4.|Bersyukur

29 4 1
                                    

........

Gabriella baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung menuju ke ranjang nya berbaring, dia sedang melihat layar ponsel nya, mungkin ada teman yang mengirim pesan

Dan benar saja, tiba tiba ada pesan masuk saat Gabriella menyalakan jaringan datanya

Tingg

Alisya
Ella, Minggu kita jalan brng mau ga? Bertiga sama Yuanita

Anda
Gue mau aja, emang Lo udah bilang sama Yuanita klo kita mau jalan?

Alisya
Nanti gue bilang

Anda
Okey kalo gitu

Setelahnya Gabriella langsung mematikan ponselnya. Gabriella menghembuskan nafasnya kasar

"gue mau ngapain lagi ya?" ucap Gabriella kesepian. "andai ada ayah sama ibu pasti gue ga kesepian, apa lagi di tambah kalo ada Alisya, Yuanita, sama Ariel pasti rame banget" Gabriella hanya tersenyum tipis membayangkan semua yg di katakan Gabriella barusan

"kenapa tuhan ambil ayah sama ibu secepat itu" ucap Gabriella. "kenapa gue ga ikut sekalian sama kedua orang tua gue" sambung Gabriella.

"ayah, ibu gimana cara Gabriella bayar uang sekolah" setelah mengucapkan kalimat tersebut Gabriella langsung menitikkan airmata nya. "ibu...emang Tante Mira mau bantu Ella?" Mira, dia adalah Tante dari Gabriella, Mira adalah saudara kandung, bisa di bilang dia adalah adik dari Nara(ibu Gabriella)

"setelah ibu meninggal Tante sama sekali ga mau nemenin Ella,dia cuma kasih uang buat beli makanan, tpi sekarang? Tante Mira kaya ga suka sama Ella" ujar Gabriella sedih. "gimana cara Ella dapet kerja? Sedangkan Ella masih sekolah bahkan SMA bukan SMK" sambung Gabriella

•••

Yuanita yang sedang menuju supermarket jadi melihat ke arah bangku yang letaknya agak jauh dari sana, dia menyipitkan matanya sambil menebak apakah itu Gabriella atau bukan?

"itu Gabriella atau bukan ya?, kalo iya kok dia sendiri?" ujar Yuanita penasaran. Tak lama kemudian Yuanita pun menghampiri orang yg sedang duduk di sana, dan benar saja saat langkah semakin dekat Yuanita melihat Gabriella yang sedang duduk termenung bak tak ada arah tujuan hidup

Yuanita lantas jadi memegang pundak Gabriella agak dia tersadar, tetapi saat Yuanita memegang pundak Gabriella dia kaget karena Gabriella terlonjak kaget juga. Untung saja Gabriella menghadap ke belakang siapa gerangan yang memegang pundaknya

"elo ternyata, gue pikir hantu" ujar Gabriella. Setelah mengatakan kalimat tersebut Yuanita menoyor kepala Gabriella "mana ada hantu di siang bolong gini" ujar Yuanita heran. "tapi ini kn mau sore" ujar Gabriella. "udah tau mau sore, ngapain Lo di sini, klo di culik gimana coba?!" ucap Yuanita yang agak meninggi kan suaranya karena dia merasa kawatir dengan keadaan Gabriella

"ga udah kawatir banget, lagian gue malah pengin di culik, kalo bisa penculik nya bunuh gue sekalian" Gabriella menyengir kuda. "pala Lo peyang, orang mah mau idup, Lo malah mau mati, tolol banget Lo jadi orang" ujar Yuanita agak kesal.

"idih, segala tolol in gue lagi, lagianLo ngapa keluar?" ujar Gabriella. "gue habis ke supermarket beli cemilan" ujar Yuanita menjawabnya.

"oh ya, Lo duduk sini dulu bentar" ujar Gabriella. "ngapain?" ucap Yuanita bingung. "udah ih duduk aja Napa, ribet bener idup Lo, pake nanya segala" ucap Gabriella kesal

ALONE [Ella]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang