Ungkapan Cinta

286 13 1
                                    

Jangan lupa vote coment and follow agar aku update dapat notifikasi



















Setelah berpikir lama, pada akhirnya pria yang dikenal sebagai pemberontak legendaris mengungkapkan perasannya. Dengan bantu oleh adik kesayangannya tentu saja. Strategi yang sudah di pikirkan matang-matang, padahal hanya mengungkapkan perasannya saja.

Awal-awal Fang mengajak Kirana pergi untuk mengalihkan perhatiannya. Sedangkan Kaizo mendekorasi ruangan di bantu Ramenman, BoBoiBoy dan kawan-kawannya. Sedari tadi Kaizo selalu saja tersenyum, tampak sangat bahagia. Tidak sabar dengan respon Kirana saat melihat ruangan yang sudah di dekor dengan begitu indah.

Bagaimana tidak indah, ruangan dipenuhi dengan bunga-bunga cantik. Tidak lupa dengan buket bunga yang cukup besar. Dan beberapa kotak berisi barang untuk Kirana. Yeah ini acara mengungkapkan perasannya sekaligus melamar Kirana, sat set ya bund.

Yang lain sedang mendekorasi ruangan, sedangkan Kaizo melamun memandang cincin yang sudah dibeli untuk melamar Kirana. Cincin itu sederhana, namun melambangkan cinta yang sejati. Ah rasanya Kaizo tidak sabar untuk mengungkapkan perasannya.
















Mari kita pindah ke sisi Fang bersama dengan Kirana. Mereka sedang pergi ke suatu tempat yang cukup ramai. Di sekeliling ada penjual makanan, bisa dibilang tempat kulineran. Di tangan Fang sudah ada berisi beberapa makanan, mulai dari makanan ringan, makanan berat hingga minuman. Milik siapa lagi makanan hingga minuman itu jika bukan milik Kirana. Gadis berambut merah panjang itu sedang asik berjalan dengan riang tanpa melihat ke belakang.

Raut wajah Fang sudah masam, kesal karena dianggap seperti seorang babu atau dayang. Jika saja bukan karena sang abang yang memaksanya dengan  tatapan tajam dan mengintimidasinya. Jelas saja Fang tidak ingin mengajak Kirana ke tempat ini. Fang menghela nafas mengikuti kemana Kirana pergi, dia berdoa saja teman-temannya dengan cepat mendekorasi ruangan.

"Fang sini cepat ". Ucap Kirana dengan sedikit berteriak, Kirana duduk di sebuah taman yang disediakan. Tanpa rasa bersalah menyuruh Fang untuk cepat-cepat duduk. Setelah itu Kirana memakan makanan yang sudah dibeli. Untung saja Fang ditawari, jadinya dia tidak terlalu kesal lah. Sedikit membuat moodnya kembali baik.

"Hmm tumben kamu ngajak kakak ke sini, biasanya anti banget. Ada apa nih? ". Kata Kirana dengan kurang jelas dikarenakan dia sedang mengunyah makanan. Fang sedikit panik, ingin jawab apa dia?. Sudah mana dia tidak pintar lagi. Dengan sekuat tenaga, Fang berusaha untuk sebiasa mungkin dan setenang mungkin".Lagi mau aja sih kak, lagian sesekali ke sini gitu. Fang juga muak kali di kamar terus, suasananya itu itu aja. Kek monoton, bangun makan tidur. Bangun makan tidur aja terus" .  Ucap Fang sambil makan, dia tidak memandang Kirana agar tidak mengetahui bahwa dia sedang berbohong.

Tapi dibilang bohong si tidak, karena Fang juga muak dikamar terus. Kegiatannya hanya bangun makan ke sekolah jika sekolah, lalu tidur. Jika libur Fang menghabiskan waktunya dengan rebahan di kasur dengan bermain hp ( kek author ) seharian penuh. Kirana hanya mangut-mangut saja, agak masuk akal lah.

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam setengah, pada akhirnya mereka pulang. Tentunya acara decor sudah selesai. Di dalam perjalanan mereka hanya diam saja, tidak ada yang ingin memulai percakapan. Karena tidak suka dengan situasi hening di antara mereka. Akhirnya Kirana memulai percakapan di mulai dengan deheman. "Ekhem menurut Fang, Kaizo itu suka ga sih sama kakak? ". Pertanyaan yang sedikit agak tidak masuk akal. Di pikir Fang ini cenayang jadi bisa mengetahui isi pikiran dan hati Kaizo apa ya?. Eistt! Tentu saja Fang tahu, namun Fang hanya mengedikkan bahunya sebagai tanda bahwasannya dia tidak tahu.

Sesampainya di pekarangan rumah, Fang mempersilahkan Kirana untuk masuk terlebih dahulu. Tidak enakkan kalau yang di sambut pertama kali adalah dirinya?. Padahal yang sudah berada di depan pintu adalah Kaizo. Saat pintu di buka, terpampang lah wajah Kaizo yang sedikit gugup menggenggam sebuah buket bunga. Dengan mantap dan pasti Kaizo membungkuk ala-ala ingin melamar Kirana. "Maukah kamu menikah dengan ku Kirana? ". Ucap Kaizo dengan tegas dengan suara dalamnya. Tidak usah pacaran, langsung nikah aja ga sih?.


























Yeay! Terimakasih buat semuanya yang vote, follow sama komen. Akhirnya ini book selesai juga. Dengan authornya yang malas ya say padahal cuma 10 bab dong. Kebetulan nih author pengen bikin book after marriage.

Brother ( Kaifang )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang