TUJUH

285 31 8
                                    

Di medan perang, hidup dan mati seorang prajurit biasa tidaklah berharga, selama Jendral, Panglima, atau pemimpin pasukan masih hidup, nyawa-nyawa tidak berharga hanyalah nama yang akan masuk kedalam dokumen saja, untuk dikabarkan kepada keluarga mereka yang berada di kampung halaman, bukan untuk ditulis dalam sejarah istimewah yang akan diceritakan oleh orang-orang di sepanjang jalan dan waktu kehidupan.

Selama masa berkelananya, Fang Doubing, telah banyak melukai atau membunuh penjahat. Tetapi, ia tidak pernah membunuh banyak orang dalam satu waktu selama hidupnya, mungkin hari ini, hari pertama, dalam hidupnya ia telah membunuh lebih banyak orang. Pedangnya terus mengayun tanpa henti, kudanya tidak dapat dihalangi oleh siapapun karena siapapun yang menghalangi jalannya maka orang tersebut akan mati sia-sia dengan sekali ayunan pedang miliknya.

Pedang tersebut ia beri nama Erya, terlihat kokoh, dan elegan saat berada digenggamannya. Sedangkan kudanya adalah pemberian dari Kaisar ketika ia berusia Lima belas tahun, yang mana saat itu ia pulang ke Istana beberapa hari untuk mengambil Kuda pemberian Kaisar, ayahnya.

Mata tajam Fang Doubing tertuju pada satu orang yang memiliki jarak sangat jauh darinya, orang itu adalah Panglima dari suku Utara yang merupakan pemimpin prajurit suku tersebut sekaligus merupakan target Di Fisheng saat ini. Tugas Fang Doubing adalah membukakan Jalan agar Di Feisheng dengan mudah menuju targetnya, dan perperangan dapat berakhir dengan cepat, serta mengurangi jumlah korban selanjutnya.

Sama halnya dengan Fang Doubing Di Feisheng juga tidak terkalahkan. Pakaiannya berumuran darah, tetapi itu bukan miliknya. Wajahnya sangat kejam sejak memasuki masa perperangan hari ini, Jenderal Di yang sering juga disebut Jenderal Tanpa Hati, karena ia dapat membunuh siapapun tanpa berkedip, ia bahkan dapat membunuh anak buahnya sendiri ketika ia merasa dapat keuntungan yang lebih besar dari hal tersebut.

Walaupun Di Feisheng adalah pria yang selalu bersenang-senang dengan banyak wanita, ia tidak akan pernah tergoda dengan wanita ketika berada di barak militernya. Di Feisheng Selalu menikmati apapun dalam hidupnya, ia terlalu tidak peduli pada Dunia kecuali memenangkan perperangan, oleh sebab itu ia adalah seorang Jenderal muda tanpa kelemahan.

*_*


Li Lianhua terteguk, tangannya gemetar. Hampir saja, hampir saja ia kehilangan nyawa seorang prajurit dengan luka tusuk di perutnya. Hari ini, untuk pertama kalinya ia harus menyelamatakan banyak nyawa dalam satu waktu. Li Lianhua harus bergerak cepat, atau jika tidak ia tidak dapat mempertahankan nyawa orang lain.

Setiap satu prajurit yang dapat mereka -para tabib- selamatkan, maka akan ada dua atau tiga prajurit lain yang datang dengan luka. Beruntungnya, Li Lianhua memiliki Yun Fei yang dapat menyelesaikan pekerjaannya setelah ia memberikan pertolongan pertama yang berharga.

Haaa...

Li Lianhua menghela nafas, telah berakhir, semua kecemasan yang melanda telah berakhir. Dengar-dengar dari pembicaraan orang lain, katanya hari ini peperangan berakhir lebih cepat. Banyak prajurit yang membicarakan kehebatan kerjasama antara Fang Doubing dan juga Di Feisheng. Namun, mendengar nama Fang Doubing dan Di Feisheng, hati Li Lianhua kembali cemas, kemana kedua orang tersebut hingga belum kembali. Bahkan hanya ada sedikit prajurit yang sehat kembali. Sungguhkah hari ini berakhir dengan kemenangan diantara mereka?

"Yang Mulia..."

Yun Fei meletakkan jubah berbulu serigala di bahu Li Lianhua. Hari sudah petang, ia sudah memisahkan antara para prajurit yang terluka parah dan yang hanya luka ringan. Selain itu, ia juga membantu dalam proses memakaman para prajurit yang meninggal. Menurutnya itu sangat menyedihkan, mereka -para prajurit mati- dikubur dalam satu kuburan besar, hanya tanda pengenal nama yang menjadi pengenal mereka. Jika suatu saat nanti ia meninggal, akankah dalam keadaan sama seperti mereka?, akankah ia akan memiliki makamnya sendiri?.

"Tuan Muda,"ralat Li Linhua membenahi panggilan Yun Fei barusan.

Yun Fei tersenyum canggung, ia belum terbiasa dengan panggilan tersebut, bagaimana bisa ia dengan lancang memanggil Pangeran kedua dengan sebutan tuan muda.

Tidak ada pembicaraan diantara mereka. Li Lianhua hanya memandang langit yang menggelap, tetapi ia memikirkan kejadian hari ini. Apakah selalu semengerikan ini berada dimiliter, di barak saja sudah sangat menegangkan, bagaimana jika di berada di medan perang, pasti sangan mengerikan dan melelahkan. Pantas saja ayahnya mengirim ia ke Kerajaan Jing untuk dijadikan alat perdamaian.

"LI LIANHUA!!!"

Mata Li Lianhua membulat, ia tersenyum lebar melihat Fang Doubing berlari kearahnya dengan lambaian tangan tinggi dan tidak lupa dengan senyum cerianya yang tanpa beban.

Li Lianhua berdiri, ia berlari kecil menghampiri adik kecilnya. 

"Xiabao, kemana saja kau? kenapa baru kembali?"tanya Li Lianhua cemas, apalagi ia melihat banyak noda darah di pakaian Fang Doubing.

"Hehehe,"Fang Doubing tertawa canggung, "aku baru saja kembali dari kota barat untuk menjemputmu dan yang lainnya,"jawabnya.

Mata Li Lianhua mengerjap, "apakah kita akan berpindah tempat?"

Fang Doubing mengangguk mantap, "A'fei telah memenangkan Kota Barat, jadi kita harus menduduki Kota tersebut agar tidak diambil ahli oleh musuh."

"Lalu bagaimana dengan yang lain?"
"Tentu saja mereka akan tetap berada disini, setelah pulih sebagian dari mereka akan menjaga disini, sebagaian lagi jika dibutuhkan akan menyusul kita."

Li Lianhua hanya ber'oh'ria mendengar penjelasan Fang Doubing. Li Lianhua pikir ia akan pergi bersama dengan rombongan, tetapi Fang Doubing mengatakan jika mereka berdua akan pergi duluan, dan yang lain menyusul. Fang Doubing memberikan alasan bahwa beberapa warga sipil yang sempat menjadi tawanan mengalami luka dan ada beberapa yang keracunan, oleh sebab itu mereka harus membawa Li Lianhua dengan cepat karena ia memiliki kemampuan di dua bidang tersebut.

Namun, Li Lianhua tidak dapat berkata-kata ketika Fang Doubing memintanya untuk satu kuda, mereka bahkan beristirahat dan menyalakan api unggun ditengah perjalanan, bukankah mereka harus sampai secepat mungkin?. Tetapi, tidak dapat Li Lianhua pungkiri, ia juga merasa sangat lelah dan mengantuk, terlebih lagi ia tadi menggunakan setengah tenaga dalamnya agar dapat membantu penutupan luka pada prajurit yang terluka parah.

Di bawah langit gelap berbintang, Li Lianhua yang tidur dengan alas jubah yang Yun Fei berikan padanya tadi. Tanpa sadar ia menggigil kedinginan. Melihat hal tersebut, Fang Doubing mengambil alas kain tidur miliknya untuk digunakan Li Lianhua. Ia meletakkan kepada Li Lianhua di pahanya, dan menyelimuti Li Lianhua dengan jubah tersebut, agar lebih hangat Fang Doubing mengalirkan tenaga dalamnya ke Li Lianhua.

Ia mengelus lembut rambut Li Lianhua yang halus dan lembut, membuat sang empunya semakin nyenyak tidur. Ditatapnya dengan sendu, "apakah orang-orang di istana memperlakukanmu dengan baik?,"

*_*


Kei's Note:

mau bikin Fanghua moments, tapi kenapa gini amat yaaaaa!!!!!

Sejujurnya aku bingung gimana menciptakan moment yang pas buat tumbalnya nanti. Terus, kalo cerita ini panjang, takutnya kalian bosen, kalo pendek malah ga nyambung.


Sekian, slow update

[BL] WILL YOU TAKE ME HOME / BLUE(DI-HUA-FANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang