Part 12

1.2K 137 8
                                    

Saat ini Kynea tengah duduk bersandar di atas kasur dengan ka Saviera yang ada di hadapannya.

Kesekian kalinyaa Kynea ada diposisi seperti ini, berhadapan dengan dokter psikolog yang menangani kesehatan mentalnya, memorinya terulang kembali di saat saat jiwanya sedang terganggu.

Ka Saviera menatap wajah Kynea dengan intens, dia sedang mendeteksi apa yang sedang Kynea rasakan melalui sorot matanya.

Saat ditatap oleh ka Saviera, Kynea mengalihkan pandangannya seolah olah tak mau di tatap seperti itu, Kynea menundukkan kepalanya.

"Kynea bisa melihat ke arah saya sebentar?" Tanya ka Saviera dengan nada lemah lembut.

Kynea menggelengkan kepalanya, entah mengapa ada perasaan takut pada dirinya saat ini.

"Kamu kenapa cantik? Kita sharing lagi yuk, udah lama lho saya ga dengerin kamu cerita" ucap ka Saviera sambil memegang pundak Kynea.

"Emm i i iyaa dok, tapi saya takut" balas Kynea masih dengan posisi kepalanya yang tertunduk.

"Apa yang buat kamu takut Kynea?" Tanya ka Saviera kembali

"Aku terbayang kondisi yang aku alami 2 tahun lalu, aku takut berada di kondisi itu lagi, takut hilang kembali ke warasanku dok"

"Tolong tatap mata saya sebentar, saya pelu bicara agar bisa menghilangkan ketakutan ketakutan yang sedang kamu hadapi"

Kemudian Kynea mulai merasa rileks, kini kepalanya sudah tegak berhadapan lurus dengan ka Saviera, mata mereka bertemu dan saling tatap.

"Do you feel better right now Kynea?" Tanya ka Saviera.

"Yes i do dok" jawab Kynea.

"Bisa mulai menceritakan apa yang sedang kamu rasakan saat ini kepada saya?" Tanya ka Saviera kembali.

"Iyaaa dok, aku akan mulai bercerita"

"Silahkan Kynea"

Kynea menarik nafasnya dalam dalam, lalu menghembuskanya melalui hidung, karena dia butuh keadaan yang rileks saat bercerita, dia mulai memfokuskan pandangannya ke arah ka Saviera dan mulai bercerita.

"Akhir-akhir ini aku sering bgt ngerasa sendiri, ngerasa kesepian, karena papa jarang ada di rumah, papa lebih mentingin kerjaan dibanding aku, padahal di dunia ini aku cuma punya papa, tapi papa selalu ninggalin aku, bikin aku sedih dan keinget terus sama mama dan bang Harsha"

"Hiks hiks hiks" tak terasa Kynea pun mulai meneteskan air matanya

"Kynea lupa ya apa waktu itu sering saya obrolin sama kamu? Papa itu punya tanggung jawab yang harus di selesaikan, saya tau beliau sangat amat mencintai kamu, beliau ga mungkin dengan sengaja membuat kamu merasa kesepian, jadi Kynea harus lebih mengerti yaa, Kynea tau kan papa juga punya luka yang sama seperti Kynea, jadi tolong untuk sama-sama memahami keadaan" jelas dokter Saviera kepada kynea yang masih terisak-isak dengan tangisnya.

"Selama ini aku rasa aku cukup memahami papa dok, cuma papa yang kadang kurang memahami aku" balas Kynea.

"Kalo gitu nanti biar saya yang bicara sama papa kamu yaa, tapi yang harus Kynea tau Kynea tidak sendiri di dunia ini masih banyak yang sayang sama Kynea"

"Kamu tau pagi ini papa langsung memutuskan untuk pulang dari luar kota setelah tau kabar tentang kamu, beliau rela ninggalin kerjaannya demi kamu, selain itu ada Sheila yang sibuk mencari keberadaan kamu ketika dia tau kamu pergi dari apartemennya, dan satu lagi ada adik saya yang ikut berusaha untuk mencari kamu, padahal dia baru kenal sama kamu, mereka semua orang-orang yang peduli sama kamu, mereka tidak ingin kamu kenapa-kenapa lho Kynea" sambung ka Saviera berusaha menjelaskan kembali, agar hati Kynea menjadi lebih tenang.

Butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang