49. Emang boleh?

1.6K 172 45
                                        

Pintu kamar Nathan terbuka. Nathan yang sedang memejamkan mata menahan pusing dan mual itu tak memperdilukan siapa yang datang.

"Makan" Suara yang sontak membuat Nathan membuka matanya

"Riri itu lo?" Nathan tak percaya bahwa yang di depannya ini adalah perempuan yang beberapa hari ini ia tunggu kedatangannya

"Iya ini gue. Kenapa? Emang lo ngiranya siapa yang dateng? Lo gak suka kalau gue yang dateng?" Tanya sengit Airi

"Suka, gue suka" Jawab Nathan

"Makan" Tanpa basa-basi lagi Airi langsung menyuruh Nathan untuk makan

Bukan hanya menyuruh, Airi juga membawakan makanan yang sempat ia beli sebelum kekontrakan Nathan tadi.

"Pusing, mulut gue pait gak enak buat makan" Ucap Nathan

"Maksudnya lo gak mau makan nih?" Tanya Airi menyimpulkan kalau sebenarnya Nathan tak mau memakan makanan yang sudah ia bawa

Nathan mengangguk, "Gue udah myempetin kesini karena katanya lo gak mau makan kalau gak ada gue? Sekarang gue udah disini tapi lo tetep gak mau makan" Ucap Airi

Alasan Airi akhirnya memilih pergi kekontrakan Nathan karena selain risih akan chat teman-temannya yang memberitahu kalau Nathan hanya mau makan kalau ia datang, Airi juga masih punya rasa khawatir akan keadaan Nathan. Sungguh Airi tak bisa sepenuhnya cuek pada laki-laki itu.

"Gue pulang aja kalau gitu"

Airi baru saja membalikkan badannya akan keluar dari kamar Nathan, tetapi tiba-tiba tangannya ditahan oleh Nathan.

Dan memang karena Nathan sedang pusing, ia tak bisa menahan badannya dan sedikit oleng.

Menyadari itu, Airi langsung saja menahan badan Nathan agar tak jatuh ke lantai. Lalu Airi dengan segera merapat Nathan kembali keranjang.

Setelah Nathan kembali berbaring, Airi akan membalikkan badan lagi berniat pergi.

"Jangan, jangan pergi" Tahan lagi Nathan, tapi kali ini ia memegangi lengan Airi dengan posisi berbaringnya

"Males. Lo aja gak mau makan, buat apa gue tetep disini. Masih banyak urusan gue yang lebih penting dari pada ngurusin lo" Ucap Airi. Dikira urusan Airi hanya memastikan Nathan makan aja apa?

"Gue makan, tapi jangan pergi" Ucap Nathan pada akhirnya

"Nah... Gitu kek dari tadi kan gak perlu drama dulu" Ucap Airi

Dan dengan begitu Nathan pun bangkit dari berbaringnya. Ia duduk bersandar didasboard ranjang dengan kondisi tangan Airi yang masih ia genggam erat.

"Tangan gue bisa lepas dulu gak? capek liat lo makan pake tangan kiri gitu" Ucap Airi

Karena tangan kanannya digunakan untuk menggenggam tangan Airi, Nathan makan menggunakan tangan kiri dan posisinya itu sangat membuat Airi terganggu.

"Nanti lo pergi lagi kalau gue lepas" Ucap Nathan

Airi cengo mendengarnya, "Yatuhan gak bakal Nathan"

"Gak, pokonya gak bakal gue lepasin" Nathan kekeh

"Ck kalau gitu sini biar gue suapin aja" Airi berbaik hati menawarkan

Nathan ditawarkan seperti itu sangat senang, ia langsung saja setuju.

Tak terasa, bubur dimangkuk sudah lenyap semua. Ternyata ditangan Airi bukan cuma sekedar mau makan saja tapi Nathan makan banyak sampai tak tersisa sedikitpun bubur dimangkuk.

"Oke, minum obat dulu" Airi beralih pada obat yang sudah ada dinakas Nathan

Lagi-lagi tanpa melepaskan genggaman tangannya, Nathan meminum obat yang Airi suguhkan.

Renjana (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang