5

124 5 3
                                    

"Khaotung tanding hari ini?" Neo berujar setelah ia sampai di lapangan indoor. Mencoba memantulkan bola voli ke atas dengan kedua tangan menyatu. Ia ingin mencoba hal baru selain basket.

"Ya" Jawab Book singkat. Sibuk memantulkan voli ke lantai layaknya bermain bola basket.

"Lu bisa main voli?" Tanya Neo. Melihat Book yang hanya sibuk dengan bola nya.

"Gak terlalu" Book melambung kan ke atas lalu mengayunkan lengan kanannya, yang seketul membuat bola voli itu terbang ke arah lapangan sebrang.

"Lu bisa kek gitu Book?!" Ujar Neo takjub, memandang bola voli yang kini malah memantul masuk ke area lab kimia.

"Tapi gue gak suka" Mata Book memicing tak suka saat memandangi lengannya yang memerah, panas dan sakit.

"Baiknya kita ajak yang lain untuk latihan"

"Eh! Tung-"

Book terkejut saat Neo beberapa teman sekelas nya yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Mengajak latihan bersama.

Untuk Book, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegahnya.

"Sama Book?"

"Yang bener aja"

"Lu yakin Neo?"

"Gak papa, dia gak seserem yang kalian kira kok" Neo berujar untuk membuat mereka mengerti. Kalau temannya ini tidak secuek dan se sombong yang mereka kira selama ini.

"Yang lain aja Neo, gue masih takut"

Book mulai menetralkan nafas nya. Kemudian perlahan bibirnya terangkat untuk membentuk senyum. Seperti terpaksa. "Ayo.. Kita latihan bersama.. " Ujar Book yang sedikit lirih pada bagian akhir, antara ragu atau malu. Maybe

Wajah Book sedikit menghangat menyadari nya, dan tak sadar bahwa sikapnya yang malu-malu itu, membuat teman-temannya terbelalak kaget.

Tak menyangka pria yang dikenal dengan pandangan intimidasi nya, bisa malu-malu begitu. Layaknya pria pada umumnya.

"Tentu Book!"

"Kami akan berlatih bersamamu"

"Tenang Book, ayo kita berlatih"

"Mau latihan tanding?"

"Ini beneran Book?!"

Semua ajakan ini malah membuat Book menyesali perbuatan nya. Wajahnya makin memerah karena malu.

"Book, wajah lu merah. Lu sakit?" Tanya Neo

"Narakkk!!" Teriak beberapa teman-teman nya disana.

..

Akhirnya mereka mencoba berlatih tanding setelah membagi menjadi dua kelompok. Meski jumlah nya tak lengkap seperti yang seharusnya, mereka tidak mempermasalahkan nya. Karena niatnya hanya ingin belajar saja.

Book mencoba servis bawah sebagai permulaan di tepi garis yang sontak di terima sempurna oleh lawannya. Mengoper bola kepada rekannya.

Bola itu diterima, namun posisi nya tidak tepat dan terpaksa terlempar jauh ke lorong. Dimana hampir mengenai murid yang berjalan disana, tapi beruntung saja, ia sigap dan langsung menangkap nya sebelum mengenai jendela ruang aula.

Membuat mereka semua menghela nafas lega, terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan.

"Terimakasih banyak Force!" Salah satu siswa berujar setelah menghela nafas lega. Tak lama diikuti suara lainnya yang kurang lebih sama. Mengucapkan terimakasih.

Berbeda dengan Book yang hanya diam di tempat nya.

Siswa yang menjabat sebagai ketua OSIS itu hanya tersenyum menimpali. Melemparkan bola ke lapangan dan telah berhasil di tangkap oleh Book karena memang Book lah yang posisinya paling dekat dengan nya.

Ketos? [ForceBook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang