Daisy POV
Seingat ku kemarin malam setelah membaca buku aku tertidur di kamar namun kenapa saat ini aku malam menangis di pelukan wanita asing. Seluruh badan ku mengecil dan aku sadar aku kembali menjadi seorang bayi
"oek... oek... oek..."
Wanita itu mengarahkan mulutku pada satu-satu sumber makanan untuk bayi seumuran ku. Ku pandangi wajahnya, cantik sangat cantik itu kata yang cocok menggambarkan wanita itu. Tubuhnya hangat, ia menimang ku, memberikan tepukan halus di bagian bawah tubuh sambil berbicara pada ku.
"..........Hazel......"
Dari semua kata yang keluar dari mulutnya, aku tahu bahwa namaku bukan lagi Daisy melainkan Hazel. Entah mengapa namanya sangat tidak asing. Namun semakin lama mata ku semakin berat padahal belum lama ini aku terbangun. Karena sudah tidak tahan aku mulai memejamkan mata. Rasanya berat sekali hidup menjadi seorang bayi.
Bulan demi bulan berhasil ku lewati bersama tubuh bayi ini, aku hazel tinggal bersama ibu dan nenek Rania. Kami tinggal di sebuah rumah di tengah hutan, dibelakang rumah ada sebuah danau dan di depan rumah ada sebuah kolam ikan.
Setiap hari kegiatan ku hanya bangun, makan, mandi, berjemur, bermain yang lebih ke berusaha menyenangkan ibu dan nenek dan kembali tidur. Aku belum melihat ayah, sebenarnya aku sudah tidak heran lagi, apalagi melihat ibu kadang menangis memandangi ku sambil membicarakan ayah. Pasti ada masalah diantara mereka tapi aku tidak ingin tahu. Di kehidupan sebelumnya ibuku juga adalah seorang singgel parent.
Setelah melalui banyak hal, terlalu banyak tidur dan makan akhirnya kedua kaki ku bisa menapak. Walau saat berjalan sering kali aku akan jatuh yang menyebabkan air mataku turun. Padahal aku tidak ingin menangis tapi entah kenapa air mata ku keluar sendiri. Memang susah jadi bayi, labil.
Hari demi hari berjalan usia ku sudah mencapai umur yang kelima, semua tambak biasa saja aku punya nenek dan ibu yang sangat baik. Nama ibuku adalah Janetta Anemone mirip dengan nama ku Hazel Anemone. Jujur masih ada hal yang mengganjal di hati entah apa itu tapi rasanya sangat tidak enak. Akan tetapi semua kekhawatiran ku sirna dengan semua perlakuan ibu. Jujur aku rindu ibu di kehidupan yang dulu, apakah ia baik-baik saja, siapa yang menjaga toko saat aku tidak dan masih banyak lagi yang muncul di benak ku. Tapi semua itu sudah lewat aku harus hidup di tempat ini sekarang menjadi hazel, kehidupan disini tidak buruk walau tidak ada tv atau hiburan lain.
Hingga suatu hari, beberapa prajurit membawah ibu dengan paksa aku tidak tahu apa yang terjadi tetapi aku yakin sesuatu yang buruk sudah menunggu. Aku dan nenek mengikuti ibu bersama beberapa prajurit lainnya. Kami di bawah ke sebuah mansion yang ternyata tidak jauh dari rumah.
Setelah itu kami masuk kesebuah ruangan yang sudah di penuhi banyak orang dengan pakaian yang lebih baik dari yang kami punya. Ibu ada di depan di paksa duduk di lantai menghadap beberapa orang berpakaian seperti hakim.
"Saya Jonathan wakil resmi dari raja Ryan Oslovf Edovard akan membacakan hukuman kepada Janetta Anemone" katanya
Hukuman apa maksudnya, semua orang terlihat mencemoh ibu, nenek hanya bisa terdiam lemah sambil memegang erat tangan ku. Ku layangkan kembali mata ku ke depan dan beradu pandang dengan seorang pria, aku tidak tahu maksud dari tatapannya.
"Karena sudah menjebak Duke Leadre dan menodai namanya. Itu dianggap sebagai pelecehan terhadap nilai-nilai yang dipegang oleh kerajaan. Namun karena anak yang dikandung oleh Nyonya Janetta sehingga hukuman tidak dapat di turunkan dan karena umur anaknya telah mencapai lima tahun sehingga hukuman yang sempat tertunda akan kembali di layangkan. Kemudian anak nyonya Janetta akan menjadi tanggungan oleh keluarga Duke Leadre."
"Hukuman untuk nyonya Janetta telah di putuskan, ia akan di bawah ke alun-alun dan akan diberi hukuman penggal" putusnya.
Aku semakin takut, ibu memohon untuk meringankan hukumannya. Ia berjanji akan pergi dari tempat itu bersama dengan anaknya asal diberikan kesempatan. Namun sayang tidak ada balasan, ibu diseret pergi ke tempat yang disana sudah banyak orang, ia diteriaki bahkan dilempari telur busuk dan batu. Aku menangis aku tahu ini akan berakhir seperti apa, tapi ibu adalah orang yang baik kepadaku. Selama aku hidup dengannya ia tidak lagi mengusik keluarga Duke namun kenapa ia masih harus dihukum dengan sangat kejam.
Tiba saatnya ibu dihukum ia masih diberikan kesempatan untuk berbicara aku tidak mengerti apa yang ia katakan. Tangisan tak dapat ku bendung, aku berusaha berlari ke arah ibu walau sia-sia. Saat-saat terakhir ibu, ia memandang kepada ku dan mengucapkan kata yang tidak dapat ku dengar tapi aku tahu apa yang ia katakan.
'maaf...'
Tubuhku lemas, air mataku tidak bisa berhenti ditengah sorak-sorak masyarakat penuh kebahagiaan. Seolah mendukung tangisanku air hujan mulai turun semua orang mulai pergi satu persatu. Orang yang baru aku tahu adalah ayahku datang dan hanya diam memandangku yang belum bisa berhenti menangis.
"Bawah dia pulang" perintahnya pada nenek.
Kami tidak langsung pulang, aku dan nenek dibantu oleh beberapa orang yang tidak ku ketahui identitasnya-yang jelas meraka bukan prajurit dari kediaman duke membantu membawa mayat ibu. Mereka membersikan tubuh ibu, berusaha untuk menyatukan kepala dan tubuhnya dan membawa mayatnya pulang bersama kami. Aku meminta tolong agar membawanya kembali ke rumah kami. Mereka juga membantu mengali kubur sebelum ibu dimakamkan di belakang rumah dekat dengan danau dan sebuah pohon. Setelah itu mereka kembali yang bisa ku ucapkan hanya terima kasih. Salah satu dari mereka yang ku tebak adalah pemimpin mereka datang dan berbicara pada ku.
"Jika kau membutuhkan bantuan, kau bisa datang padaku nama ku Margaret Loinan, aku bekerja di divisi pertahan di bagian sihir di kerajaan" katanya lalu berlalu.
Malam sudah hampir berlalu, hari baru akan segera tiba saat kami selesai memakamkan ibu. Sejak saat itu aku tahu, aku bukan hanya lahir kembali namun masuk kedalam kehidupan yang awalnya ku pikir hanya sebuah cerita fiksi. Aku terlahir sebagai Hazel Anemone anak haram Duke Leadre yang hanya hidup diam bersembunyi dalam hutan lalu mati karena tuduhan yang tidak beralasan.
YOU ARE READING
Hazel's Journey
Historical FictionDaisy tidak pernah menyangka novel yang ia beli bukanlah cerita fiksi semata tetapi benar adanya. Ia bertransmigrasi ke dalam dunia dalam novel yang ia baca. Sayangnya ia berperan sebagai figuran yang memiliki cerita paling tragis. Hazel tokoh ya...