Ch 1 [IND]

937 20 4
                                    

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

***

Sepi, jalanan selalu sepi di antara waktu seperti ini; dini hari, mentari akan terbit dalam dua jam, memberikan tanda bahwa segala aktivitas akan dimulai. Orang-orang bekerja, para pelajar pergi sekolah, atau sekedar menjalani hari seperti biasa. Udara dingin, tapi nanti akan menghangat, setelah sinar dari timur mulai tampak semua skema warna berubah dari gelap ke terang, terang ke benderang, lalu meredup, dan kembali menggelap. Tiap saat, tiap hari, tanpa berhenti, sampai kiamat. Sampai kiamat dia akan seperti ini. Tubuh yang menolak mati, pikiran yang melanjutkan kehidupan, dan beban yang tertanggung di pundak hingga dunia mencapai akhirnya.

"Itu lah kehidupan."

Kata siapa?

Memangnya kehidupan yang menyuruhnya melakukan itu semua? Tragedi tahun-tahun silam adalah rencana dari kehidupan? Tidak, tidak tidak, itu hanya lah secuil penderitaan dari apa yang telah dia perbuat. Dia sendiri meminta ini, jika menyalahkan kehidupan, tidak adil namanya. Tidak akan adil.

Mungkin yang dia butuhkan adalah sebuah terapi pikiran; ah, tidak ada uang untuk hal tak berguna.

Dia berhenti di tengah-tengah jalan setapak taman, kedua kaki berdiri tegak namun kepala menunduk, jari mengusap dagu pelan dan kini tumit sepatu kanan bergerak ke atas lalu bawah menghantam permukaan tanah berulang-ulang. Memikirkan biaya terapi tadi menyadarkan dirinya bahwa dia tidak memiliki pekerjaan—tadinya ada, tapi sekarang tidak ada. Kesalahan teknis! Dia menyumpah serapah pemilik toko berkata wajahnya terlalu suram untuk bekerja dan membuat para pelanggan kabur. Itu alasan terburuk untuk memecat seseorang.

Semoga toko itu bangkrut.

Harus segera mencari pekerjaan pengganti secepatnya, dia tidak mau untuk terus-menerus menjadi pengangguran, jadi miskin! Kematian bukan berarti tidak ada lagi tanggungan biaya yang harus dibayar, dia tidak ingin rumahnya mati listrik hingga tiga bulan lagi. Meski, dia rela untuk tinggal di kegelapan dari pada harus meminta bantuan lagi kepada paman Henry, dia harus mandiri.

Baiklah, beruntung dia telah menyimpan beberapa catatan dari tempat yang kekurangan karyawan, dia akan mencari pekerjaan pengganti nanti. Atau besok, hari ini leha-leha saja.

Kakinya kembali bergerak membawa dirinya pergi dari tempat dia berdiri saat ini, menuju ke tempat tinggalnya dengan cepat. Dengan cepat? Tidak, dia tidak berniat berjalan secepat ini, dia tidak berniat untuk tiba-tiba berlari pergi, badannya bergerak tanpa menuruti kemauannya, membuatnya kalang kabut—dia masih ingin menikmati udara di jam seperti ini. Sial, membuatnya makin kesal saja menyadari bahwa dia telah sampai di depan pintu sekarang. Tangannya meraih gagang pintu, memutarnya lalu mendorong ke dalam.

Baru saja bunyi pintu ditutup terdengar, sesuatu meliuk-liuk di dalam badan, memberikan rasa mual luar biasa merasakan setiap pergerakan seperti usus mencoba keluar, merangkak dari tiap inci di balik kulit dan memenuhi tenggorokan, menyumbat leher ke dada. Lututnya melemas, dia terjatuh berlutut dan memuntahkan semua bagian-bagian tak lengkap, kabel-kabel serta besi, oli bertumpah. Benda-benda itu bergerak, dan dia kembali merasa mual memenuhi diri yang kembali terasa ringan, tiada yang mengisi di dalam, tiada pula hal yang seharusnya berada di sana.

"Michael, Afton."

Suara berat itu, suara robotik yang dia benci, suara yang membuat telinganya selalu memanas akan kemarahan.

"Michael fucking Afton, semuanya! Lagi-lagi gagal!"

Dia bangkit dari berlututnya dan mengerahkan banyak tenaga dalam maju satu langkah ke arah sang animatronik dengan gigi bergemelatuk kencang satu sama lain, tangan menarik kabel-kabel yang melilit di sekitar badan besi itu dan wajah mendongak, topeng badut berhidung bulat merah memakai topi pesta tersebut meneleng, kentara mengejek dari mata biru robotiknya. "Tetap tutup mulutmu, Ennard," dia mendesis, menahan kemarahan.

The Bond [REMAKE]Where stories live. Discover now