🦋 LEMBAYUNG SENJA 🦋

78 16 13
                                    

Story challenge part 01

Author:

1. V_Jey as Anak Unyuk Fiksi Vjey28
2. Ai as Manusia Fiksi Aila_Ai17
3. Rey_Asha as Ilmuwan Fiksi ReyhanAsha
4. Nazwa as Anak Etuc Fiksi Zaza_Sabila
5. David as Profesor Fiksi DavidChristiantoDC

\\ 🦋 //

Siapa yang tidak suka senja? Semua orang pasti menyukai semburat keemasan itu. Walaupun sebentar, nyatanya senja bisa membuat sebuah kenangan yang mendalam.

"Mau ice cream?" tanya seseorang sambil menepuk pundak si gadis yang tengah sibuk dengan pikirannya.

"Hmm?Mau, tapi tunggu, kamu siapa?" tanya Si gadis. Dia melihat orang asing yang tidak pernah dia temui sebelumnya.

"Kalau kubilang pengembara, apakah kau percaya?" Pria itu menyeringai tipis, menyodorkan sebungkus ice cream berwarna ungu dalam genggaman.

"Menikmati senja?" tanyanya kembali.

Gadis itu menerima ice cream berwarna ungu yang disodorkan pria asing itu.

"Iya, seperti yang terlihat. Menikmati senja," jawab gadis si gadis sambil membuka bungkusan ice cream yang telah dia terima.

"Dan apa? Pengembara?" tanyanya kembali sambil tertawa.

"Iya, aku adalah pengembara. Apa kau masih tak percaya?" tanya pria itu.

"Pengembara? Kamu berkeliling dunia? Untuk apa?" cecar gadis itu kebingungan, di tengah menikmati ice cream rasa grape chocolate.

"Iya aku berkeliling dunia, aku berkeliling untuk menikmati senja dari segala penjuru. Oh ya, siapa namamu? Kita belum berkenalan, aku Langit," ujar Langit sambil menyodorkan tangan, mengajak berkenalan.

"Senja." Gadis itu menjawab uluran tangan sang pria. "Namaku Senja."

Langit terkekeh rendah. Ia duduk di samping Senja, membiarkan jarak tercipta di antara mereka. "Kebetulan yang menyenangkan. Langit dan Senja, menikmati langit senja."

Langit menelisik dalam ke mata Senja yang nampak sangat cantik, tertegun melihat keindahan ciptaan Tuhan yang terasa begitu sempurna.

Senja ikut terkekeh mendengarnya. Dunia memang penuh dengan kebetulan atau memang takdir Tuhan?

"Kamu sudah berkeliling dunia untuk menikmati senja. Dari sekian senja yang kamu lihat, dimana yang paling indah?" tanya Senja.

"Yang sekarang ini." Langit tersenyum kecil, memandang cakrawala yang keemasan. Lembayung yang terlihat sangat menawan.

"Hah? Maksudmu a-aku?" tanya Senja.

"Aku rasa kamu sudah tau, Senja," ujar Langit sambil tersenyum sumringah.

Senja mendongak tidak percaya, laki-laki yang baru saja dia kenal ini waras atau tidak? Kenapa tiba-tiba menggombal dengan nyelenehnya.

"Tapi Langit, aku tidak suka dengan pertemuan kita."

"Bagian mana yang tidak kamu suka Senja?" tanya Langit bingung. "Karena terlalu mendadak? Ini pertemuan kita yang pertama, Senja. Kenapa kamu bilang tidak suka?

Senja  mengangguk. Tapi baginya ini bukan pertemuan yang mendadak, ini adalah takdir Tuhan. Namun, dia punya kegelisahan tersendiri di dalam hati.

"Bukan itu. Tapi semua senja bermakna perpisahan. Di bawah goresan langit yang indah ini, sebentar lagi kita pasti akan berpisah. Seperti senja yang pergi dan digantikan malam."

Langit tersenyum mendengar penuturan Senja. Ternyata itu alasannya.

"Aku tidak mau berpisah dengan senja tercantik yang sudah aku cari dengan mengembara dunia. Tidak akan!"

Tak peduli apa yang Langit katakan, Senja pun beranjak dari duduknya, hendak meninggalkan Langit sendirian. Langit masih tak percaya apa yang ia lihat. Ice cream yang ia genggam jatuh ke tanah.

"Tunggu, Senja!" panggil Langit yang membuat gadis berambut panjang itu berhenti dan berbalik.

"Aku sudah menikah, Langit."

Deg!

Satu kalimat yang diutarakan senja sukses membuat langit membatu, kali pertama dia menemukan senja terindah di dunia, tapi didetik itu juga dia harus kehilangan perasaannya.

Senja berbalik, dia berjalan pergi. Kali ini, Langit tidak memanggilnya.

Langit melihat kepergian Senja sambil menahan air matanya,  hingga lolos sudah bulir itu mengalir pertanda salam perpisahan. Pada waktu yang bersamaan, langit jingga berubah menjadi langit hitam. Senja yang menurut Langit adalah yang paling indah, ternyata senja yang paling menyakitkan.

Seperti senja pula, pertemuan  antara dua insan sesingkat itu. "Selamat tinggal, Senja."

🦋End🦋

LEMBAYUNG SENJA
Rumah Ramah Penulis, 05 Mei 2024.
Terima kasih untuk senja yang begitu indah, semoga kamu baik-baik saja di sana.

❤️Thanks for reading!

MINI SERIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang