ALKARIA[End]

09.Belanja Bareng Tante Part 1

~>·<~

“Kita kan teman?”
~Aloria Erinasitha.

~>·<~

“I will always choose you.”
~Alkaizer Gryaon.

~>·<~

“Aku menyukaimu.”
~Ria Tarti Marnaza.

~>·<~

   Tengah malam, Aloria terbangun ketika mendengar suara dering ponselnya. Dengan malas Aloria terpaksa bangun dari posisi ternyamannya lalu mengambil benda pipih itu. Gadis itu mengangkat telepon dari seseorang tanpa membaca namanya lantaran dia sibuk mengucek matanya.

“Hal–ekhem! Hallo?”

“Assalamu'alaikum, Caca cantik.”

Aloria melotot lantas menjauhkan ponselnya sejenak. Ternyata orang gila yang meneleponnya tengah malam adalah Alka.

“Walaikumsalam, kamu apa-apaan sih?! Udah malem tau sana tidur!”

“Hahaha, aku gangguin kamu tidur ya?”

“Menurut kamu?”

Aloria merebahkan kembali tubuhnya.

“Maafin gih, habisnya aku gak bisa tidur.”

“Hmm.”

“Ca, aku mau cerita sesuatu.”

“Hm?”

“Caca dengerin, jangan tidur dulu!”

“Iya Chiky. Cerita apa ih?”

“Ak-aku... Ca, aku hampir cium Ria.”

Mata Aloria yang tadinya terpejam seketika terbelak lebar. Gadis itu bahkan mendudukkan dirinya. Detak jantungnya bergetar hebat dan terasa sedikit nyeri.

“Ha-hampir?”

“Iya hampir. Seandainya Ria gak dorong aku, aku pasti.... Arghhh! Pasti aku dicap cowok mesum sekarang.”

“Kok Ria nolak?”

“Kita udah berkomitmen buat gak ada kontak fisik sampai nikah. Untung dia inget kalo gak, aduh. Aku gak bisa bayangin semarah apa dia sama aku.”

“Makanya pikirannya jangan mesum. Untung Cia anak baik-baik.”

“Tapi Ca, cowok mesum kan sangat dibutuhkan biar bisa dapet keturunan.”

“Ya itu kan kalo udah nikah!”

“Ciee tau banget soal gituan... Caca udah gak polos ternyata—”

“Chiky mesum! Kambing! Aku tutup teleponnya.”

“Eh nanti Ca, maaf-maaf aku bercanda kok. Jangan dimatiin aku butuh saran dari kamu.”

“Saran?”

“Iya saran. Minggu depan aku bakalan lakuin konferensi pers soal marga Bratadikara. Aku pikir oma setuju ternyata dia minta aku buat gak lakuin itu. Menurut kamu, aku harus gimana Ca?”