Jeongyeon pulang kuliah lebih dulu dengan banyak buku dan kertas ditangannya.
" Zi ngapain? " Tanya Jeongyeon yang melihat woozi duduk di kursi sambil main gitar
" Bosen gue didalem " Ucap woozi
" Tumben dah balik " Lanjutnya, je duduk di kursi kosong di hadapan woozi
" Ya dosennya pada seminar " Jawab Jeongyeon
Woozi hanya beroh ria " Je gue mau nanya " Ucap woozi sambil memainkan gitarnya dan Jeongyeon mengangguk
"Apa? " Tanya Jeongyeon
" Apa yang bikin lu yakin saat Terima wonwoo buat jadi pacar lu? lu gak takut kalau suatu saat lu bakal pisah dan kenapa yakin bisa punya hubungan sama orang lain " Ucap woozi membuat Jeongyeon terdiam.
" Wah pertanyaan sulit " Ucap Jeongyeon lalu dia terdiam
" Pertama kenapa gue yakin ya karna dia wonwoo dan karna hati gue juga punya perasaan yang sama dengan wonwoo, hati tuh gak pernah bohong zi mau lu nipu gimna pun hati kalau udh bilang a yaa pasti ujung ujungnya a mau lu menutupi perasaan sekuat apapun, klo bukan dia pasti ragu sih tapi kalau dia emg orangnya sekecil apapun gak ada keraguan , kedua kalau dibilang gak takut pasti bohong sih, yang namanya menjalin hubungan kehilangan adalah hal paling ditakuti tapi kalau kita saling pelihara perasaan saling mengerti dan saling memahami perpisahan itu persentase kecil zi, dan ketiga itu karna dia wonwoo zi.. Gue yakin sama dia" Ucap Jeongyeon panjang lebar
" Tapi knpa lu tiba-tiba nanya kaya gitu? " Tanya Jeongyeon heran dan woozi hanya diam
" Gue lagi di tahap denial aja sama persaan gue, gue gak yakin tapi kalau liat dia sama orang lain juga bikin nyesek jadi gue gak tau harus apa " Curhat woozi
" Sejak kapan? " Tanya Jeongyeon
Woozi terdiam " Setahun belakangan ini " Ucap woozi
" Kenapa lu menolak perasaan lu itu? " Tanya Jeongyeon
" Gue takut je, gue takut kalau gue terhanyut sama perasaan gue trus tibatiba kita gak bisa sama-sama lagi kita bakalan asing " Ucap woozi
" Kenapa lu menakutin hal yang belum tentu kejadian " Ucap je
" Zi, ketika lu punya hubungan ada banyak hal yang bakal terjadi.. Dan memang ada kemungkinan pisah tapi seperti apa yg gue bilang tadi itu bisa jadi kecil persentasenya klo lu yakin dia orangnya dan klo hubungan klian sehat, saling komunikasi saling mengerti dan saling memahami jadi kecil bgt kemungkinannya " Ucap Jeongyeon
" Dari pada berandai-andai mending dijalanin aja gak sih, klo ketakutan lu nyata anggap aja itu pembelajaran hidup dan kalau itu berhasil artinya dia adalah bukti kalau katakutan itu gak bener kalau lu menjalani dengan baik" Lanjutnya
" Dari pada menyesal nanti krna dia sama orang lain gimana? Jgn smpe keraguan lu malah bikin yang membuat lu bahagia hilang zi" Ucap Jeongyeon menakuti woozi
" Ahh lu bnr " Ucap woozi
" Btw siapa sih? " Tanya Jeongyeon penasaran
Woozi terdiam mulutnya baru mau menyebut namanya
" Heiii kalian ngapain? " Teriak momo dari pintu masuk melihat woozi dan Jeongyeon sedang berbincang serius
" Jangan bilang apapun sama orang lain je" Ucap woozi dan Jeongyeon mengangguk
" Jdi siaapa? " Tanya Jeongyeon
" Ayoo makan siang " Teriak momo lagi dan woozi menatap momo lalu melihat kearah Jeongyeon lalu menatap momo lagi
