Ektrakulikuler

51 46 0
                                    


Suasana pagi sekolah saat itu begitu ricuh dengan para kakak kelas yang berlari menyerbu adek kelasnya, mengajak mereka bergabung mengikuti ektrakulikuler. Beberapa dari mereka juga kerap kali dipaksa ikut terutama pemegang nilai tertinggi.

Kericuhan itu membuat para guru BK bertindak, menenangkan suasana. Banyak dari kakak kelas yang mencibir perlakuan guru yang membubarkan mereka, namun mereka cukup diam karena tak berani melawan.

Dari sekian banyak ektrakulikuler yang hinggap di Smansati, hanya ektrakulikuler VolleyBall saja yang anteng menunggu digedung olahraga tempat mereka biasa latihan.

"Tu wa ga pat...!"

Kapten tim Volly cowok memimpin pemanasan dengan anak buahnya yang mengikuti di belakang. Lelaki tinggi bermata teduh-Kevin juga mengikuti di paling belakang dengan mata yang serius ketimbang sebelum memasuki gedung olahraga.

Sudah sejak dulu Kevin Bima Sraka mengidamkan posisi Ace tim Volly dan baru tercapai di masa SMA. Ia dipercaya Pak Tono, pelatih tim Volly cowok untuk memegang posisi Ace. Kemampuan gebukannya cukup tinggi dari anak lain dan ketangkasan nya patut diacungi jempol.

Lelaki bergelang karet hitam menyenggol bahu Kevin sengaja, memberi sinyal. "Weh Vin, saya lihat kamu akrab sama anak pindahan dari Jakarta itu ya?" tanyanya seraya menaikkan satu alisnya, setahunya Kevin sangat tidak suka dekat dengan gadis.

Kevin sontak mengusap lama keningnya yang berkeringat dengan punggung tangannya, menyembunyikan pipinya yang memerah entah sebab apa. "Dia sekelas jadi wajar akrab." Ucapnya kembali melanjutkan pemanasan.

Beberapa menit berlalu sejak pemanasan, kini gedung olahraga mulai terpenuhi kumpulan cewek dari berbagai kelas dan angkatan untuk mencuci mata mereka dengan melihat ketampanan lelaki yang berlatih menggebuk bola itu.

Suara khas lantai olahraga berbunyi nyaring menggema di penjuru ruangan ketika seorang lelaki berlari mendekati net lalu melompat miring dengan bola yang diumpan kearahnya lalu dipukulnya bola itu keras hingga terpantul keluar lapangan.

Sorakan para cewek yang menonton ikut menggema nyaring hingga merusak kuping lelaki berbadan tinggi itu. "Bisa tolong diam sebentar?" pinta Kevin tersenyum sinis, menyiratkan tidak suka dengan kening yang berkerut menambah kesan marah.

Para cewek yang menonton sontak membungkam mulutnya sendiri takut dengan tatapan tajam Kevin jika marah. "Bukannya kamu terlalu galak Vin?" ucap lelaki yang selalu memakai gelang karet hitam ditangan kanannya-Keysa Ramadesta.

"Kalau dibiarin mereka malah ngelunjak tahu nggak sih Key?" Ucap Kevin angkuh mengambil handuk bersihnya, mengelap setiap keringat yang muncul di dahinya.

Memutar mata lelah, Keysa menangkap siluet gadis pirang dengan gadis berkucir kuda melewati gedung olahraga bersama buku yang mereka peluk didada. "Wehh Vin, si anak baru tuh!" panggil Keysa pada Kevin yang mulai beranjak pergi lalu kembali ke sisinya cepat.

"Mana nih mana? Buruan mana!?" tanya Kevin cepat, menelisik ruangan nya dengan seksama berharap bertemu dengan Chloe. "Sudah lewat dia tadi," ucap Keysa menatap intens pada Kevin yang memasang ekpresi kecewa, jelas.

Rahangnya mengeras kesal dengan tangan yang terkepal menahan amarah dan runtuh nya hati yang sudah ia jaga sedari dulu. "Dah aku mau lanjut latihan passing bawah dulu!" pamit Kevin lalu berlari menjauh meninggalkan Keysa yang sudah hanyut pada pikirannya sendiri.

Vinche001 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang