🦋 WARNA KEKECEWAAN 🦋

10 1 0
                                    

STORY Challenge 07

AUTHOR;

1. V_Jey as Anak Unyuk Fiksi
2. Nazwa as Anak Etuc Fiksi
3. Denaya as Beruang Fiksi
4. Emaa as Jenong Fiksi
5. Ruri as Ponakan Fiksi
6. Karu as Lentera Fiksi

\\ 🦋 //


Siapa yang menyangka bahwa menaruh percaya pada orang yang kita sayang adalah masalah terbesar? Siapa yang tahu kalau orang yang kita anggap sebagai segalanya adalah pemberi luka yang sedemikian hebatnya?

Aku adalah salah-satu orang yang mungkin akan menyerah untuk hidup, bahkan tersenyum, ketika mengingat tidak ada lagi hati yang tulus di dunia ini.

Berbicara tentang kata tulus, sebenarnya apa itu tulus? Percaya yang aku berikan berakhir sia-sia. Keluarga, pertemanan, kekasih, semua mengecewakan. Semua turut andil menorehkan luka. Bahkan Tuhan, aku kecewa padamu Tuhan. Kenapa Kau beri takdir seperti ini padaku?

Rasa hampa selalu menyelimuti setiap langkahku, seolah dunia ini tidak lagi memiliki makna. Aku pernah percaya bahwa cinta dan kasih sayang adalah pondasi dari kebahagiaan, namun sekarang semua itu terasa seperti ilusi yang kejam. Setiap orang yang kupercayai—keluarga yang seharusnya mendukung justru tidak bisa mengerti aku. Teman yang seharusnya setia sekarang seperti musuh dalam selimut, meninggalkanku di saat susah. Kekasih yang seharusnya melindungi, dia pergi karena menganggapku egois—semuanya melukai hatiku dengan cara yang paling tidak terduga. Seolah dunia ini sedang mempermainkan hidupku, dan aku tidak punya kekuatan lagi untuk melawannya.

Di tengah malam yang sunyi, aku berbisik pada diriku sendiri, “Apa lagi yang tersisa?” Bahkan Tuhan yang dulunya menjadi tempatku bersandar kini terasa begitu jauh. Aku bertanya-tanya, apakah ini semua bagian dari rencana-Nya, ataukah aku hanya terjebak dalam nasib yang kejam tanpa ada jalan keluar? Pertanyaan itu selalu menggelayuti pikiranku, namun jawaban yang kutemukan selalu sama—kehampaan.

Dia, satu-satunya yang kuharapkan, setelah mereka, kini pergi juga, tanpa pamit.

"Maaf, aku tidak bisa bersamamu. Kamu terlalu egois untuk hubungan kita, aku pergi."

"Sendiri lagi? Seperti inikah, takdirku?"

Takdir ini seperti permainan, permainan di mana aku selalu merasa bimbang dengan kondisi yang tak menentu. Selayaknya wahana roller coaster, naik turun tanpa batas tiada akhir.

Aku selalu bertanya-tanya dalam isi pikiranku, 'Ya Tuhan mengapa ini begitu sulit? Apa aku tak pantas bahagia? Bagaimana caranya supaya aku tak menemukan lagi rasa kecewa?' semua itu selalu berputar-putar di kepalaku dan aku tahu, aku sudah terlalu jauh dari-Nya.

Sang Maha Pencipta yang selalu ada di masa suka dan duka apalagi kecewa. Tapi, nyatanya hidupku masih terus berjalan.

🦋

"Namaku Anna, aku pindah sekolah karena ayahku juga berpindah tugas dari pekerjaannya." Aku memperkenalkan diri di depan kelas seraya melihat anak-anak lain yang menatapku dengan cara yang bermacam-macam, seperti penasaran, masa bodoh, dan menyelidik.

Ahh, baiklah. Sepertinya, di sekolah lama ataupun baru aku sama-sama tidak diterima. Tuhan, hebat sekali takdirmu.

Guru mempersilahkan aku duduk setelah perkenalan singkat itu. Dan ... kesialan apa lagi ini? Aku diduk di samping seorang murid laki-laki yang dari raut wajahnya saja sangat tidak aku sukai.

Mata dan lesung pipi itu, milik seseorang yang aku benci.

"Hai Anna."

Sapaannya membuatku hanya bisa mengangguk kecil saja seraya duduk.

MINI SERIES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang