Extra Chapter 04 ·Tamu Tak Terduga

2.6K 229 565
                                    

~>·<~

Kedatangan tamu tak terduga.

~>·<~

Kebahagiaan dan keharmonisan keluarga kecil dari Alkaizer & Aloria.

~>·<~

   Suasana hangat terasa di kediaman Bratadikara. Dengan suara rengekan anak kecil, tawa kecil dari sepasang pasutri baru, dan senyuman kebahagiaan dari wanita tua yang tak lain adalah Molla. Dia bahagia meskipun suaminya tiada, ada anak-anak serta cucu-cucunya berkumpul dengannya. Mengurangi rasa kesepiannya.

   “Oma melamun?” tanya Aloria.

   Molla menoleh lalu menggeleng pelan, “enggak sayang. Oma cuman terlalu fokus liat Meza berantem.”

   “Hayoo Meza lagi dipantau oma, siap-siap kena omel.” Iseng Alka sambil menyengir.

   “Omaa, Meza gak nakal... Bang Zeron aja yang nyebelin! Donat Meza dimakan,” adunya tak ingin disalahkan. Zeron sang pelaku hanya menahan tawa.

   “Iyaa, oma tau cucu oma yang paling cantik ini gak mungkin nakal.” Kata Molla sambil menghusap puncak kepala cucunya.

   “Mas bawa Meza keatas! Aku selesai mandi Meza belum tidur awas aja kamu!” Teriak Mella dari lantai atas. Rai yang mendengar hal itu pun menggendong putrinya.

   “Ayo tidur sayang,” kata Rai. Dia mengecup pipi Meza.

   “Papa, Meza masih mau sama kaka cantik.” Pinta Meza sambil menatap Aloria.

   “Nanti kalo mama marah, papa gak ikutan ya.” Kata Rai yang berhasil membuat Meza menurut.

   Dia tersenyum tipis kemudian membawa pergi putrinya. Sepeninggalan Meza, Zeron membuntuti kakaknya karena dia sudah sangat mengantuk. Bahkan berjalannya pun sempoyongan. Begitu juga Altaz, Altez, Anzar, dan Anzel mengajak anak-anak mereka untuk beristirahat. Mengingat besok pagi ada acara yang mengharuskan mereka bangun pagi-pagi. Kini, di ruang keluarga hanya tinggal Alka, Aloria, dan Molla. Sementara di dapur masih ada Daisy dan Saila. Alzada, dan Firas tengah mengobrol di teras sembari membahas acara resepsi Alka. Ditemani secangkir kopi. Tongkrongan bapak-bapak.

   “Oma, resepsi nanti Unty dateng kan?” tanya Aloria.

   Molla tersenyum tipis, “mungkin sayang. Berdoa aja semoga suaminya mengizinkan Molly datang.”

   “Aamiin. Aku kangen sama Unty, waktu aku nikah Unty langsung pulang begitu acara selesai. Belum sempet cerita-cerita deh,” kata Aloria sedih.

   Molla geleng-geleng melihatnya sementara Alka diam-diam mengepalkan tangannya erat. Ingin rasanya menghantam Ester yang dia pikir membuat Unty nya menderita. Tangan keriput Molla terangkat, menyentuh pipi cucu menantunya.

   “Satu minggu di kurung Alka, kamu beneran agak kurusan ya sayang.” Molla menampar pelan lengan Alka, “dasar anak nakal!”

   “Omaa... Kan Alka lagi buatin oma cicit, oma gak mau?” rengek Alka.

   “Gak ada bedanya sama Opamu dulu, dasar suami jahat!” Molla menjewer Alka. Aloria menahan tawa ketika melihat suaminya dimarahi karena telah mengurungnya selama satu minggu.

   “Loh? Dulu oma di kurung juga sama opa?” tanya Alka penasaran.

   Molla berdehem lalu menggelengkan kepalanya, “oma lupa. Oma udah tua, intinya kamu, daddy kamu, dan opa gak ada bedanya.”

ALKARIA[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang