Bel istirahat berbunyi saat yang sudah Alvano tunggu karena ia akan bertemu dengan Arshaa.
Tiga puluh menit waktu istirahat sekarang kini hanya tersisa sepuluh menit lagi. Alvano Masih saja menunggu Arshaa ditempat mereka rencana bertemu.
Arshaa kok gak datang ya, padahal dia sendiri yang bilang kalau gak sibuk.” ucap Alvano bercampur rasa kecewa.
Alvano akhirnya memutuskan untuk pergi saat berjalan menuju kelasnya dia bertemu dengan seseorang yang tak asing baginya.
“Van, gimana ketemu gak sama Arshaa?” tanya Bryan penasaran.
Alvano hanya diam dan tak berniat menjawab.
“Van, ditolak ya?”
Lagi-lagi Alvano tidak menjawab dan malah mengajak Bryan menuju kelas bersama.
“kelas aja yuk, gak usah di bahas” jawabnya singkat.
Arshaa yang baru saja menyelesaikan tugas lalu membuka laman messenger-nya.
“Tumben banget gak ngechat tuh anak”
ucapnya sembari membaca pesan mereka berdua dan akhirnya Arshaa tersadar bahwa hari ini ia telah melupakan janji bertemunya dengan Alvano.”Hah, iya aku lupa kalau jam istirahat tadi kan ada janji sama bang Alvano”
Tanpa menunggu lama Arshaa mengetik pesan untuk alvano.
“Ngechat gak ya, tapi kalau ngechat deluan malu banget. eh tapikan aku juga yang salah.”
Arshaa yang memiliki gengsi tinggi itu pun akhirnya mengurungkan niatnya mengirimkan pesan.
Ashaa memilih untuk tidur namun sebelum itu ada ritual yang harus ia lakukan yaitu menulis buku diary.
Dalam buku diary nya Arshaa hanya menulis satu kata.“MAAF”
★★★Keesokan harinya Arshaa bertugas bersama anggota OSIS lainnya untuk menjaga gerbang depan sekolah dan memantau siapa saja yang datang terlambat.
Namun, Arshaa sedari tadi mencari Alvano bahkan sampai bel pertanda baris pun berbunyi Alvano tak kunjung datang ke sekolah.
Arshaa memberanikan diri bertanya Alvano kepada temannya siapa lagi kalau bukan Bryan.“ bang Bryan, maaf Arshaa mau nanya boleh gak?” tanyanya meminta izin.
“Alvano ya Shaa? Dia gak sekolah hari ini kek nya atau gimana aku juga gak tau” jawab Bryan.
“baik bang, terimakasih ya” ucap Arshaa sedikit kikuk.
Arshaa merasa bersalah karena bagaimanapun tidak seharusnya ia membuat janji namun tak menepatinya.
“aku cerita aja kali ya sama yang lainnya soal ini”
“ah, tapi nanti mereka ngiranya aku udah naksir sama bang Alvano.” ucapnya dalam hati
"Eh Shaa, knp diem aja dari tadi? Mana bakat pecicilan kamu? Hilang apa gimana?” tanya Cantika sambil tertawa.
“enggk ah, aku gak kenapa-kenapa”
“kepikiran ya sama truth or dare yang harus kamu lakuin itu? Kalau menurut aku gak usah di pikirin Shaa, toh kamu sendiri yang bilang gak suka sama si play boy itu kan? Terus kamu juga yang bilang kalau ini cuma tantangan dan kamu pengen ngebalas bang alvano.” tuturnya penuh penjelasan.
“hehe iyaa Can. Makasih ya, aku gak mikirin itu kok.” lagi-lagi Arshaa mengelak.
Alvano dan Arshaa hanya bisa bertemu di sekolah saja, jika Alvano seandainya pun mengajak Arshaa bertemu di luar sekolah maka jelas Arshaa akan menolak.
Dua hari Alvano tak menunjukkan Wajah play boy nya di depan Arshaa, selama itu juga Arshaa masih merasa bersalah.
Dan pagi Ini saat disekolah Arshaa tak memantau anggota OSIS bertugas. Dia memilih untuk beristirahat di dalam ruangan OSIS.
Arshaa
Memanggil...“Halo” jawab seseorang di seberang sana.
“Halo Glen, aku minta tolong awasin Anggota OSIS yang lagi piket ya. Aku ini di ruang OSIS lagi istirahat, hari ini aku kurang enak badan.” jelas Arshaa.
“gak usah di ruang OSIS Shaa, langsung aja ke UKS”
“ iya nanti aku ke sana” jawab Arshaa tak bersemangat.
Arshaa memang Anak yang begitu ambis jika sudah terkait dengan nilai akademik, tak jarang ia menghabiskan waktunya untuk belajar dan bahkan pulang dari tempat lesnya sampai larut malam.
Semangat dan ambisi yang Arshaa punya membawanya sampai ada di tahap, dimana Ashaa menjadi ketua OSIS dan juara satu umum sejak kelas tujuh. Arshaa begitu memperhatikan nilai dan prestasinya.
Arshaa yang sudah di UKS akhirnya beristirahat dan meminta izin untuk tidak mengikuti jam pelajaran hari ini.
Saat bel berbunyi tanda beristirahat Arshaa terbangun karena mendengar suara berisik nya ruang UKS.
"Aduh ibu pelan-pelan, sakit banget tangan Alvano ibu” Alvano meringis kesakitan.
"Makanya kerjaannya jangan berantem terus, belajar yang bener jangan berantem aja yang kamu tahu.” omel ibu UKS kepada Alvano.
“ah ibu mah gitu, kalau gak bisa berantem gimana dong. Alvano mah gak mau di bilang bencong” jawab Alvano tak mau kalah.
“udah diem jangan berisik, itu Arshaa jadi bangun gara-gara kamu berisik terus”
Alvano menoleh ke arah Arshaa dan Arshaa yang melihat Alvano diobati pun sontak melihat Alvano.
Alvano hanya menatap sebentar lalu memalingkan pandangannya, seolah tak peduli dan hanya menampilkan ekspresi datarnya.Arshaa yang dilihat seperti itu pun jelas merasa Alvano berbeda, tak seperti biasanya.
“ ibu, makasih udah ngobatin Alvano ya Bu. Alvano mau belajar dulu.
besok-besok Alvaro berantem lagi deh biar diobatin sama ibu lagi”ucap Alvano sambil mengedipkan matanya.“Alvano, Alvano.” jawab ibu UKS tak heran lagi dengan sifat Alvano.
Halo semua, terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk sekedar membaca cerita ini ya..
Jangan lupa di vote dan dikomen.
Seperti biasa, aku sangat terbuka untuk teman-teman yang mau ngasih kritik dan saran seputar kepenulisan aku.Danke schön für alle💌
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sunset Is Beautiful Isn't It?
Random"Aku benci kamu Vin, aku benci kenapa harus kamu yang selalu jadi alasan kesedihan ini terus mengikuti ku." ~Arshaa Ardinata "Tapi aku tak peduli sekali pun kamu membenci ku shaa, aku akan terus mencari mu jika sekali pun kamu pergi untuk melupakan...