Perubahan

100 52 0
                                    

Peringatan!!

Gw ada ubah alur ceritanya.

---

"Apakah seorang manusia pembunuh sepertiku berhak bahagia?"

"Sudahlah biarkan Evis tinggal dengan mu Ri!" pinta seorang wanita-Santi bernada membentak pada adik laki lakinya yang menggunakan jas hitam didepannya.

Adik laki lakinya-Ryan mengangkat dagunya condong sedikit miring kearah kiri dengan alis terangkat satu. "Untuk apa membiarkan pembunuh istriku mendapat tempat tinggal seatap dengan ku?" balasnya kembali bertanya dengan kedua tangan yang melipat didada.

"Dia anak mu Ri!"

"Lalu mengapa jika dia anakku? Toh aku tidak menganggap nya begi-"

---

Seorang gadis yang masih lelap tertidur mulai membuka mata dan mengusapnya bergantian, mengumpulkan nyawanya yang masih setengah terlelap.

Cahaya mentari pagi masuk melalui celah gorden kamarnya, memberi sedikit penerangan yang tersorot pada jam alarm dengan jarum pendek mengarah angka delapan.

"Hah?" beo gadis berambut pirang sepinggang itu, Chloe.

"Jam delapan? Ihh gue telat dong!" Racaunya segera bergegas membersihkan tubuh dan berlari kesekolah tanpa sarapan.

---

Pagi itu terlihat seorang gadis berambut pirang sepinggang berlari menuju sekolah baru nya dengan tergesa-gesa hingga tak sengaja menabrak bahu seorang lelaki tinggi seusia nya.

Dari nametag nya terlihat gadis itu bernama Chloe Vistama, yang kerap dipanggil Evis oleh orang terdekatnya.

Chloe memegang kepala yang terlapisi helaian rambut pirangnya merintih kesakitan, tetapi ia paksa untuk mengangkat kepalanya untuk meminta maaf. "Maaf gue gak sengaja nabrak lu, gue buru-buru tadi." Sesalnya meminta maaf sedikit membungkuk.

Lelaki tinggi yang ditabrak menggelengkan kepalanya cepat. "Ehh nggak apa, aku yang terlalu ketengah jalannya," ujarnya seraya mengusap pelan puncak kepala Chloe yang masih membungkuk.

"Aku nggak apa, jadi nggak usah berlebihan." Lelaki itu menarik tangannya turun dari kepala Chloe.

Meraba sakunya mengambil ponselnya, lelaki itu lantas melirik jam pada layar lebar itu dengan alis yang saling bertautan. "Kamu sendiri gimana? Masih jam tujuh kurang tujuh belas menit kenapa lari kek dah telat?" ujarnya terkekeh melihat perlakuan gadis di depannya.

"Ehh bukannya sekarang jam delapan lebih ya?"

"Nggak kok jam tujuh aja belum."

'Ihh gue lupa kalau jam nya kan rusak!!' Gadis itu mengigit bibir bawahnya geram, tahu begini ia akan sarapan dulu.

Lelaki bernametag Kevin Bima Sraka itu mengangkat satu alisnya bingung.

Lelaki tinggi bermata elang yang berada tepat di belakang Kevin melongos melihat kelakuan mereka yang mengabaikan dirinya. Ia bawa kedua tangannya untuk dilipat di depan dada dan berdehem menarik perhatian.

"Tolong jangan lupakan keberadaan ku disini." Celatuk nya tersenyum simpul.

Mendengarnya berbicara membuat Kevin sontak berbalik badan dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ehh maaf soalnya kau terlalu kecil seperti kutu jadi nggak keliatan." Sinisnya tersenyum miring saling menatap tajam.

Vinche001 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang