FA : 00.03

21.6K 65 2
                                    

***********

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***********

Setelah masa hukuman Nino berakhir, ia memutuskan untuk segera kembali masuk sekolah. Meskipun, kondisi tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Ia hanya merasa, berangkat ke sekolah akan membuatnya merasa lebih baik dari pada ia harus diam di dalam mansion.

Nino sendiri bersekolah di sebuah SMA elegan yang terletak di kota tempatnya tinggal. SMA itu hanya diperuntukkan oleh siswa-siswi kalangan atas karena biaya per-bulannya yang sangat mahal luar biasa.

Ketika jam istirahat, Nino tampak duduk sendirian di kantin sembari menyantap makanan yang sudah ia pesan terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian, ia melihat tiga orang siswi yang melenggang masuk ke dalam kantin dengan begitu angkuh. Mereka bertiga adalah Arletta, Felly dan Monita.

Nino hanya melirik ke arah mereka sekilas karena ia memang tidak tertarik dengan semua hal di sekitarnya. Terutama pada ketiga siswi yang dijuluki sebagai primadona SMA Atlantic tersebut.

Namun, tiba-tiba perhatiannya teralihkan seketika tatkala Arletta menyiram wajah salah satu siswi yang tengah menikmati makan siangnya dengan semangkuk sup yang sedang ia santap tadi.

Siswi itu sontak saja terkejut seraya membelalakkan matanya. Sedangkan Arletta langsung mencengkeram surai panjang siswi itu setelah ia menyiramnya.
"Lo pikir, lo siapa bisa duduk di sini? Dasar, anak miskin!" hardik Arletta dengan penuh amarah.

Siswi bertanda nama Cheza Guzelim Cley pada kemeja seragamnya itu hanya menatap Arletta dengan sorot mata tajamnya.

Semua siswa siswi yang berada di kantin tersebut hanya menatap mereka tanpa berani untuk berkomentar. Lebih tepatnya, mereka memang tidak peduli dengan setiap kejadian yang terjadi di hadapan mereka.

"Sikat aja, Ar! Lagian, songong banget, nih, anak beasiswa," ejek Felly sembari menunjuk singkat wajah Cheza.

Saat itu, Arletta tampak menyeringai seraya mencoba untuk kembali mengangkat tangannya, untuk menampar Cheza.

Namun, suatu hal di luar dugaan terjadi.

Secepat kilat Cheza meraih pergelangan tangan Arletta sebelum gadis angkuh itu sempat menamparnya, kemudian ia tampak mencengkeram rambut bagian belakang Arletta seraya menghantamkan keningnya pada meja makan yang berada di hadapan mereka dengan begitu keras.

BRAK !!!

Suara hantaman yang cukup keras itu, sontak saja menarik perhatian seluruh siswa yang ada di dalam kantin, termasuk Nino yang sedari tadi hanya menonton pertunjukan tersebut sembari mengunyah makanannya.

FEEROZ ATLASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang