Season 2 - Deborah dan Isidor

S2 14

Cangkir yang dia serahkan dilapisi dengan mana yang jauh lebih halus daripada yang dilepaskan sekarang. Untuk berjaga-jaga, saya menuangkan air dan mengujinya, dan tidak ada kertas yang basah.

Melihat jumlah total mana yang dihitung, jika lingkaran sihir dibuat dengan hati-hati, akan mungkin untuk menghasilkan cangkir kertas dalam jumlah besar dengan batu ajaib tingkat limbah yang berguling-guling seperti sampah di menara.

'Jika biaya produksinya tidak murah, layanan takeout pasti sudah lama ditinggalkan.'

"Berapa lama masa pemeliharaannya?"

"Ini sekitar 24 jam."

"Tidak buruk. Saya harus mengajukan paten teknologi ajaib pada nilai atribut ini."

Begitu saya mencicipinya, saya tidak bisa keluar dari rawa paten. Pembagian pendapatan paten yang tercantum dalam kontrak adalah 5 berbanding 5.

'Arin melakukan segalanya, tapi aku mengantongi setengahnya. Sebenarnya, ini tidak ada bedanya dengan kontrak budak...'

Saya memandangnya dengan perasaan sedih saat dia dikeluarkan dari pekerjaannya.

'Tapi tidak ada pikiran kedua.'

Bahu kecilnya menyusut seolah dia merasakan tatapan penuh arti dariku. Aku sudah memiliki kesan yang cukup galak, tapi dia tampak terkejut saat aku menatapnya.

"Itu... Putri."

Terlepas dari semua itu, Arin berbicara sambil ragu-ragu.

"Apa itu?"

"Oh, ini yang kubuat, tapi tidak banyak, tapi tetap saja......"

Sambil menggoyangkan bahunya seperti tupai di depan ular, dia tiba-tiba mengeluarkan saputangan yang telah terlipat halus di atas meja.

Itu untukku?

'Saya kira itu tidak dimaksudkan untuk diberikan kepada seorang ksatria untuk turnamen jousting.'

"Mengapa kamu memberikan ini padaku?"

"Saya membuatnya sambil memikirkan Putri. Tolong, terimalah."

Aku mengambil saputangan ungu yang dia bagikan dengan perasaan bingung.

'Oh? Ini dingin.'

Itu adalah sapu tangan yang berfungsi seperti tas keren. Selain itu, baunya harum seperti disemprotkan parfum.

"Akan terasa panas saat menonton pertandingan jousting, jadi gunakanlah untuk menyeka keringat. Itu akan keren."

"Saya akan menggunakannya dengan baik"

Aku merasa akan dingin jika aku melingkarkannya di pergelangan tanganku, jadi saat aku mengikatkan saputangan, dia tiba-tiba menarik nafas dalam-dalam.

'Hmm, ada apa?'

Akhirnya mimisan pun keluar dari hidung Arin. Dia buru-buru menutup hidungnya dengan saputangan dan matanya berkaca-kaca.

"Aku, aku minta maaf. Karena menunjukkan kepadamu sisi buruk diriku ini."

'Kamu pasti mimisan karena aku terlalu banyak bekerja.

Meskipun aku berulang kali berjanji untuk hidup sebagai wanita jahat, aku merasakan penyesalan dalam hati nuraniku yang sebenarnya tidak perlu.

"Mari kita santai saja."

Bukan kata yang keluar dari moncong saya yang sudah menyita banyak pekerjaan.Meskipun bukan satu kata pun yang keluar dari mulutku yang menyebabkan dia terlalu banyak bekerja.