00; Prolog

183 19 1
                                    

Budayakan vote sebelum membaca! ★

▄︻デ══━一

"Kak Al?," panggil seorang remaja laki-laki berumur kurang lebih 17 tahun itu pada sang kakak yang berbeda 1 tahun darinya.

"Hm? Kenapa, Gar?" Sang empu yang tadi nya sedang mengerjakan tugas-tugas dari sekolah yang sangat banyak itu menoleh pada adik keduanya.

"Um... itu kak, anu...," Pemuda itu, Gempa Sagara Putra atau kita sebut saja Gempa tiba-tiba merasa khawatir jika ia memberitahu kakaknya tentang 'hal itu'.

Al, atau Alaska Halilintar Denandra, menatap bingung adik kembar kedua nya. "Gara? Kamu kenapa diam saja? Apa ada hal yang mengganggumu? Cerita saja pada kakak, oke?" Halilintar mengulurkan tangan kanan nya untuk mengusak surai Gempa yang tinggi badannnya jauh lebih pendek dari Halilintar.

"Um... oke..."

Gempa menghela nafas, "Aku mau ngasih tau kakak...," ucap Gempa dengan nada gelisah.

"Kalo-"

"Oh, apa soal Leon yang di bully? Hm?" potong Halilintar yang ternyata tepat sasaran.

"Eh?!"

"Kakak tahu?! Bagaimana-"

"Sttt." Halilintar meletakkan jari telunjuk nya di bibir Gempa, menyuruhnya untuk diam.

"You don't need to know, Sagara." ujarnya dengan wajah datar andalan nya.

Glek!

Gempa terlalu takut untuk berbicara lebih lanjut, jadi dia hanya bisa mengangguk saja.

"Good boy~" Halilintar menjauhkan telunjuknya dari mulut Gempa lalu tersenyum tipis, "Sudahlah, lupakan percakapan tadi," ucap Halilintar sambil mengambil ponsel dengan corak khas petir merah di belakangnya.

"..."

Keheningan melanda mereka, tidak ada yang mau membuka percakapan lagi, Gempa yang sibuk di pikiran nya sambil menatap gerak-gerik sang kakak sulung dan Halilintar yang sibuk dengan ponsel.

"Aku ada urusan setelah ini, apa kau bisa menjaga rumah sampai aku kembali?," tanya Halilintar tiba-tiba yang membuat Gempa tersentak.

"Oh, urusan apa, kak?" bukannya menjawab, Gempa malah melemparkan pertanyaan lagi pada si sulung.

"Bukan urusanmu, Gem. Jawab pertanyaanku, apa kau bisa?" jawab Halilintar ketus.

"B-bisa, kak," Gempa tiba-tiba menjadi takut karena Halilintar memanggilnya 'Gem'.

Perlu kalian tahu, jika Halilintar memanggil saudara nya dengan nama panggilan dari orang lain, itu artinya dia sedang tidak mau dibantah.

Halilintar tidak berkata apapun, dia pergi menuju kamar nya untuk mengambil jaket dan dompet.

Beberapa menit kemudian Halilintar turun dengan jaket hitam bercorak merah darah dan celana jeans hitam. Tak lupa juga topi hitam berlogo petir merah yang tertengger di kepalanya.

"Aku pergi, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, hati-hati, kak!"

Kriett

Brakk

Setelah menutup pintu, Halilintar dengan panik memakai helm dan menaiki motor sport hitam milik nya lalu melaju di jalanan dengan sangat cepat.

"Bertahanlah, Taufan!" batin Halilintar khawatir dengan keadaan adik nya.

Sebenarnya dia sudah khawatir saat membaca pesan dari nomber tak dikenal tadi, tapi dia menyembunyikan itu dengan wajah datar nya.

Unknown

|Temui saya di gudang dekat pantai jika kau ingin adikmu selamat.

|[Photo]

|[Photo]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

19.36 PM

Bajingan.|
19.37 PM

Disisi lain 𓏲

"Hiks... biarkan aku pergi! Hiks... ini sakit... Al... Gara... siapapun... Hiks." lirih remaja bernama Taufan Leonard Bimantara atau Taufan.

"Pftt- lihatlah kelinci kecil ini, sakit? Hahaha!"

"Kau... kejam." ketus Taufan sambil menatap tajam remaja laki-laki di depannya.

Keadaan Taufan sekarang sungguh mengenaskan. Pipi kiri yang terdapat satu sayatan yang cukup besar, tangan yang diborgol di kursi yang dia duduki, luka lebam di sekujur tubuh nya, tak lupa darah yang keluar dari pelipisnya.

"Kau... sangat kejam..." lirih Taufan sebelum ia kehilangan kesadarannya.

"Cih. Lemah. Apakah kau benar adik Halilintar?" ketus remaja itu sambil melenggang pergi meninggalkan remaja beriris sapphire yang tak sadarkan diri karena ulahnya.

~ 𝐓𝐡𝐫𝐞𝐞 𝐋𝐞𝐚𝐯𝐞𝐬 𝐑𝐞𝐦𝐚𝐢𝐧 🍃~

Chapter 00; Prolog ✔

To be continue..

Jangan lupa tekan vote! Terima kasih sudah membaca! ♥︎

06 May 2024

Three Leaves Remain 🍃 (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang