Ch 3 [IND]

997 13 1
                                    

[Graphic description TW!]

"Bold."/"Bold italic." : animatronik yang berbicara/di dalam pikiran

"Normal."/"Normal italic." : manusia yang berbicara/di dalam pikiran

***

"Paman, jangan tertawa!"

"Aku tidak tertawa." Meski Henry Emily berkata seperti itu, Michael tahu dia mencoba menahan niatannya untuk tidak kembali tergelak di tengah-tengah kegiatannya memperbaiki telepon rumah. "Aku takkan menertawakan bagaimana pemilik grosiran itu mengungkit apa yang terjadi di tahun 1983, Michael, lebih ke bagaimana seseorang mempermasalahkan penutup mata yang kau pakai." Kekeh tawa sahabat ayahnya kembali terdengar, Michael telah menduganya dan menggertakkan gigi jengkel sembari menyipitkan mata kepada lelaki berambut cokelat terang tersebut. Tak lama kemudian, Henry meredakan tawanya. "Tapi, omong-omong, bagaimana kau merusak teleponmu?"

Pertanyaan tersebut membuat Michael menghela kesal, dia menyenderkan punggung ke sandaran kursi kayu, memperhatikan Henry yang kembali memperbaiki alat komunikasi rumahnya. Sebenarnya tidak rusak terlalu parah, tapi saat itu Ennard tetap saja menjatuhkannya dari ketinggian karena ketidaksengajaan. "Aku berantem, dikit, sama Ennard," dia menjawab, kedua bahunya digendikkan ke atas sebelum mereka merosot lagi.

Dia melihat Henry meletakkan obeng setelah dia memberikan jawaban, Henry memandangnya khawatir, seperti apa yang telah dia ekspetasikan lagi. "Apa yang terjadi?"

"Yah, tidak ada."

"Michael ...."

Sial, dia tidak bisa berkata tidak atau mengelak kepada pria itu. Henry telah merawatnya sejak kehidupan mereka tiba-tiba jungkir balik ke penderitaan, meski dia tidak terlalu bisa menganggapnya sebagai peran pengganti dari ayahnya. Itu terlalu kejam, dianggap sebagai pengganti. Henry adalah sosok yang bisa dia anggap paman. "Aku," Michael melipat kedua tangan di depan seiring bibirnya mengerucut dan dahi mengerut, "membuatnya marah lalu kita berantem dan dia menjatuhkan telepon."

"Lalu kau baru datang kepadaku seminggu setelah itu terjadi?"

"Aku pikir kau sibuk!" Dengan cepat Michael menegakkan badan dan mengelak, menolak untuk disalahkan (meski Henry sebenarnya tidak menyalahkannya tapi dia memang memulai pertengkaran itu). Michael merengut pelan, perlahan-lahan dia kembali menyenderkan punggung ke kursi. "Bukan salahku dia sangat mengesalkan dan tidak mau meninggalkanku sendirian."

Helaan napas terdengar dari Henry, agaknya Michael merasa bersalah telah membuat lelaki itu kepikiran; dia yakin selama seminggu tersebut Henry pasti mencoba menghubunginya dan tidak bisa meraih panggilan sedikit pun. Ennard pun sekarang kehilangan mata kanannya, hanya sinar LED putih menghiasi rongga mata besi itu dan dia sama sekali tak menyesal melakukannya, walau begitu dia pulang Ennard segera mencercanya habis-habisan hingga berjam-jam. Ennard juga ternyata menemukan topeng badutnya yang dia sembunyikan di belakang mesin cuci. Setidaknya mereka impas sekarang masalah mata, karena dia nyaris kehilangan penglihatan di salah satu matanya akibat perbuatan Ennard di ruangan itu.

Dia meraih cangkir berisi teh, Henry membuatkannya minuman menenangkan itu ketika dia datang, jadi cairan tersebut terasa dingin di lidah sekarang. Dengan pikiran penuh Michael menikmati teh, memikirkan semua hal di satu waktu secara bersamaan—dia benar-benar butuh sesuatu untuk mendistraksinya dari pada terus-menerus bertingkah depresi seperti ini. Kerlingan Henry kepadanya tidak luput dia perhatikan, dia menaruh cangkir yang nyaris kosong ke atas meja dan mencondongkan badan ke depan sedikit.

"Apa?" dia bertanya, Henry mengerjap kaget; sepertinya tidak terlalu mengira dia mendadak melemparkan sebuah pertanyaan. Lelaki itu nampak kikuk, senyumannya miring, pertanda bahwa dia ragu untuk mengutarakan benak. "Tanyakan saja, Paman, ada apa?"

The Bond [REMAKE]Where stories live. Discover now