Bab 1

554 29 1
                                    

Happy reading..
.
.
.
.
****

Bugh ....

Brak...

Bugh..

"Dasar anak tidak tau diri, bisa nya bikin malu keluarga " bentak seorang pria dewasa kepada seorang remaja

"Shtt..u-udah k-kak cu-cukup" mohon remaja tersebut dengan terbata bata.

"Cukup Lo bilang, Lo udah bikin keluarga Lee malu dasar pembunuh harus nya yang mati itu Lo sialan" bentak kembali pria tersebut dan kembali menghajar remaja itu tanpa belas kasihan

Bugh...

Bugh...

Pukulan dan tendangan dia layangkan tanpa belas kasihan, di dalam ruangan yang sunyi itu hanya suara rintihan dari remaja yang sudah meringkuk.

"Sa-sakit k-kak i-iki ngga ngelakuin h-hal itu" ucap remaja itu dengan terbata bata

Srek..

Pria tersebut menarik kerah remaja itu dan memaksanya untuk bangun.

"Terus ini buktinya apa Lee Riki, udah berani bohong Lo sialan " bentak kembali pria tersebut

Sementara remaja yang di sebut Lee Riki itu, hanya memejam kan matanya tidak berani menatap mata kakak tertuanya.

"Si-sia si-sia ju-juga Iki ng-ngelasin uhuk... Kakak ng-nga per-percaya" jelas Riki dengan terbata

Brak..

Riki di hempaskan ke lantai dengan keras, Riki hanya bisa menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. Sementara pria itu menatap Riki marah dan benci.

Ceklek..

Suara pintu terbuka tiba tiba dan masuk lah seorang pria tampan dengan kulit yang sedikit pucat.

"Kak hee " panggil orang yang baru saja masuk

"Ada apa Lo kemari sunghoon?" Tanya pria yang di  panggil kak hee atau nama lengkapnya Lee heeseung kakak tertua keluar Lee.

"Udah cukup kak.. yang lain udah nunggu di meja makan" jawab pria yang bernama sunghoon itu lebih lengkapnya itu Lee sunghoon anak ke 4 keluarga Lee.

Heeseung yang mendengar penuturan dari adik ke tiganya pun mengangguk kan kepalanya, dan sebelum pergi heeseung menatap adik bungsunya dingin.

" Sekali lagi Lo lakuin hal itu, gue bakal buat Lo lebih dari ini" peringat heeseung

Setelah mengucapkan peringatan kepada Riki, heeseung membalikan badan nya dan melangkah kan kaki nya keluar dari gudang dan meninggalkan sunghoon dan Riki.

Di sisi lain sunghoon hanya menatap datar Riki, tidak ada niatan untuk menolong remaja malang itu.

"Dasar pembawa sial, bisanya malu keluarga" hina sunghoon

Setelah melontarkan kalimat hinaan itu, sunghoon ikut menyusul kakak tertua nya dan meninggalkan remaja ringkih itu sendiri.

Riki yang mendengar hinaan dari kakak ke empatnya hanya menutup mata, dan air mata pun mengalir deras di pipinya, jantung nya seperti di tusuk ribuan jarum saat kata itu terlontar dari mulut sang kakak.

A story of my life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang