Himmel - Episode 04

8.4K 734 26
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Miracle menguap lebar. Matanya terasa berat menatap papan tulis. Penjelasan dari guru terdengar seperti nyanyian pengantar tidur di telinganya. Membosankan— Dia benci semua buku-buku ini. Kelopak matanya terasa berat untuk terbuka. Dia ingin sekali tidur. Miracle tidak peduli dengan apapun lagi. Dia menutup matanya, membiarkan mimpi menariknya untuk masuk.

"Miracle!"

"Miracle!"

"Miracle Rubyna Lingston!"

Tertidur selama jam pelajaran. Dia di bangunkan paksa oleh guru yang mengajarnya. Akibat kelakuannya itu dia di panggil oleh kepala sekolah. Miracle berjalan dengan mulut yang menguap lebar. Dia sungguh mengantuk. Dia ingin pulang. Tapi dia harus menghadapi kepala sekolah terlebih dahulu. Tak di sangka Mici dan Rue sudah duduk di hadapan kepala sekolah.

Miracle duduk di sebelah Rue. Meletakan kepalanya di atas pangkuan papanya itu. Rue tidak memarahinya. Justru pria itu tersenyum kecil. Mengusap-usap kepala putrinya. Mici menghela napas. Ini bukan yang pertama kalinya dia dan Rue di panggil karena kelakuan putri mereka.

Ibu kepala sekolah menyerahkan. Tiga biodata orang anak. Ketiganya adalah laki-laki. "Tuan Rue, Hari ini Miracle sudah melakukan banyak sekali kenaka. Anak pertama, Simeone, Miracle menonjok wajahnya sampai giginya copot dan harus di larikan ke rumah sakit. Anak kedua, Trayvon, putri anda membawa ular dan memasukan ular itu ke dalam tas teman kelasnya. Terlebih lagi itu adalah ular berbisa! Ular itu menggigit Trayvon. Dan anak ketiga, Jasper, Jasper adalah anak yang pinta. Dia di pilih untuk mengikuti ajak perlombaan sains. Semuanya sudah siap, sampai Miracle masuk ke dalam laboratorium dan menghancurkan karyanya! Dan setelah semuanya, Miracle tertidur di Jam pelajaran!"

Miracle menguap lebar. "Itu karena Simeone, menyukai ku dan aku menolak perasaannya. Dia hampir melecehkan ku Papa."

Mata Rue menajam menatap wanita di hadapannya. Kepala sekolah merinding mendapatkan tatapan itu.

"Trayvon, dia mengejek ku. Katanya aku sangat jelek seperti babi. Dan Jasper, dia merusak buku catatan ku. Dia kesal karena aku mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian di kelas. Aku tidak menyakiti mereka kalau bukan mereka sendiri yang memulainya papa. Tidak ada yang bertanya apa alasannya." Miracle kembali menguap. "Papa, aku sangat mengantuk!" Keluhnya.

"Kau!" Rue menunjuk wanita kepala sekolah di hadapan ini. "Karena menyalahkan putri ku dan sepihak, kau akan mendapatkan balasannya! Tidak hanya kau tapi akan ku buat hidup tiga anak itu menderita! Aku tidak akan pernah mentoleransi perbuatan sekecil apapun yang melukai putri ku!" Rue mengangkat Miracle bridal. Membawanya kembali ke rumah.

Siapapun orangnya. Jika mereka menyentuh Miracle. Rue tidak akan pernah mengampuninya. Miracle hampir mendapatkan pelecahan, buku-bukunya juga di rusak, dan yang paling dia benci mendengar putrinya di samakan dengan hewan. Miracle sangat mirip dengan Mici. Menghina Mira sama saja menghina istrinya. Melukai salah satu saja sudah membuat hidup orang itu hancur. Apalagi melukai keduanya. Akan Rue pastikan. Hidupnya di kelilingi keputusasaan.

Himmel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang