B&W 1

5K 295 10
                                    

Hallo, kita bertemu lagi di JL Story yang baru.

Sekedar informasi saja, cerita ini akan relatif santai dengan tingkah-tingkah yang di tunjukkan oleh Jennie, jadi kalau ada yang ingin membaca cerita yang menantang atau menarik, skip cerita ini.😝

Dan juga, aku tidak janji untuk Update setiap hari yaa, tergantung mood saja.😌

Btw, selamat menikmati bagi yang mau menikmati. Salam Gummy Smile😁
_______________________________________

15 Tahun Lalu…

“Lili, ayoo ijin ke Eomma untuk pergi. Nini mau bermain di pantai.” 

Seorang gadis kecil berusia 5 tahun sedang merajuk pada sahabat pria-nya. 

Mereka adalah Lalisa Manoban dan Jennie Kim. 

Mungkin mereka sudah bersahabat sejak lahir, karena kedua orang tua mereka juga sudah bersahabat sejak masa sekolah. Dan kebetulan, rumah keluarga Kim dan keluarga Manoban berada di sebuah tanah yang sangat luas di tengah-tengah kota Seoul. 

Dua keluarga ini cukup terkenal di South Korea, karena kedua orangtua mereka adalah pengacara yang sangat terkenal, dan tidak pernah kalah di persidangan. Menurut status kedua orangtua-nya saat ini, mereka hanya melayani kasus besar dari orang-orang kelas atas. Seperti pemerintahan dan pengusaha kaya.

“Hm, tapi kita akan ditemani oleh Paman Minhyuk.” Jawab pria kecil yang bernama Lisa itu.

Paman Minhyuk yang Lisa maksud adalah pengawal pribadi keduanya.

Jennie mengangguk semangat, “Iya Lili. Ayoo cepat sebelum Eomma pergi lagi.”

_____

Saat ini, di sebuah pantai yang cukup terkenal di Jeju, ada beberapa pemuda yang sedang bermain bola. Mereka adalah para pria yang berkharisma, tampan, menawan, dan pantat mereka berteriak Kaya Raya—Lisa, Seulgi, Wendy, JB, Chanyeol, dan Mark Tuan.

Mereka tidak sendiri, mereka juga membawa serta 3 orang gadis, yaitu Jennie, Joy, dan Irene. 

Mereka semua dari Universitas yang sama, tingkat yang sama, dan sedang berlibur bersama.

Karena para pria memutuskan untuk bermain bola, ketiga gadis tersebut memilih untuk berjemur santai.

Hanya ada mereka di pantai tersebut karena Lisa yang menyewa seluruh tempat selama 1 minggu penuh. Mau bagaimana lagi, dia berasal dari keluarga yang sangat kaya.

“Yak, Kang Seulgi—apakah kakimu miring? Tidak bisakah kau menendang dengan benar?” Teriak Wendy dengan kesal membuat yang lain tertawa.

“Tidak perlu terlalu kesal, apakah kau buta? Lihatlah matanya begitu sipit. Matanya hanya akan terbuka dengan benar jika Irene mengangkang.” Balas JB dengan ejekannya.

Lagi-lagi mereka semua tertawa heboh, sementara Seulgi yang diejek hanya bisa mendengus kesal.

“Ck, Lisa—aku tidak mau bermain lagi. Memiliki Beruang itu di tim kita hanya akan berakhir memalukan.” Dan setelah itu Wendy pergi ke arah tenda yang mereka miliki disana.

Alhasil permainan itu harus berhenti karena jumlahnya sudah tidak seimbang. Seulgi benar-benar tidak peduli dengan temannya itu, kenapa serius skali? Ini hanya permainan untuk bersenang-senang, bukan sedang persiapan untuk bertanding melawan Indonesia. Begitu pikir Seulgi.

Yang lain mengejar Wendy, sementara Lisa dan Seulgi pergi ke tempat dimana para gadis berjemur.

“Nini, berhenti berjemur, kepalamu akan sakit.” Tegur Lisa ketika sudah berdiri di samping sahabatnya yang sedang berbaring.

BLACK & WHITE. (JENLISA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang