Kamar tersebut sebenarnya tidak terang, tapi karena lampu tidur yang berada di kamar tersebut menyala ya jadinya terang lah kamarnya. Tenang, kamar tersebut rapi kok. Sangking rapinya, banyak sekali bungkus makanan chiki yang berserakan di lantai kamar tersebut, pakaian kotor yang dibiarkan tersebar dimana-mana, dan lagu sedih yang diputar berkali-kali.
Johnny Orlando - Flaws
If I made a list of my flaws
Well I'd be up right till the morning
All of the things that I'm not gonna be
I used to think I'd go to space
But now I'm not sure that I'll make it
It's hard to let somethings slip away from meLagu tersebut diiringi dengan tangisan seorang perempuan yang tak henti-hentinya. Merasakan sakit dan kekecewaan yang sangat dalam. Gadis berambut coklat kemerahan panjang tersebut menguburkan dirinya di dalam selimut tebal berwarna putih di atas tempat tidurnya tersebut.
KRIET!
"Hey, Arden." Suara yang familiar terdengar dari depan pintu kamarnya yang dibuka oleh seorang laki-laki. Yeremia terlihat berdiri sembari membawakan dua piring berisi indomie dan beberapa lauk lainnya. Arden, atau tepatnya gadis bernama Gardenia Upton tersebut, semakin mengeratkan selimutnya.
"Ayo makan dulu." Yeremia berjalan mendekat ke arah tempat tidur Gardenia. Namun gadis tersebut tetap tidak mengindahkan Yeremia di dalam kamarnya.
Menghela nafas berat karena gadis itu masih saja keras kepala tidak ingin makan, Yeremia akhirnya menutup pintu kamar Gardenia. Setelah dirasa menutup, dengan perlahan Yeremia mengambil posisi duduk di atas tempat tidur Gardenia. Menaruh dua piring yang Ia bawa di atas meja kecil yang terdapat di samping tempat tidur.
Setelah merasa bahwa Yeremia duduk di tempat tidurnya, Gardenia pun akhirnya memutuskan untuk bangkit dan mengambil posisi yang sama dengan Yeremia. Kini mereka nerdua terlihat duduk di tempat tidur Gardenia.
"Tadi kenapa ramai?" Tanya Gardenia seraya menghapus air matanya.
"Gevano tengkar sama anak baru disini, kalau ga salah tadi namanya Xerena." Gardenia terdiam mendengar hal itu. Pantas saja dirinya mendengar keramaian tadi.
"Ngga mau turun?"
"Makan sama anak-anak lain." Gardenia menggelengkan kepalanya dengan cepat tatkala mendengar tawaran dari Yeremia.
"Aku malu, mataku keliatan banget kalau habis nangis." Yeremia tersenyum lembut lalu mengusap perlahan pucuk kepala Gardenia. Membuat gadis itu sedikit kesal.
"Ih Yer, berantakan!" Yeremia tertawa jahil melihat Gardenia yang langsung sigap membenarkan tata letak rambutnya.
"Makan ya, nanti sakit." Gardenia membalas dengan anggukan kecil, membuat Yeremia bernafas lega. Dengan perlahan, Yeremia menyerahkan satu piring berisi indomie tersebut ke tangan Gardenia.
"Kamu stay disini kan?" Tanya Gardenia ragu-ragu.
"Iya, aku temani makan." Senyum kecil mengembang di wajah Gardenia.
"Makasih ya, kamu emang temanku yang palinggg baik!" Yeremia tersenyum pahit mendengar hal tersebut.
'Teman.'
"Kalau sudah baikan, cerita ya." Ucap Yeremia sembari melahap satu sendok potongan sosis goreng. Gardenia mengangguk lesu.
"Tapi ngga sekarang ya, aku belum siap."
YOU ARE READING
[DEMO] Sweet Home Disaster | AESPA×DREAM×RIIZE×WAYV
RomanceMenurut kalian, apa definisi dari rumah itu? Bagi mereka, rumah itu adalah tempat yang nyaman untuk pulang. Mengumpulkan memori indah diantara mereka. Walaupun keseharian mereka ribut bagaikan hujan badai, akan tetapi mereka masih bisa menikmati ras...