Suasana pagi itu begitu berisik, tidak ada hari tenang disini seharipun. Setiap pagi ada saja yang selalu diributkan, entah apa saja dan entah siapa saja.
"YAAKK HAECHAANNN !!"
teriak salah satu remaja tanggung itu, berbadan tinggi dan menggunakan pakaian berwarna keungunan dengan aksen khas lotus di dadanya tanda bahwa dirinya ialah Tuan Muda berkuasa disini.
Yang dipanggil hanya mengacuhkan dirinya, memilih memakan biji lotus diatas perahu kecil tanpa peduli bagaimana ricuhnya disebrang sana.
"HAECHAN !!!"
Lelaki itu menoleh, menatap remeh dengan senyuman aneh khas seorang Haechan.
"Ck, ayolahh Kim Jungwoo yang terhormat aku sedang sarapan. Tidak lihat?" jawab Haechan dengan menunjukkan biji lotus ditangannya.
"TIDAK !!" teriak Jungwoo kesal
"Ck. bodoh" gumam remeh Haechan dan tertawa kecil. Jungwoo menatap itu semua semakin kesal.
"KEMBALI ATAU AKU BALIKKAN PERAHU JELEKMU ITU?!" teriak Jungwoo kesal, sungguh. Haechan itu mengapa sangat senang sekali membuatnya kesal?!
"YAKK KIM JUNGWOO!!!" teriak Haechan kesal namun belum sempat kalimat Haechan keluar lagi dari bibirnya, perahu nya sudah ditarik secara tiba-tiba. Dengan sangat cepat ke pinggir Dermaga tempat Kim Jungwoo berdiri
"YAAAKKK HENTIKANN" teriak Haechan tidak terima
"BUKAN AKUU !!!" sanggah Jungwoo tidak terima. Dia lebih memilih untuk membalikkan perahu jelek itu daripada menarik ke pinggir Dermaga, jadi sudah dipastikan bukan dia yang membuat perahu Haechan itu berlayar cepat ke sini.
"Kalian itu pagi-pagi berisik sekali" tegur salah satu laki-laki yang menggunakan mahkota tanda kebesaran klan disini.
Jungwoo menatap kesal, sang paling tua yang paling disayang ini banyak sekali tingkahnya.
"KAK DOYY LIAAT PERAHU KU INGIN DIBALIK JUNGWOO JELEK INI" teriak Haechan sesaat turun dari perahunya. Jungwoo menatapnya kesal, menarik belakang leher milik lawan bicaranya ini dengan kesal dan memukul kecil dahi si Haechan.
"YAAKK KIM JUNGWOO !!!" teriak Haechan kesal. Jungwoo tertawa puas dan Doyoung memilih untuk tertawa daripada melerai keributan saudara tidak sedarah ini.
"Mau disudahi atau kalian berdua ku suruh mengambil seluruh biji teratai?"
belum sempat mereka menjawab, keduanya sudah berdiri tegak dengan senyuman khasnya. Doyoung tertawa geli melihat keduanya. Kim Jungwoo dan Haechan ini bak saudara kembar saja, kalau salah satu tidak ada akan sepi rasanya.
"Haechan"
"SIAP KOMANDAN !!" teriak Haechan semangat. Doyoung hanya tertawa geli, menarik lengan sang lebih muda dari gerakan hormatnya. Yang kemudian tangan kecilnya teruluru untuk mengusak rambutnya perlahan tanda gemas.
"Ck. Bocah" keluh Jungwoo kesal. Ayolah, semua orang disini tau, bahwa Haechan dan dia itu seumuran, mengapa tingkah manusia ini seperti berumur 5 tahun? Sangat tidak dewasa
"Umurku sudah 18 tahun tau" protes Haechan tidak terima.
Jungwoo memincingkan matanya kesal, lagi-lagi ada saja jawabannya. Serta yang membuatnya semakin kesal mengapa Kakak kandungnya ini malah asik menertawakannya? Bukan membantunya untuk bisa menjawab semua jawaban jelek milik Haechan?!
"Perwira Hae apanya ck." gumam Jungwoo tidak terima
"YAKK AKU MEMANG PERWIRA TAU !!" teriak Haechan protes. Dia sudah diberkahi anugerah oleh Paman Kim untuk melindungi Dermaga Lotus, bahkan sudah diberikan sumpah seorang pendekar. Maka dari itu, Haechan tidak terima jika Jungwoo berteriak mengejek gelar kehormatannya.
"Kalau kau Perwira maka AKU PANGERAN KIM HAHAHAHA" tawa Jungwoo pecah, Doyong pun ikut tertawa melihat pertengkaran keduanya. Yang satu tidak mau kalah, satunya tidak pernah terima jika kalah. Sangat tipikal Jungwoo dan Haechan.
Sedangkan Haechan kini mengerucutkan bibirnya kesal, baru saja Kakak tersayang nya ini membela nya, mengusak rambutnya di depan Jungwoo tengil ini, kini malah ikut Jungwoo meledek dirinya. Sungguh mengesalkan.
"Baiklah Pangeran Kim dan Perwira Hae, kalian berdua akan belajar di Lembah Sukma selama 1000 hari kedepan. Tolong kerja sama nya" ucap Doyoung dengan rendah hati dan membuat gerakan seperti memberi hormat kepada keduanya.
Sedangkan Jungwoo kini tertawa keras mendengar ucapan sang kakak. Bagaimana tidak tertawa, dia melihat wajah Haechan yang ternganga tidak percaya dengan ucapan kakak nya barusan. Ini seharusnya diabadikan oleh pelukis dan lukisan ini harus disebar keseluruh kota.
"1000 HARI?!" teriak Haechan tidak terima
Doyoung hanya menganggukan kepalanya gembira, mengusak surai hitam yang panjang milik kesayangannya ini perlahan.
"Lembah Sukma itu tempat baik Haechan, tidak ingin kesana untuk belajar?" tanya Doyoung lembut, Haechan menunduk lemah.
"Bagaimana jika Kakak rindu aku?" tanya Haechan pelan
Lagi-lagi, suara tertawa Jungwoo mengudara. Dia bahkan rela mengusak kepala Haechan kesal dan sedikit menjambak rambut-rambutnya yang berantakan dengan mengoceh tidak jelas
"Kau siapa Haechan?! HAHAHAHA Kau siapa?!!" tawa Jungwoo lagi, sedangkan Doyoung hanya menggeleng heran melihat tingkah adiknya ini.
"Nanti aku akan mampir kesana" ucap Doyoung perlahan mengusak rambut Haechan yang kusut akibat tingkah kecil adiknya. Jungwoo terkaget mendengarnya, sampai sebelum dia protes Haechan sudah memilih membekap mereka bertiga dengan pelukan yang sangat Jungwoo benci.
Iya, Jungwoo sangat benci tingkat Haechan yang sangat menyukai sentuhan. Seperti saat ini, tidak tau malu nya memeluk kedua orang laki-laki dewasa di tengah kota dan tidak tau malunya juga menciumi pipi keduanya.
"YAKK HENTIKAN HAECHAN !! LIUR MU TERKENA WAJAH GANTENGKU" teriak Jungwoo tidak terima. Namun Haechan malah makin senang menciumi Jungwoo sampai kesal.
Suasana pagi selalu seperti ini, Dermaga Lotus dengan banyaknya teratai yang menghiasi sekeliling kota, serta suara dan teriakan dua penerus muda Klan dan Marga Kim yaitu Kim Doyoung dan Kim Jungwoo serta murid tertua dan kebanggaan Tuan Kim yaitu Perwira Haechan akan selalu menghiasi dan membuat Dermaga Lotus berwarna dan berseri layaknya hidup abadi.
. to be continued .
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadowmere - Tragedi Masa Lampau
FanficBagaimana seseorang tau mengenai apa itu benar dan apa itu salah? Bagaimana semua tatanan di dunia tercipta jika jiwa-jiwa saja tak pernah merasa puas? Sebagai makhluk yang meyakini keadilan dan kebenaran selalu ada pada jalannya. Haechan hanya menc...