar melewati Rai yang masih mematung di tempatnya.

Rai merasa risih karena tatapan orang-orang yang terpusat padanya saat ia berjalan ke tempat duduk. Seseorang memanggilnya pelan-nyaris berbisik. Rai menoleh. Anak itu adalah Ishan. Teman sekelasnya yang ramah dan murah senyum.

"Tadi itu Bu Mawar milih elo untuk jadi perwakilan kelas X-B di pensi HUT ke-13," jelas Ishan.

"Emangnya gue ditugasin buat menampilkan apa?" Rai balik bertanya.

"Nyanyi."

"Oh... Terus selain gue, siapa lagi?"

"Gue, terus-"

"Kalau lo dapet jatah apa?"

"Perkusi mungkin? Atau pianis? Kalau gue belum pasti, yang posisinya pasti itu cuma lo doang."

Rai terdiam. Ishan yang menyadari perubahan kecil di raut wajah Rai lantas bertanya. "Kenapa? Lo keberatan? Kalau keberatan gue bisa bantu usul buat ngganti vokalis."

"Bukan begitu. Sejujurnya gue belum pernah nyanyi begitu."

"Ah.. itu mah gampang. Bu Mawar juga udah nyiapin pelatihnya."

Gubrakk!!

Kelas yang semula ramai mendadak sepi ketika dua orang asing dengan seragam serupa memasuki kelas tanpa permisi. Salah satu dari mereka meletakkan jari telunjuknya di depan mulut-mengisyaratkan untuk diam. Tak selang lama Pak Sentono yang merupakan satpam sekolah terlihat berlari melewati kelas X-B. Sudah bisa ditebak apa yang tengah dilakukan dua orang asing ini di kelas mereka. Mereka pasti berniat membolos, tapi sayangnya aksi mereka gagal karena ketahuan oleh Pak Sentono.

Faheel dan Zafran. Anak kelas XI-C yang sudah diingat guru-guru karena terlalu sering membolos sekolah, dan bertengkar dengan anak sekolah tetangga. Untuk apa lagi mereka ke kelas yang kosong ini sekarang, jika bukan untuk bersembunyi.

Setelah dirasa aman. Mereka pun keluar. Sebelum mereka menghilang Rai sempat bersitatap dengan salah satu dari mereka. Mata yang terlihat sendu. Berbanding terbalik dengan tingkah laku mereka.

-oOo-

Hai hai haiii🙌

Aku kembali lagi setelah beberapa bulan HIATUS.

Berbeda dengan tema ceritaku sebelumnya yang kebanyakan mengusung romance. Cerita kali ini mengusung tema Friendship dan Bromance.

Ini juga merupakan cerita pertamaku yang mengangkat tema seperti ini. Jadi kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk keberlangsungan cerita ini.

✨Semoga kalian sukaa✨

Thanks & see you next chapter

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang