Perjalanan Louis

210 10 1
                                    


"Aisss... Si bodoh itu.. Apa yang diperbuat!" ia menggerutu karna melihat perkerjaan sang pengawal tak sesuai harapan nya.

"Kau... Minggir!!" ia menyuruh sang pengawal minggir dan ia pun menggulung lengan baju nya. Kemudian ia masuk kedalam sebuah lubang yang tadi digali oleh sang pengawal.

Melihat itu sang pengawal terkejut, ia kemudian bersujud memohon maaf dan meminta sang pangeran untuk tidak melakukan hal itu.

"Yang mulia...maafkan hamba yang tidak mengerjakan dengan tugas dengan benar. Saya berjanji akan memperbaiki itu yang mulia." ujarnya sembari menatap sang tuan.

"Kau memang tidak becus! Makanya aku saja yang melakukan nya!" ucapnya sembari terkekeh. Ia terus menggali lubang itu sampai sedalam 1.meter.

"Nah sudah selesai!!" ia kemudian keluar dari dalam lubang itu. Bercekak pinggang memerintah sang pengawal.

"Sekarang tutup lubang itu dengan!! Jangan sampai terlihat mencurigakan!!!" perintah nya. Sang pengawal pun menuruti perintah sang tuan. Ia membentang sebuah terpal yang mirip dengan warna tanah.

"Bagus!!! "Ucapnya. Kemudian ia melenggang pergi meninggalkan tempat itu. Sembari bersenandung.

"Louis!!! " Louis sang pangeran agung memberhentikan langka nya. Ia berbalik menghadap seseorang yang memanggilnya.

"Siapa yang berani tidak sopan memanggil pangeran agung! " ia memasang wajah marah. Mecari seseorang yang memanggilnya tidak sopan.

"Dasar bodoh!! Ini aku Daniel!! " seseorang itu muncul dibalik pohon besar itu. Pangeran Louis tersenyum miring. Kemudian ia menghampiri pangeran Daniel sang sepupu.

"Bagaimana? " tanya nya saat telah tiba dihadapan Daniel.

"Bodoh!! Aku hampir saja ketahuan!! " ujarnya sedikit menghela nafas.

"Jadi berhasil apa tidak? "

"Untung nya berhasil. Kita dengar saja kabarnya nanti. " sang pangeran tersenyum.

"Baiklah. aku akan pergi ke kastil ibu ku. "Kemudian pangeran Louis pergi meninggalkan sang sepupu.

"Anak itu selalu ada ide untuk membuat onar!"

.....

"Ibu aku datang. " ia berteriak dan berlarian menghampiri sang ibu. Semua orang memberinya hormat saat melihat kedatangan nya.

" kemarilah putra ku. " sang ibu berdiri dari duduknya dan merentang tangan menyambut kedatangan sang putra bungsu nya. Louis memeluk sang ibu.

"Kau pasti berbuat ulah? " tebak sang ibu
"Ayolah kenapa ibu selalu berpikir buruk tentang ku!! " ia memasang wajah muram. Sang ibu tersenyum kemudian mengusap pipinya.

"Duduklah! " sang pangeran menggeser kursi untuk menjadi lebih dekat dengan sang ibu.

"Ibu tidak berpikir buruk tentang mu. Tapi ibu hanya ingin kau tau bahwa apapun yang kau lakukan itu salah! Seorang pangeran tak pantas berlaku seperti itu. "Sang ibu menuangkan teh herbal untuk pangeran Louis.

Sang pangeran hanya diam. Ia tersenyum senang.

"Aku senang melakukan itu ibu. Ibu tau aku sangat bosan hidup di istana sebesar ini. Jadi aku melakukan itu supaya aku tidak mati kebosanan." ia meminum teh yang disuguh sang ibu.

"Anakku... Ibu hanya tidak ingin kau dihukum lagi... Dan di pandang buruk oleh orang." Louis tersenyum.

"Aku memang begitu ibu, aku adalah Antagonis di cerita semua orang, aku hanya melakukan peranku dengan cukup baik." ia meletakkan tehnya ke meja. Kemudian ia bangkit dan memberi salam hormat kepada sang ibu.

Transmigrasi boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang