Prolog

1.6K 210 8
                                    

"I'm a smarter baby, smarter. Smarter baby, smarter".

Ku goyangkan kepalaku ke kanan dan ke kiri mengikuti irama musik yang terdengar di gendang telingaku.

"Hanal bomyeon yeolkkaji. Ganpahaeseo dolpahaji. Wanna be a winner. Wanna be a winner. Gyehoekdaero dwaegaji. Nan nabiga doel aesongi"

Pinggulku juga ikut bergerak sesuai irama musik yang melantun.

"Wonhaneun geon seungniran nom. I call it 'sugar'(My sugar, sugar). Plandaeroramyeon nochil riga eopji. Nae sugar, sugar (My sugar)".

Tanganku sibuk menabur pupuk yang ku bawa dari ember ke tanaman-tanaman wortelku yang siap panen.

Akhirnya selesai juga.

Aku berjalan menuju ke arah sungai bebatuan untuk mencuci tangan dan kakiku sebelum kembali ke rumah.

Kulihat para bocil sedang mandi di sungai dan aku memilih berjalan pulang menuju rumahku.

Oh ya...aku lupa memperkenalkan diriku. Namaku Keeran Rowan, panggil saja namaku Keeran. Aku adalah lulusan terbaik Technical University of Denmark fakultas Teknik Elektro dan aku melanjutkan S2 ku di University of Copenhagen (UCPH) dengan beasiswa prestasi penuh.

Orang bilang wajahku tergolong cantik dan menari. Bahkan banyak pemuda yang mendekati ku, namun aku masih sama sekali tidak tertarik untuk berkencan dengan siapapun karena tidak ada yang bisa menarik perhatian ku selama ini. Apa jangan-jangan jodohku masih di alam kandungan?

Ku ikat rambut panjang ku lagi yang tidak rapi dan dahiku mengernyit saat melihat Mas Nanang bersama 3 orang mahasiswa dan 3 orang mahasiswi. Mereka memakai alamameter dan mereka menarik koper di jalan.

Ngapain mereka bawa koper? KKN cuma sebentar aja pakai bawa koper segala. Mereka sebenarnya mau KKN atau mau mengungsi?

"Keran",sapa Mas Nanang.

"Keeran. K-E-E-R-A-N",ucapku saat aku mengeja huruf namaku nada British.

Mas Nanang hanya tersenyum lebar "sama aja".

Ku lirik 3 mahasiswa tadi tidak berkedip saat menatapku dan pandangan ku beralih kearah 3 mahasiswi di belakang Mas Nanang.

Mereka pasti mahasiswa-mahasiswi yang di maksud Pak Lurah untuk KKN disini.

"Bye",pamitku sambil mengangkat tangan kananku ke Mas Nanang lalu berjalan pergi menuju rumahku.

"Lho Ran, kamu mau tak kenalin ke mahasiswa dan mahasiswi yang akan KKN disini lho".

Aku memilih membuka pintu gerbang dan masuk kedalam halaman rumahku daripada menanggapi ucapan Mas Nanang.

Mau ada yang KKN disini kek, enggak kek. Aku gak peduli. Hidup ku lebih berharga dibandingkan mengurusi hidup orang lain.

My Romantic KKN (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang