Hari ini tepatnya hari minggu pada bulan april Chenle dan jisung ingin merayakan hubungan mereka yang sudah mencapai umur lima bulan lamanya.
Saat ini jisung berada didepan pelataran rumah sang pujaan hati untuk menjemputnya.
Jujur saja, walau sudah berjalan selama lima bulan bersama sama jisung jarang bertemu dengan ibu dari sang kekasih, apa lagi ayah dari chenle bahkan ia tidak pernah bertemu dengannya sekalipun.
Sungguh kedua orang tuanya seperti memiliki dunianya masing-masing.
Jisung sangat beruntung masih memiliki jaemin yang ada 24 jam untuknya, tidak seperti Chenle. hebatnya namja manis tersebut tidak pernah mengeluh ataupun menangis di hadapannya.
Pukul setengah enam sore jisung mengetuk pintu rumah berwarna putih milik keluarga lee.
Tak lama kemudian haechan lah yang membukakan pintu, jisung kira malah chenle yang akan membukakan pintu.
"Nak jisung masuk dulu ya, chenlenya baru siap-siap"
"Oh iya tante"jisung mengekori haechan sampai diruang tamu dan duduk di sofa berwarna putih tulang
"Tadi tante bikin cookies, calon mantu tante juga harus tau seenak apa cookies buatan tante, chenle aja suka loh"
"Ga usah repot-repot tante"
"Enggak ngerepotin jisung. tunggu sebentar ya?"haechan pergi ke dapur dan menyiapkan sepiring cookies dan juga teh madu panas
Tak lama kemudian haechan kembali dan meletakan jamuan tersebut di atas meja, bersamaan dengan itu chenle berlari turun dari tangga dan langsung memeluk jisung yang sedang duduk.
"Sorry kelamaan ya?"
"Enggak juga, aku baru dateng kok"jisung mencubit pipi chenle
"Aduhai manisnya anak bunda"goda haechan
"Boleh pergi sama jisung sampe malem kan bunda?"chenle memasang tampang anak anjingnya
"Jam setengah sembilan tetep harus ada dirumah ya sayang"
"Bunda! kan ada jisung"rengek si manis tidak terima
"Janji nanti Chenlenya saya jagain tante"Ucap jisung yang ikut membujuk
"Yaudah deh itung-itung karena ini spesial anniversary kalian jadi bunda tambahin jadi jam sepuluh, gimana tuan putri?"
"Makasii bunda"
Tak lama kemudian seseorang menuruni tangga dengan tampang angkuhnya, itu adalah ayah chenle.
Jisung berbalik, saat melihat sosok ayah chenle tiba-tiba sepercik ingatan buruk berputar di otaknya.
"Dasa anak ga guna!"
"Bunda jangan nangis terus, ada jiejie disini nanti jiejie telepon ayah biar pulang"
"Nanti jiejie jalo udah besar jangan jadi kayak ayah ya?"
"Kalian udah cerai?"
"Jisung kamu gapapa kan?"suara chenle menyadarkannya dari masa kelam enam tahun yang lalu
"Pacar kamu?"ucap lee jeno saat melihat jisung dan langsung di angguki oleh simanis
"Lee jeno..."
"Jisung, itu ayah"bisik chenle uang dianggap angin lewat oleh jisung
"Lo orang bangsat yang udah bikin bunda gw nangis tiap malem kan lee jeno!?"
Yang dipanggil tentu terkejut, ia meneliti wajah namja muda didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETOS DI HATI [JICHEN CHENJI] BERSAMBUNG
Fanfic"gw pacarin mampus lo" ujar laki-laki yang lebih tinggi tersebut yang lebih mungil melakukan roll eyes sebelum menjawab kata-kata yang lebih tinggi. "gausah ngimpi!. gw masih doyan lubang."