Desiran suara angin menyentuh dedaunan menyapa telinga. Terlalu menenangkan sampai lupa bahwa disini tempat nya terlalu ramai. Laki-laki itu duduk seorang diri, bertemani secangkir teh yang baru saja ia cicipi. Dirinya menutup mata, menikmati bagaimana udara menyapanya, indra nya berfungsi tajam, layaknya Dewa yang tidak pernah terpejam.
"Istana Qingling dulu benar-benar menjadi abu?"
percakapan itu menyapa telinga nya, di tengah keramaian yang tidak disangka-sangka, dirinya mendengar tanpa malu.
"Bukan hanya jadi abu. Air disana saja berwarna merah pekat. Anginnya menjadi bau anyir.. Terlalu banyak mayat berjatuhan.." ujar salah satu dari mereka, yang di ceritakan oleh leluhurnya kisah masa lalu yang banyak menyiksa orang-orang.
"Ayah ku waktu itu menjadi salah satu penyintas. Dia bilang, jika tidak karna Jimat Seribu Satu Malam itu dan Batu Pusaka Biru yang ditempa oleh Perwira Hae menjadi jimat jahat dan merusak dunia. Istana Qingling tidak akan bisa menjadi abu." imbuh nya lagi. Benar, Jimat Seribu Satu Malam yang katanya dapat merancang muslihat jahat dengan membangkitkan roh-roh pendendam dan menjadikan roh-roh tersebut hidup. Menyerang siapapun tanpa ampun.
"Ttapi- Perwira Hae adalah penyihir paling hebat !! Dia bahkan bisa menempa jimat yang bisa mengalahkan Klan Wang secara besar-besaran!!"
Benar lagi, dia penyihir. Yang menjadi salah satu alasan Pertempuran Pusat Matahari menjadi menang. Berkat ialah Wang Ji sang pemimpin saat itu bisa dikalahkan. Jimat dan Batu yang ia tempa dapat menghancurkan kepemimpinan Klan Wang yang kejam itu. Yang mana tidak ada satupun Dewa saat itu yang bisa membantu, sebab apabila menjadi Dewa maka Dewa akan sukarela naik ke nirwana, untuk menjalankan seluruh semesta dan meninggalkan seluruh masa lalu nya. Sedangkan pada masa itu, tidak ada satupun Dewa yang dapat membantu, hanya para pendekar, penyihir dan semua orang yang menganggap dirinya mampu yang dapat bergabung dalam pertempuran itu.
Dan, Perwira Hae menjadi alasan pertempuran itu dapat di selesaikan.
"YA KARNA BANTUAN IBLIS DAN SETAN !!"
Teriak remaja itu emosi, datang nya pun entah dari mana. Namun kini lengan nya berada pada sudut kerah yang entah siapa gerangannya. Secara terang-terangan membicarakan penyihir mematikan yang tidak tau ampun dan belas kasih.
"Park Jisung !!"
Ada tangan lain yang menghentikan, dia menatap dari sudut matanya. Pakaian biru putih khas milik klannya.
"Berhenti Park Jisung !!" pinta nya lagi. Berharap keturunan Park ini dapat menuruti nya. Tapi apakah semudah itu Park keras kepala ini dapat mendengarkannya?
"Kau ingin aku berhenti Na?!"
"YA JISUNG !! Jangan konyol?!" pinta yang lainnya.
"AKU KONYOL KAU BILANG?!"
Mata nya memancarkan kilatan marah, tangannya semakin mengepal.
"Jisung ku mohon.."
Tangannya reflek melepas, meski masih banyak tersirat emosi di matanya.
Huk..Huk.. Huk..
"Tuan maaf.."
Yang dipinta maaf reflek meludah kesal, memancing emosi Jisung kembali sehingga tangannya tidak sengaja mengelurkan sihir kecil dan membuat laki-laki itu terbentur jauh ke tembok kedai.
"YAK PARK JISUNG !?"
Teriak nya kencang, dia sangat marah kali ini. Mengapa Park ini sangat keras kepala?!"Apa?! Mau apa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadowmere - Tragedi Masa Lampau
FanfictionBagaimana seseorang tau mengenai apa itu benar dan apa itu salah? Bagaimana semua tatanan di dunia tercipta jika jiwa-jiwa saja tak pernah merasa puas? Sebagai makhluk yang meyakini keadilan dan kebenaran selalu ada pada jalannya. Haechan hanya menc...