1. Awalan

139 9 4
                                    


" Ayah, kapan buna akan bangun? " tanya remaja berusia sekitar 18 tahunan kepada sembari menatap sang ibu yang masih betah terlelap.

" Buna pasti bangun kok, abang yang sabar aja ya " balas lelaki yang dipanggil ayah. Lelaki itu adalah Jake, Shim Jake. Suami dari Park Sunghoon yang sekarang menjadi Shim Sunghoon dan ayah dari Shim Jaehoon dan Shim Sungyeon.

Jaehoon menundukkan kepalanya. Ia sangat rindu dengan senyum manis milik bunanya, ia rindu dengan masakan bunanya.

" Sudah 10 tahun yah, tapi kenapa buna gak bangun-bangun? Paman Soobin saja sudah sehat sekarang walaupun lumpuh dan hilang ingatan, padahal mereka kecelakaan diwaktu yang sama " ucap Jaehoon lesu.

10 tahun yang lalu adalah tahun yang sangat menyakitkan bagi Jake. Karena ditahun tersebut, dia hampir kehilangan dunianya. Tidak hanya Jake, keluarga besar Shim dan Park beserta para sahabat pun begitu. Menjadi single parent selama 10 tahun bukanlah waktu yang singkat dan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Apalagi waktu itu Jaehoon masih berusia 8 tahun dan Sungyeon 6 tahun, mereka masih butuh bimbingan dari sang ibu. Beruntungnya dia masih memiliki keluarga yang baik dan sahabat yang bisa diandalkan.

" Oh ya Jaehoon, adikmu dimana? Dia tidak ikut? " tanya Jake

" Sungyeon sedang di rumah paman Jungwoon dan paman Jay ayah, katanya dia ingin bersama Seongwoon " balas Jaehoon, Jake hanya ber'oh saja, kemudian menatap wajah sang istri yang masih saja tidur dengan beberapa alat-alat medis ditubuhnya.

Jaehoon yang mengerti akan situasi pun lantas izin keluar, memberikan ruang bagi sang ayah, karena ia tahu ayahnya pasti sangat merindukan bunanya. Kini hanya tersisa Jake dan Sunghoon saja di ruang inap Sunghoon.

Tangan Jake mengelus kepala sang istri dengan lembut dan hati-hati. Tatapan matanya terlihat sayu.

" Hoonie sayang, kau tidak ingin bangun hm? Disana sangat nyaman ya sampai-sampai kau tidak ingin terbangun. Apa kau tau, pelakunya sudah ditemukan dan sekarang sedang berada di kantor polisi. Ya walau butuh waktu sangat lama sekitar 9 tahun yang penting pelakunya sudah tertangkap dan akan aku pastikan pelakunya dihukum dengan setimpal. " ucap Jake panjang lebar, matanya sudah berkaca-kaca saat ini. Dengan sekuat tenaga Jake menahan agan air matanya tidak jatuh alias menangis. Tapi percuma saja, pada akhirnya Jake tak kuasa menahan tangisnya.




Di mansion milik Jay dan Jungwoon

Suasana dirumah pasusu itu agak ramai karena ulah anak mereka yang baru berusia 5 tahun dengan gadis 16 tahun. Park Seongwoon, anak tunggal Jay dan Jungwoon sedang asik bermain bersama Sungyeon.

" Jayie, aku sangat merindukan Kak Sunghoon, apa kita bisa menjenguknya? " tanya Jungwoon. Jay yang tadinya sedang fokus membaca koran pun mengalihkan pandangannya ke Jungwoon.

" Kau ingin menjenguk Sunghoon? " tanya Jay dan dibalas anggukan oleh Jungwoon.

" Ya sudah, aku akan menelfon Jake dulu " kemudian Jay mengambil ponselnya dan menekan nomor milik Jake.

" Halo Jake "

" Ah Jay, ada apa? "

" Eh, suara lo kok serak? Abis nangis? "

" E-enggak, gw gak nangis Jay, ada apa lo nelfon gw? "

" Itu si Jungwoon katanya pen jenguk Sunghoon, boleh ga? "

" Ya bolehlah, tapi kenapa kudu izin dulu ke gw? Kan bisa datang langsung aja "

" Takut ganggu waktu lo sama Sunghoon, btw si Sungyeon lagi ada dirumah gw, lagi main bareng Seongwoon "

" Lo kesini aja, bawa Sungyeon sama anak lo juga "

" Oke lah, pengen gw bawain sesuatu ga? "

" Terserah lo aja Jay, gw tutup dulu ya, gw mau mandi bentar "

" Yo, thanks ya Jake "

" Hmm "

Tutt...

Panggilan diputus sepihak oleh Jake. Jay mendengus kesal karena main tutup aja tidak seperti dulu. Memang semenjak Sunghoon mengalami kecelakaan bareng Soobin, kakak sepupu Sunghoon, Jake lebih banyak diem. Jarang tersenyum, kecuali kalo lagi kumpul keluarga, itupun senyum terpaksa bukan ikhlas.

" Gimana Jayie? Boleh? " tanya Jungwoon antusias, Jay mengangguk dan meminta Jungwoon untuk segera bersiap-siap. Tak lupa pula Jay menyuruh Sungyeon untuk ikut bersamanya.




TBC.

Segini dulu, jangan lupa vote sama komennya ya



I'm Sorry, Hoon [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang