05

44 25 3
                                    

Hari kelulusan tiba, siswa dan siswi kelas 9 pergi ke sekolah untuk mengambil surat tanda kelulusan dari pihak sekolah.  Sekaligus, pada hari ini semua orang akan mengucapkan kalimat-kalimat perpisahan kepada temannya yang memiliki tujuan yang berbeda, termasuk Shafira.

Malam tadi Shafira mendapat kabar dari sang ayah bahwa dirinya dinyatakan lulus di salah satu sekolah negeri di Bandung, dengan jurusan yang ia inginkan. Dan hari ini, ia berencana untuk menghabiskan waktu bersama kedua sahabatnya untuk terakhir kalinya. Karena besok, Fira akan langsung pergi ke kota Bandung.

Ciwimie

Ciww, gue udah nyampe
Kalian dimanaa?

Nazwa
gue sama Windi
udah di depan aula.
cepet sinii

Fira mematikan ponselnya setelah ia mendapat jawaban dari Nazwa, ia segera bergegas menuju lokasi dimana Nazwa dan Windi berada.

***

"Ciww" Panggilku ketika aku menemukan mereka di antara kerumunan orang-orang.

Dulu, ketika pertemanan kami sudah menginjak satu tahun. Kami memutuskan untuk menggunakan panggilan tersebut untuk menyapa satu sama lain. Alasannya cukup singkat, itu hanya karena nama grup WhatsApp kami— yang dibuat oleh Nazwa dinamakan "Ciwimie" yang artinya Cewek yang doyan makan mie katanya. Dan setelah itu, kami memutuskan untuk menggunakan awalan nama tersebut sebagai panggilan.

"Btw, semalem ayah gue telpon. Gue lulus di salah satu sekolah negeri di Bandung, dengan jurusan yang gue mau. " ucapku ketika aku berdiri di samping mereka.

"Woww! Congratulations, Firaa." Ucap Nazwa sembari memeluk tubuhku.

"Tuh kan, kalo udah rezeki emang gak bakal kemana. Selamat ya, baik-baik disana." Ucap Windi sambil menepuk bahuku.

"Abis ini kita main yu, pada bisa kan?" tanyaku.

"Bisa dong, gass" Jawab Nazwa dan Windi serempak, lalu setelah itu mereka terkekeh.

"Kemana nih?" tanya Windi.

"Pocadate aja gimana?" jawab Nazwa dengan excited. Kegiatan bermain kita memang gak pernah jauh dari hal yang berbau K-Pop. Hal itu terjadi karena kita bertiga menyukai boy grup yang sama.

Dulu, pertemanan kami memang berawal dari Kpop. Saat itu Aku dan Windi tidak segaja menemukan Nazwa yang menjatuhkan Photocard nya ketika ia berjalan dengan terburu-buru. Windi membawa Photocard tersebut dan berniat untuk mengembalikannya jika sewaktu-waktu sang pemilik mencari barang tersebut. Ajaib, besoknya— ketika pembagian kelas, kita di pertemukan kembali di ruang kelas yang sama. Disitulah kita mulai bertukar nomor dan melakukan aktivitas bersama. Saat itu, Aku dan Windi sudah saling mengenal sebelum kita memasuki sekolah menengah pertama karena kita berasal dari komplek perumahan yang sama.

"Boleh tuh, Pocadate aja. Sambil makan di ramen deket pertigaan itu ya." Jawab Windi. Sedangkan aku dan Nazwa hanya mengangguk sebagi respons.

***

Selepas acara pembagian surat kelulusan di sekolah selesai, tiga orang yang sebelumnya sepakat untuk bermain itu bergegas untuk menuju tempat yang telah disepakati. Tak lupa, mereka menyempatkan diri untuk pulang ke rumah terlebih dahulu untuk mengganti pakaiannya dengan yang lebih santai.

Shafira menajamkan penglihatannya untuk mencari keberadaan Nazwa dan Windi.

"Oitt"

"Cih, gua cariin juga. Mojok banget sih duduknya." gerutunya sambil berjalan mendekati meja yang di duduki temannya.

"Hahahah maklum, gua introvert soalnya." Jawab Nazwa dengan diiringi tawa setelahnya. Tapi tak lama setelah itu, Windi menjitak kepalanya dengan lighstick yang ia bawa. Selain membawa Photocard, mereka juga membawa lightstick karena rencananya setelah itu mereka akan melakukan Photobox bertiga sebagai kenangan-kenangan— lagi, dengan konsep K-Pop.

Turning Seventeen || KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang