1

125 13 3
                                    

Book datang lebih pagi hari ini. Karena dirinya selalu terlambat oleh latihan-latihan nya yang begitu padat akhir-akhir ini. Apalagi tim nya sudah memasuki babak semifinal.

"Pagi Book"

"Ah, ya. Pagi"

Book membuka pintu kelasnya. Matanya tertuju pada satu laki-laki yang duduk paling depan. Dia adalah Khaotung, sahabat paling berisik nya. Tapi dia selalu menyenangkan bagi Book.

Kemudian dia duduk dibangku nya yang dekat dengan Khao. "Tumben datang pagi?"

"Pertanyaan itu lebih cocok untuk mu, kapten?" Khao membalas nya malas. Pria ini berhasil membuatnya dongkol di pagi-pagi seperti ini.

Book hanya memutar matanya malas. "Btw, selamat untuk semifinal nya! Hebat juga lu" Khao menepuk bahu sohib nya ini.

"Lu nonton pertandingan nya?"

"Tentu dong. Gue lihat pertandingan nya dari awal sampe akhir. Gue lihat, lu kesulitan ya, sama si tinggi itu"

"Ya, geram banget gue sama tuh orang! Untung gue berhasil buat dia bungkam" Kalimat terakhir Book sulit dicerna oleh Khao.

"Bungkam..?"

"Dia kaget pas gue cetak poin terakhir. Salah sendiri, mentang-mentang tingginya mau 2 meter" Dia menyeringai bangga setelah mengatakan itu.

"Nih anak emang suka cari masalah" batin Khaotung.

Ingatkan Khaotung untuk berkaca, padahal dirinya lebih sering membuat masalah.

Menolak lupa, khao pernah menendang bola sepak terlalu kuat hingga mengenai kepala wasit dan juga mengenai penjaga tua sampai pingsan. Berakhir dengan bola itu terjun ke jendela kepala sekolah sampai pecah. Alhasil, dia mendapat surat teguran dari kepala sekolah.

"Iri ya? Makannya harus cari-eh, gue lupa kalo lu udah punya gebetan"

Book memutar matanya. "Apa yang harus perlu ku irikan dari mu Khaotung Thanawat"

"Anj! Di filter kek tuh mulut!"

"Lagian juga, gue gak ada niat-"

"Eh, Force. Tumben kemari?" Book dan Khao langsung melirik ke arah seseorang yang masuk kelas mereka.

Itu Force dengan beberapa kertas di tangannya. "Ada apa?"

"Oh, ini. Untuk dispen sore nanti"

"Apa dibawa sekarang?"

"Sekalian saja, mumpung dapat izin. Yasudah, aku pamit"

"Terimakasih ketua, kau repot-repot melakukan hal ini"

"Tidak apa-apa. Santai saja"

"Semangat ketua!"

"Dah Force! Semangat!"

"Terimakasih banyak" Ucapnya sedikit tersipu, lalu keluar dari kelas tersebut. Ketua OSIS itu memang sangat populer. Dia tampan, baik, ramah dan sangat disiplin, tentu dirinya sangat populer di kalangan para gadis maupun pria.

"aa~ Ketua OSIS itu sangat tampan, ramah lagi. Siapa juga yang tidak akan menyukai nya?" Puji Khao. Dia kemudian melirik sahabat nya yang kini sedang membeku di tempat. Pipinya begitu merah bak kepiting rebus.

"Bernafas kawan! Jangan lupa bernafas!" Khao mengibaskan tangannya didepan wajah Book. Jantung Book berdetak sangat kencang dibanding biasanya.

~~~

"Buset! Baru kali ini nemu guru modelan singa mengamuk!" Ujar Khaotung. Hari ini cukup menyebalkan baginya, dia diruang BK karena keciduk membolos pelajaran.

Ketos? [ForceBook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang