APA INI?

2 1 0
                                    

"Aduh capek.. " Ucap  Lena sambil mengusap keringat yang bercucuran di wajahnya dengan handuk kecil. Padahal mereka hanya mendaki di gunung yang tidak terlalu tinggi kali ini, bahkan itu pun bukan gunung berapi.

"Berhenti dulu atau bagaimana?" Tanya Nindya yang diangguki oleh Giselle dan Lena.

Mereka duduk sebentar sambil meminum air. sedangkan Giselle, dia minum dengan tatapan kosong. Bahkan dia tak mempedulikan candaan sahabatnya.

"Udah ayo jalan lagi. Giselle, jangan melamun terus ya.. Kita harus menikmati perjalanan ini" Ucap Nindya yang di balan anggukan oleh Giselle. Mereka pun berdiri.

Tapi baru saja Giselle berdiri, kakinya tidak seimbang dan terpeleset. Ditambah barang bawaan di ranselnya yang lumayan berat, membuatnya jatuh ke belakang.

"NINDYAAAAAAAAA!!!!!!! " Teriak Giselle  sebelum akhirnya ranselnya membentur tanah. Dia berguling-guling di tanah hingga akhir nya tubuhnya membentur batu dan ranselnya terlepas, Giselle kembali berguling.

"AAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!" Teriak Giselle yang semakin lama semakin hilang di terpa angin yang entah kenapa saat itu berhembus sangat kencang.

"GISELLE!! ASTAGA.. GISELLE!! GISELLE!! Ya ampun.. Huhuhuuu.. Giselle.. Bagaimana ini Nin.." Ucap Lena sambil menangis.

"GISELLE.. GISELLE!! GISELLE!!" Teriak Nindya.

"Bagaimana ini.." Ucap Lena pelan.

"Kamu tenangin diri dulu lalu kita turun dan telfon polisi" Ucap Nindya.

"Semoga tidak terjadi apa-apa Ya Tuhan.." Ucap Lena.

"Ya, semoga" Ucap Nindya.

👑👑👑

Giselle POV

Aku terus berteriak memanggil nama kedua sahabatkudengan mata terpejam. Sesekali aku sedikit membuka mataku dan lalu menutupnya kembali dengan cepat, karena perih tertusuk angin yang bertiup sangat kencang.

Hanya gelap yang ku lihat, tak ada yang lain. Seharusnya jika aku memang jatuh ke jurang, aku juga akan melihat sisi curam tebing yang lembab. Tapi anehnya, aku tak melihat atau merasakan adanya tebing itu. Dan adeknya lagi, aku merasa aku terjatuh terlalu lama. Aku tau kalau gunung yang ku daki itu memiliki jurang yang dalam, tapi seharusnya tak sampai sedalam dan selama ini untuk terjun ke dasarnya. Bahkan darah dari luka di tubuhku pun telah mengering terkena angin.

Aku kembali membuka mataku sedikit dan menutupnya dengan cepat.

'Aneh. Sepertinya aku tadi melihat sekelilingku bukan gelap lagi, tapi berwarna merah hati. Apa salah lihat ya?'
Batinku.

Aku mengulan kembali gerakan mata ku dengan cepat. Tapi ternyata apa yang ku lihat sebelumnya memang tak salah. Dimana ini? Bahkan rasanya sudah satu jam aku salah keadaan jatuh seperti ini. Baju ku pun rasa nya seperti akan terlepas dari tubuhku, dan aku juga mulai mual.

"Ukh" Ucapku.

Buk!!

Wushh..

Eh? Sepertinya ada tangan yang menangkapku lalu membawa ku pergi. Tapi siapa? Tangkapannya membuatku terkejut, jika aku tak punya tulang rusuk, mungkin jantungku akan copot.

Kali ini angin yang menerpa ku tak setajam tadi, tapi aku merasa ada nafas yang berhembus tipis mengenai tubuhku, dan tangan ku rasanya juga seperti menempel di tubuh seseorang. Akhirnya aku pun memberanikan diri untuk membuka mata.

UNDERWORLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang