Sabar

1K 46 29
                                    

Sebulan berlalu, berterima kasihlah kepada Sandra meskipun menjaga Leo dengan penuh emosi dan kesabaran wanita itu membuat keadaan suaminya menjadi sedikit lebih baik. Lelaki itu kini sudah bisa bernafas sendiri, selain itu selang makan yang biasa bertengger di hidungnya kini sudah di lepas.

Ini adalah suatu perkembangan yang baik, tapi hal itu malah lebih merepotkan bagi Sandra. Seperti pagi ini Sandra harus menghabiskan banyak waktu untuk sekedar membari makan dan juga membersihkan suaminya.

"Suami, aku harap kamu dapat bekerja sama ya. Aku harus berangkat lebih awal karna ada meeting," Sandra mendekati Leo dengan membawa mangkuk bayi yang berisi bubur cair di dalamnya.

Sandra menarik sebuah kursi ke sebleah Leo lalu mulai munyuapkan bubur cair itu kedalam mulut suaminya. "Ayo makannya cepet, kalo kamu lama aku tinggalin loh. Biar kamu kelaparan sekalian."

Jelas dengan kondisi Leo saat ini membuat lelaki itu kesulitan dalam mengunyah serta menelan makanan. Perlahan-lahan bubur cair itu masuk ke dalam mulut Leo namun beberapa detik kemudian bubur tersebut keluar mengotori dagu serta pakaian suaminya itu.

"Astaga udah secair ini loh masa kamu ga bisa makan sih?" Tanya Sandra yang geram melihat bubur yang telah ia buat terus di muntahkan oleh suaminya itu.

Sandra kembali menyuapi Leo berharap setelah mengomel suaminya dapat menelan makanannya tanpa harus menggunakan kekerasan, karena jujur Sandra sudah terlambat dan wanita itu jelas sangat tidak menyukai sesuatu yang melanggar aturan.

Sandra menghela nafas kasar, jelas sangat kesal melihat lelehan bubur di ikuti liur keluar dari mulut suaminya. Sandra yang kesal setengah mati dengan kondisi Leo saat ini lagi-lagi mengomeli suaminya itu. Sedangkan Leo hanya bisa menangis pasrah, lelaki itu benar-benar lapar tapi kondisinya sangatlah menyedihkan untuk sekedar menelan bubur cair saja lelaki itu tidak mampu.

Bukan Sandra namanya apabila mengurusi lelaki cacat di depannya dengan sabar. Sandra mencengkram dagu suaminya hingga mulut Leo terbuka, kemudian menumpahkan seluruh isi di dalam mangkuk bayi yang ia pegang kedalam mulut suaminya. Setelah itu Sandra menutup mulut Leo memastikan semua makanan itu tertelan.

"Ternyata ada cara yang lebih mudah untuk memberikan makanan kepada orang cacat seperti mu, hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit.'' Sandra terseyum puas setelah melihat bubur yang ia buat tidak lagi tersisa di mulut suaminya.

Karena puas dengan percobaannya Sandra melakukan hal yang sama, wanita itu kembali mencengkram mulut suaminya dan memasukan segelas air putih. "Karna sesi makanmu menghabiskan banyak waktu, aku akan membersihkan tubuhmu setelah aku pulang dari kantor ya suami."

"Enghhhh" rancau Leo, lelaki itu tidak setuju dengan apa yang Sandra ucapkan. Dia ingin tubuhnya di bersihkan, dan popoknya di ganti dengan yang baru. Karena jika tidak begitu sudah di pastikan popok yang Leo kenakan akan bocor dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Leo tidak mau, sudah cukup kondisi tubuhnya yang menyedihkan. Leo tidak ingin lebih meyedihkan dengan kotoran yang membuatnya menjadi semakin menjijikan.

Melihat respon yang di berikan Leo apa Sandra menjadi iba? Tentu saja tidak, wanita itu malah gemas sendiri melihat suaminya marah. Sandra berniat pulang lambat agar melihat seberapa menyedihkan kondisi Leo tanpa dirinya. Akan menyenangkan mengolok-ngolok suaminya. Maafkan Sandra yang melakukan hal jahat kepada suaminya sendiri, tapi semua ini sangatlah menyenangkan bagi Sandra.

🫧🫧🫧

Tidak berselang lama setelah Sandra pergi, Leo merasakan ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya. Semakin lama rasanya semakin menyakitkan dan akhirnya sesuatu yang sedari tadi mengganjal di tenggorokannya akhirnya keluar dari mulut Leo.

"hhoek..." lagi-lagi muntahan yang sedari tadi tertahan keluar semua, termasuk bubur yang Sandra berikan pada Leo beberapa waktu yang lalu.

Leo hanya dapat menangis,rasanya benar-benar menyakitkan mengapa Tuhan memberikan takdir yang begitu kejam untuknya.

"hhoek..." Muntahan itu kembali keluar mengotori bagian atas tubuh Leo, begitupun juga tempat dia berbaring saat ini.

Untuk kesekian kalinya muntahan keluar dari mulut Leo dan bahkan kali ini cairan menjijikkan itu ikut keluar dari hidungnya.

Leo benar-benar kehabisan tenaga karna seluruh energinya terbuang bersama muntahan yang keluar dari mulut dan hidungnya.

"aaakkhhh, tol..ong"


tbc
gaiss aku udah bingung banget ini, kalo ada saran atau masukan untuk selanjutnya boleeh di sampein aja di comment.
menurut kalian mending sedikit-sedikit tapi sering atau sekalian banyak tapi gimana mood aku beresinnya? heheh
Leo dibuat sembut aja atau engga yaaa????

Aku Bukan Istri BaikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang