PROLOG

8 2 0
                                    

Seorang pria dengan rambut perannya yang panjang hingga lutut tengah berjalan dengan anggun dan berwibawa menuju kursi kebesaran miliknya yang nyaman dan halus, terbuat dari kapas pilihan dan dilapisi kain beludru berwarna merah darah. Sandaran kursi tersebut menjulang tinggi hingga tiga meter ke atas. Diatas kursi itu, terdapat kristal berwarna biru yang bercahaya indah dengan ukiran di sekitarnya. Cahaya kristal tersebut tak akan pernah padam. Siapapun yang menatap bola kristal tersebut, dia akan terpikat dengan pesona yang dipancarkannya. Hanya tiga orang yang dapat terhindar dari pesona kristal tersebut, yaitu sang pemilik kristal, satu orang pilihan, dan pria berambut perak tersebut.

Pakaian pria itu sangat menawan, dengan jubah berukuran besar berwarna putih yang dipakai pria tersebut melambai-lambai tertimpa angin yang bertiup lembut. Begitupun rambutnya yang bergerak dengan halus. Sebuah tali kecil berwarna biru langit terikat di pinggangnya dengan ukuran sayap emas tergantung di satu sisi ujung tali tersebut, sedangkan ujung tali lainnya tergantung ukuran mahkota yang berwarna emas. Di kedua kaki nya terdapat gelang emas dengan lonceng-lonceng kecil yang mengelilingi gelang dan bergemerincing di setiap pergerakan kakinya, membuat ruangan yang super luas itu ramai.

Ruangan ini sangat luas, tapi tak ada yang menghuninya kecuali pria itu. Di sekeliling ruangan tersebut, terdapat gambaran kehidupan yang berbeda-beda.

Pria itu duduk di kursinya. Ada sebuah meja di depan kursi itu. Meja berwarna putih dengan ukuran dewa dewi. Dipermukaan meja itu terdapat gambaran kehidupan. Sedangkan di samping meja itu terdapat harpa berukuran besar berwarna putih dengan ukuran bunga-bunga indah yang menghiasi harpa tersebut.

Pria itu menatap gambaran yang ada di permukaan meja cukup lama. Sesaat kemudian, wajah tampan yang dimiliki pria itu menunjukkan kesenangan. Bibirnya mengukir senyuman yang membuat siapapun dapat terpanah hanya dengan menatapnya. Tapi sayangnya, tak ada seorang pun yang tau dimana keberadaannya, dan tak ada seorang pun yang dapat melihatnya. Kecuali satu orang, yaitu pemilik kristal yang berada di atas kursi singgasananya. Dan tak ada yang bisa menghindar dari pesonanya, kecuali atas izinnya sendiri.

Pria itu berdiri kembali dan berjalan menuju harpa. Dia menyentuh senar yang paling panjang.

"Sudah lama aku berdiam diri dan hanya menonton. Tidak seharusnya aku membuat peperangan dan kebingungan diantara ras-ras itu. Jadi ini sudah saat nya aku mengembalikan kristal milik orang itu, dan saatnya aku membuat kisah cinta yang tak pernah terjadi" Ucap pria tersebut kemudian memetik senar harpa.

Deeennggggg...

Suara itu menggema memenuhi ruangan hingga terdengar di langit-langit luar.

UNDERWORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang