19

511 46 0
                                    

"Jadi Jisung itu keponakan lo? Anaknya bang Devan? " Dion mengangguk.

Setelah dari rumah. Dion mengantarkan  Jisung dan Chenle kerumah Bhiantara. Dan disana juga ada si kembar dan juga kedua orang tuanya.

Terlihat dari raut wajah Lisa yang sangat gelisah. Ternyata Dion menyadari hal tersebut.

"Lo nggak perlu khawatir lis. Hak asuh Jisung ga bakal gue ambil. Gue percaya kok sama kalian, kalo kalian tuh bisa ngurus Jisung. Karena Jisung juga masih butuh kasih sayang dari kalian sebagai orang tua angkatnya" Ujar Dion.

"Makasih ya bang. Jujur aja walaupun Jisung baru sebentar di tinggal di keluarga kami, tapi gue sayang banget sama dia. Sama kayak gue sayang Chenle. Biar Jisung cuma anak angkat, dia juga udah gue anggap kayak anak kandung sendiri sama kayak Chenle" Dion paham gimana rasanya jadi Lisa. Tidak gampang sebenarnya buat merelakan kalau kita udah sayang.

Dion melirik si kembar yang dari tadi hanya diam. "Buat kalian berempat! " Mereka berempat tersentak kaget.

"Iya om? "

"Om makasih ya" Mereka tersenyum.

"Om gak perlu bilang makasih ke kita. Seharusnya om bilang makasih sama Chenle. Kalo bukan karena dia kita juga gak bakal tau soalnya waktu itu situasinya lagi hujan deras. Dan Chenle belain nerobos hujan buat nolong Jisung" Balas Renjun.

Dion menatap Chenle. "Apa?! " Sewot Chenle saat ditatap Dion.

"Ebujug. Anak lo win? " Tanyanya ke Winwin.

Winwin hanya menggeleng. "Gue nemu bibitnya di empang babeh jupri terus gue gedein dengan kasih sayang walau terpaksa"

Lisa menyubit pinggang Winwin hingga membuatnya meringis. "Apa tadi hah? Bilang sekali lagi" Lisa menatap suaminya horor.

"Mampusss papa makanya jangan buat onar. Lele nih anak kesayangannya mama" Chenle mendengus kasar.

"Durjana kamu le, tolongin papalah"

"Idih malas" Semua yang ada disana menertawakan Winwin yang lagi eksekusi sama Lisa.

"Om Dion? "

"Kenapa? "

"Ada arwah sepasang suami-istri disini. Haechan sih gak yakin kalo mereka orang tua Jisung" Disaat semuanya sibuk menertawakan Winwin, Haechan terkejut saat ada sepasang sosok yang berdiri disampingnya. Mendengar itu ketiga saudaranya juga melihat kesamping Haechan.

"Bener kata haechan om" Lanjut Jaemin.

"Om boleh liat?" Pintanya.

"Jen"

"Okay" Jeno mendekat ke Dion. "Om tutup mata" Dion nurut. Jeno mengusapkan telapak tangannya ke seluruh wajah Dion lalu ia menjentikkan jarinya.

"Buka om" Dion membuka matanya, ia terkejut ternyata banyak makhluk halus yang membuatnya bergidik ngeri.

"Jangan kaget emang banyak. Itu disamping Haechan sosoknya"

Pandangan Dion langsung tertuju kepada kedua sosok itu yang ternyata kakaknya dan juga istrinya.

"Kak Devan, kak Naura! " Serunya sambil mendekat ke mereka. Dion mau memeluk kakaknya namun nihil malah tembus.

"Gak bisa Dion" Ucapnya.

"Ini beneran kakak? " Devan mengangguk. "Kakak kenapa gak pernah pulang kerumah? Kakak gak kangen sama Dion? " Tanyanya dengan air mata yang sudah menggenang.

"Maafin kakak Dion"

"Dan sekarang kakak malah pergi buat selamanya. Papah juga udah-"

"Kakak udah tau, kakak udah ketemu sama papa dan kita udah saling memaafkan" Potongnya.

AGATHA SIBLINGS [NCT Dream]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang