bab 1. gadis bernama Natya

26 0 0
                                    








Dairo berlari sekuat tenaga menuju gerbang sekolahnya yang hampir di tutup.

"TUNGGU! JANGAN DI TUTUP DULU PAK UDIN!" teriak Dairo dari kejauhan.

Pak Udin menurut, memberikan kesempatan bagi Dairo untuk masuk sekolah tanpa terlambat. Terlampau malas dan jengah dengan kelakuan Dairo yang kerap kali datang terlambat, seperti sekarang.

"Hahh! Oh astaga! Makasih pak Udin, untung masih sempet"

"Sempet apanya toh nak Diroo, wong sampean sudah terlambat kok. Sana sudah di tunggu anak OSIS" Elak pak Udin dengan logat medoknya.

"Waduhh! Tau gitu gue lewat belakang aja tadi" mampusnya saat melihat wakil OSIS memanggilnya.

"Diro masuk dulu ya pak Udin, makasih buat hari ini" ucap Dairo dengan gaya cool nya.

"Iyoo"

Sementara pak Udin menutup pagar sekolah, Dairo berjalan perlahan menuju ke depan wakil OSIS. Di lihat dari gaya berjalannya, Dairo memang terlihat menyebalkan dari sisi manapun.

Galih Pratama, wakil ketua OSIS SMA negeri Bima.

Kakak kelas Dairo dan pacar dari teman sekelas Dairo, Galih juga merangkap sebagai tetangganya Dairo.

Kurang komplit apa lagi coba?

"Lo tuh ya, enegg banget gue liat muka lo terus tiap pagi. Gak bisa apa bangun lebih pagi biar gak terlambat ke sekolahnya?" Omel Galih.

Wakil OSIS itu merasa perihatin dengan kelakuan Dairo yang tidak kunjung berubah, dia peduli sebagai teman dan tetangga bocah nakal di depannya.

Anggota OSIS yang ikut berjaga terkikik geli karena melihat Galih yang memarahi Dairo untuk yang ke sekian kalinya, beberapa dari mereka menampilkan muka jengah.

"Maaf Bang, gue bangunnya pagi kok"

"Ngeles ya lo? Apa buktinya? Kok masih dateng telat gini? Lo tuh udah kelas 11 Dai, sekarang lo harus lebih serius belajarnya. ngerti gak?"

Dairo mengangguk sambil mencuri-curi pandang pada yang lebih tua, bibirnya tertekuk ke bawah.

Galih menepuk kepala Dairo dengan pelan.

"Udah sana langsung ke kelas aja, hari ini gak ada hukuman"

Dairo tersenyum hingga memperlihatkan deretan giginya, senang dengan keputusan Galih.

"Yeay! Makasih bang, berarti besok juga gak ada hukuman ya?"

Galih berdecak.

"Ck! Dairo Manggara"

***

Dairo sudah duduk di kursinya, pelajaran pertama hari ini adalah sejarah nasional.

Pusing.

"Eh eh coba liat tuh!" Seru salah satu siswi di dekat jendela.

Dia menunjuk ke gerbang sekolah yang di masuki oleh mobil mewah, mahal dan keren. Sontak banyak murid yang berdiri untuk melihat mobil keren itu, guru sejarah yang berdiri di depan sana juga di buat penasaran dengan apa yang terjadi.

"Woah! Mobilnya pasti mahal banget tuh"

"Sekolah kita kedatangan tamu ya Bu?"

"Nanti kalo udah gede gue mau beli mobil kek gitu ah!"

"Uugh silau men"

Mereka masih memperhatikan saat mobil itu di parkir, hingga pintu mobil terbuka dengan seorang gadis yang keluar dari mobil itu.

Dia menggunakan seragam sekolah mereka yang masih terlihat baru.

"Murid pindahan toh" celetuk salah satu siswa.

Setelah itu guru sejarah yang tadi ikut memperhatikan menyuruh murid-muridnya untuk kembali ke tempat duduk.

Pelajaran pun kembali berlanjut hingga beberapa menit kemudian pintu kelas mereka diketuk oleh Ibu kepala sekolah.

"Permisi Ibu Hara"

Guru Hara yang di panggil mendekat ke pintu kelas, dari jendela kaca mereka dapat melihat gadis yang tadi berdiri di belakang Ibu kepala sekolah.

Setelah Guru Hara dan Ibu kepala sekolah berbicara beberapa saat akhirnya beliau kembali masuk ke kelas dengan diikuti oleh si gadis.

"Anak-anak kebetulan sekali ya, kita kedatangan murid baru. Nah sekarang tolong perkenalkan diri kamu ke teman-teman"

"Hai! Namaku Annatya, kalian bisa panggil aku Natya. Aku suka banget baca buku dan suka fotografi, aku harap kalian mau berteman sama aku...Makasih"

Perkenalan singkat dari Natya di akhiri dengan dirinya yang membungkuk sembari berterima kasih.

Gadis yang sopan.

"Natya duduk di belakangnya Karina ya"

Karina mengangkat tangan untuk memudahkan Natya.

Gadis itu duduk dan sesekali tersenyum saat disapa, dia juga tidak segan memberi jawaban saat ditanya namun segera berhenti saat Guru Hara menegur.

Gadis yang ramah.

Dairo yang duduk tidak jauh darinya hanya melirik sekilas, dia tidak begitu tertarik dengan anak baru itu.







































09 Mei 2024 – 00:23
to be continued.

Angel'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang