BAB IV

715 87 10
                                    

>🐶🐱<



















Pooh berjalan menuruni anak tangga panjang itu dengan wajah yang terlihat baru saja bangun tidur. Jarum jam masih menunjuk pukul 5 pagi. Mata pooh menangkap beberapa maid yang sudah berlalu lalang mengerjakan pekerjaan mereka masing masing. Pooh tersenyum saat melihat ibunya yang tengah membersihkan ruang tengah bersama 2 maid lain. Saat kaki pooh ingin melangkah mendekati sang ibu, suara familiar itu membuat pooh berhenti bergerak,

"Pooh?"

Kepala pooh menoleh ke sumber suara saat mendengar namanya di panggil. Dengan cepat pooh segera menundukkan kepalanya saat melihat ternyata yang manggil dia adalah sosok nyonya besar rumah mewah itu. Siapa lagi kalau bukan papa book, yang bahkan masih terlihat memakai piyama tidurnya. Dengan segelas air yang dia pegang di tangan kirinya

"Iya nyonya? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pooh dengan sopan,

"Apa kamu buru buru?"

"Tidak. Saya masuk sekolah masih jam 7 nanti" jawabnya

"Ikut saya"

Setelah mengucapkan kata itu, papa book langsung berjalan berbalik arah menuju ke area kolam renang. Hanya dengan kode tatapan mata, semua yang tengah membersihkan kolam renang langsung paham dan pergi meninggalkan papa book berdua dengan pooh yang tiba tiba saja merasakan perasaan yang tidak enak

Pooh mengira jika papa book akan marah besar karena dirinya berani tidur di kamar putra sulungnya yang bahkan baru beberapa hari di rumah ini. Dengan hati yang dia usahakan kuat, pooh berhenti tepat di belakang papa book yang menghentikan langkahnya dengan hanya jarak kurang lebih 2 meter. Bahkan pooh bisa melihat bagaimana wajah cantik nyonya besar itu yang sekarang menunjukkan wajah seriusnya

"Pooh, saya--"

"Maafkan saya nyonya, saya hanya menuruti perintah tuan muda pavel untuk tidur di kamarnya. Saya hanya tidur di sofa nyonya, tolong maafkan saya. Jangan pecat ibu saya, saya--"

"Pooh!"

Potong papa book dengan keras yang langsung membuat pooh terdiam. Badan pooh yang seakan bersujud itu perlahan di bantu berdiri oleh papa book. Melihat wajah takut pooh membuat papa book terkekeh kecil. Dengan gemas papa book mengusap rambut pooh, "Hey nak, saga gak mau mecat ibu kamu kok. Saya cuma mau minta tolong sama kamu" ucap papa book yang membuat pooh langsung menatap wajah papa book

"Minta tolong apa nyonya?"

Papa book membawa pooh untuk duduk di kursi pinggir kolam. Dengan lembut, papa book menggenggam tangan pooh yang duduk dengan terus memandang ke arahnya. Tatapan penasaran itu membuat papa book tersenyum geli. Bagaimana bisa papa book memecat ibu dari anak semanis dan selucu ini. Apalagi pooh sangat menurut dan sopan di setiap waktu

"Kamu tau, pavel itu bukan orang yang bisa di dekati dengan mudah. Jangankan orang lain, adik adiknya bahkan papa sama daddy nya saja tidak akan berani masuk ke kamarnya jika bukan dia yang menyuruh. Walaupun dia tidak ada disini, tetap tidak ada yang berani masuk kamarnya"

"Hah? Tapi gimana cara membersihkannya nyonya?"

Papa book menghela nafas pelan, "Saya yang membersihkannya setiap seminggu sekali, itupun dengan videocall bersama pavel. Dia tidak mau barang barang ataupun apapun yang ada di kamarnya dipindah oleh siapapun. Bahkan ada beberapa barang yang gak boleh di sentuh orang lain" Papa book melepaskan genggamannya dari tangan pooh lalu menegakkan badannya,

TUAN MUDA   (Poohpavel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang