Bab 2 : Hutang

67 22 1
                                    

Yeonjun memarkirkan motornya ke dalam halaman rumah miliknya, dia segera mematikan mesinnya dan melepas helm yang dipakainya.

Setelah turun, dia melihat ada sepasang sepatu yang sepertinya adalah milik pamannya. Jadi dia dengan cepat masuk ke dalamnya dan menemukan pamannya yang sedang terluka diobati oleh Hueningkai.

"Apa yang terjadi?!" Tanya Yeonjun dengan penuh ketakutan, dia memeriksa adiknya dengan penuh hati-hati.

"Aku baik-baik saja hyung." Yeonjun menarik napas lega, dia benar-benar tidak bisa melihat adiknya terluka.

"Mereka datang kesini lagi dan hampir menyerang adikmu... Untungnya aku datang tepat waktu. " Pamannya berucap kepadanya dengan penuh kesakitan.

"Apa-apaan! Aku sudah bilang pada mereka untuk sabar menunggu!"

Yeonjun mengelus kepala Hueningkai. Berharap dia bisa segera meredakan emosinya.

"Mereka meminta kita melunasinya esok hari, aku sudah berusaha melakukan segala yang aku bisa tapi aku tidak berdaya."

Yeonjun mengangguk kepada pamannya dan dengan cepat segera beranjak pergi.

"Hyung ingin kemana lagi?"

"Aku harus keluar sebentar." Ucapnya dengan tersenyum pada Hueningkai.

Dengan segera Yeonjun pergi dari rumah dengan motornya, dia menaikan kecepatannya dan berusaha untuk tetap tenang.

Jauh di lubuk hatinya, Yeonjun sudah lelah dengan semua omong kosong ini. Dia benar-benar ingin kehidupan yang kokoh layaknya tanah yang ia pijak. Sayangnya tanah yang ia pijak pun tidak bisa memberikan rasa aman sama sekali.

*****

Yeonjun menyulut rokoknya dengan tenang, asapnya segera keluar dari celah mulutnya. Dia menunggu seseorang dengan tenang.

Sudah hampir setengah jam dia menunggu orang itu dan nyatanya dia belum melihatnya sama sekali. Keberuntungan membawanya kali ini dengan cepat begitu tiga orang yang dia cari berjalan menuju ke arahnya.

"Wah lihat siapa yang datang!"

"Aku sudah bilang untuk tidak datang ke rumahku kan? Aku akan membayarnya tapi nanti... Jangan menakuti adikku seperti itu!" Yeonjun berkata kepada para pria itu dengan santai dan tanpa takut.

Rokok masih ada ditangannya dan dia belum membuangnya sama sekali. Mata pria yang paling tinggi itu cemberut kepadanya.

"Aku harus bagaimana? Paman sialanmu itu sudah berjanji akan membayar sewa tempatmu minggu lalu tapi dia tidak datang." Pria itu mendekati Yeonjun dengan seringainya.

"Aku mendengar Beomgyu mengajakmu untuk bekerja dengannya. Mengapa kau tidak mengambilnya dan segera membayar hutangmu itu."

Yeonjun menjauhi pria itu dengan cara mundur, tapi matanya tidak lepas sama sekali dari pria itu.

"Itu bukan urusanmu, beri aku waktu satu minggu... Aku janji akan segera membayarnya langsung padamu!" Kata Yeonjun sambil mencoba untuk pergi dari tempat itu.

"Tiga hari." Pria itu menghentikannya dan dengan itu mengeluarkan suara ancaman, "jika tidak akan ku pastikan kau tidak melihat adikmu lagi."

Yeonjun hanya mengangguk singkat dan pergi, dia benar-benar tidak tahu darimana dirinya akan mendapatkan uang sebanyak itu.

"Sial!" Umpatnya dengan menendang sebuah tong sampah yang ada di dekatnya.

Captivated On You (Soojun) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang