"Kesenangan, atau rasa bahagia yang hanya bisa dirasakan dengan melakukan hal tertentu. Sudah lama kami tidak merasakannya,"
ucap sang pemegang kunci dengan diiringi tawa kecilnya.
"Kami? mungkin maksudmu hanyalah dirimu," koreksi sang pemegang senapan.
Momoru yang kesal ingin mencekik leher sang pemegang kunci. Suaranya memang mengganggu telinga.
Saat ia mengangkat tangan kanannya, sebuah paku panjang berkarat yang tidak mengizinkannya, menembus tangan itu dan aspal yang melapisi jalan.
Sang pemegang kuncilah yang menancapkan paku berkarat itu.
"Kau merasa kesal dengan suara yang keluar dari pita suara ini?" tanya Sang pemegang kunci sementara tangannya yang memegang kunci dan paku melingkari lehernya sendiri.
"Menurutmu?"
Momoru berusaha menendang sang pemegang kunci yang menindih badannya itu, tetapi kakinya yang sudah mati rasa ditahan oleh sang pemegang senapan.
"Jangan macam-macam."
Ujung senapan miliknya menyentuh dahi Momoru dengan kasar. Sang pemegang kunci menahan tangan kiri Momoru dengan kakinya. Kini Momoru benar-benar sudah tak bisa bergerak.
"Siapa kalian?"
tanya Momoru yang sudah menyerah untuk melawan.
"Kami siapa? aku tidak akan menjawab itu. Tapi setidaknya aku akan menunjukkan sesuatu padamu."
Sang pemegang kunci menancapkan paku untuk menggantikan kakinya sendiri, menahan pergerakan tangan kiri Momoru.
"Hei, lepaskan topengku."
Sang pemegang kunci mendongak kearah temannya. Sang pemegang senapan menghela nafas pelan, lalu membukakan topeng gas yang sebelumnya menutupi wajah Sang pemegang kunci.
"Akhirnya! aku bisa bernafas lagi~"
Sang pemegang kunci merentangkan kedua tangannya, merenggangkan badannya. Kedua bola matanya yang memantulkan sinar bulan memiliki warna yang berbeda.
"Aku tidak mengenal wajahmu,"
Komentar Momoru singkatMendengar komentar Momoru, Sang pemegang kunci terdiam dan mengedip-ngedipkan matanya beberapa kali, merasa bingung.
Tetapi setelah itu ia tertawa terbahak bahak, lagi.
"AHAHAHA! ya ampun kau lucu sekali!" Sang pemegang kunci mengusap air matanya yang keluar akibat tertawa terlalu keras
"Pada dasarnya, kita memang belum pernah bertemu. Aku hanya ingin menunjukkan wajahku."
Sang pemegang kunci mencengkram rambut Momoru dengan tangan kirinya.
"Jadi, ini adalah pertemuan pertama kita. Dan aku selalu ingin memiliki kesan pertama yang mengesankan,"
ucap Sang pemegang kunci sambil tersenyum lebar. Momoru tak dapat menangkap apa yang dimaksud oleh orang dihadapannya ini.
Sang pemegang kunci merapatkan jari telunjuk dan tengahnya dan mengarahkannya tepat di depan mulut Momoru.
"Ayo, buka mulutmu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
4-th Lord's
FantasyMengambil latar dunia modern, 100 tahun setelah keajaiban mengerikan. Panggung dan semua boneka tanpa dalang tidak diikat dengan aturan ketat, semua boneka memiliki kehidupan mereka masing-masing. Bagaimana sorot cahaya menyorot semua pertunjukan y...