Himmel - Episode 03

9.3K 853 72
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

"Guten Morgen, Czar!" Setelah malam itu Miracle mengantarkan Czar pulang. Ia jadi tahu dimana letak rumah laki-laki itu. Di akhir pekan ini, Miracle pergi menemui Czar di rumahnya. Sendirian. Tanpa di antar oleh siapapun. Dia datang di antar temannya tadi.

"Nona Miracle?" Tentu saja Czar sangat senang melihatnya. Namun, ada satu barang yang dia cari-cari. "Nona, mohon maaf. Sepedanya ..."

Miracle menepuk keningnya. Dia lupa dengan yang satu-satu itu. Dia juga lupa untuk menyuruh orang mengambil sepeda itu. "Jangan khawatir Czar! Besok akan ku antarkan!"

"Nona--"

"Miracle! Jangan panggil aku nona! Lagipula inikan di luar. Kau bukan bawahan ku Czar! Kau teman ku! Coba panggil aku! Dengan nama ku!"

Bohong kalau Czar tidak senang. Namun, bagaimana jika nanti ada yang mendengarnya. Meskipun Miracle berpikir demikian. Tetap saja dia mata orang lain level mereka berbeda. Miracle berada di level yang jauh tinggi di atas sana. "Nona --"

"Mi.ra.cle!"

"Bagaimana dengan Ruby?"

"Ruby?"

"Ya! Miracle Rubyna Lingston. Ruby!"

"Baiklah! Tidak buruk!" Miracle senang mendengarnya. Belum ada yang memanggilnya dengan nama tengahnya seperti itu.

"Ruby! Kau datang sendirian? Apa tuan Lingston tahu kau datang menemui ku?" Czar tahu betapa Rue sangat menyayangi putrinya. Jika terjadi sesuatu saja yang pada Miracle. Rue pasti akan membunuhnya.

"Aku ke sini di antar sepupu ku. Dia akan kembali nanti untuk menjemput ku. Aku tidak bilang pada papa. Untuk apa meminta izin hanya untuk menemui teman?"

Czar bingung harus mengajak Miracle bermain apa. Sementara dia sudah harus pergi bekerja. "Ruby, terimakasih atas kunjungan mu. Tapi aku harus pergi bekerja."

"Boleh aku ikut?" Tanyanya dengan mata berbinar.

Tubuh Czar mendadak kaku mendengarnya. "Ru--Ruby! Kau bisa--" Ucapan Czar tidak selesai lantaran Miracle mengambil topinya. Gadis itu juga menunjukkan masker untuk menutupi wajahnya. Terlihat jika dia sudah bersiap-siap untuk ini. "Ruby, kau yakin?"

Miracle mengangguk semangat. "Jangan khawatir Czar. Semua akan baik-baik saja. Lagipula ini juga salah ku yang lupa membawa sepeda mu. Itu sebabnya aku akan membantu mu!"

Czar tidak bisa menolaknya. Laki-laki itu pun senang bisa bersama dengan Miracle. Pakaian Miracle yang sederhana tidak memperlihatkan jika gadis itu berada dari keluarga kaya. Jika semua orang mengetahui identitasnya. Mereka pasti akan mengolok-oloknya karena berpikiran negatif. Mereka akan berpikir jika dia berteman dengan Miracle hanya untuk memanfaatkannya saja.

Himmel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang