17

548 44 2
                                    

Tok
Tok

"Masuk" Seorang resepsionis masuk kedalam ruangan dokter Dion.

"Dokter, ini berkas yang harus anda tanda tangani" Dion menerima berkas itu dan membacanya sebentar. Sangat sulit untuk dirinya yang harus menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter dan juga harus mengurus rumah sakit milik orang tuanya sekaligus.

Setelah selesai menandatangani Dion menyerahkan kembali berkas itu. "Oh iya dok sebelum saya kesini tadi, saya bertemu dengan suster Wita katanya untuk satu jam kedepan akan ada jadwal chek up pasien atas nama Rana" Ucapnya.

Dion membenarkan kacamatanya yang merosot. "Iyaa saya tau, terimakasih sudah diingatkan"

"Kalau begitu saya permisi dok" Dion mengangguk.

Setelah kepergian resepsionis tadi Dion kembali berfikir. "Sebenarnya siapa Jisung itu. Kenapa gue selalu berusaha buat lindungi dia?"

"Wajahnya juga nggak terlalu asing menurut gue. Tapi gue lupa mirip siapa" Monolognya sendiri.

"Ck. Nantilah gue pikirin"

°°°

Dirumah sebesar ini hanya Dion seorang diri yang menempatinya dan hanya beberapa ART dan juga satpam yang menemaninya sejak keluarganya hancur berantakan.

Mama yang sudah pergi meninggalkan Dion sejak umurnya menginjak 9 tahun, papa yang juga ikut pergi selamanya saat Dion melanjutkan pendidikan S2 di Jerman. Kakak laki-laki satu-satunya yang juga pergi meninggalkan rumah karena bertengkar dengan sang papa. Mereka lebih membesarkan ego masing-masing daripada mengalah satu sama lain.

Bahkan Dion tidak tau keberadaan sang kakak hingga saat ini. Terakhir Dion melihatnya ketika dia bertengkar dengan papanya. Dan saat itu dia sudah menikah dan istrinya juga sedang mengandung anak pertama.

Dion berjalan menuju ruangan, ruangan yang menyimpan foto keluarganya disana. Dion menatap bingkai foto besar yang didalamnya terlihat keluarga yang begitu harmonis dan lengkap.

Dion sengaja menyimpan semua foto keluarganya di sebuah ruangan agar ia tidak selalu merasa sedih dan kesepian saat ia melihat foto itu.

Mata Dion berkaca, detik berikutnya air mata jatuh membasahi wajahnya. "Mah, pah. Dion kangen sama kalian. Dion pengen kita kayak dulu lagi tapi itu semua nggak mungkin"

"Kak Devan? Dion selama ini nggak tau keberadaan dia"

"Kenapa orang yang Dion sayang perlahan ninggalin Dion? 5 tahun lalu istri Dion pergi ninggalin Dion. Dion seakan nggak diizinin buat bahagia" Keluhannya.

Dion mengambil bingkai foto kakaknya yang ada di atas meja. "Lo dimana kak? Lo nggak kangen sama gue? Kenapa lo ninggalin gue sih? Gue sendirian disini"

Dion menatap lekat foto kakaknya. Di mengambil HP yang ada di saku celananya, lalu membuka galeri dan mencari foto seseorang disana. Jisung, ya foto Jisung. Foto itu ia ambil ketika Jisung main kerumahnya bersama Chenle dan si kembar.

Ia menatap gantian foto kakaknya dan juga Jisung. 'Ternyata mereka memiliki kemiripan' Batin Dion.

"Apa mungkin? "

Dion menghapus air matanya. Dion akan mencari tau tentang siapa Jisung sebenarnya. Kalau benar kecurigaan Dion selama ini benar dia akan tau keberadaan kakaknya sekarang ini.

°°°

"Arshaa! "

"Paansi"

"Gue bingung deh"

"Bingung kenapa? " Tanyanya.

"Kalo lo arwah gentayangan, kenapa lo ga pernah minta bantuan kita ya? Kenapa lo ga pernah pulang ke tempat Lo berada? Lo ini siapa sih sebenernya? " Heran Jaemin. Pasalnya sejak mata batin mereka terbuka Arsha sudah ada di dekat mereka sampai sekarang.

AGATHA SIBLINGS [NCT Dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang