3. Salah Paham

2K 71 3
                                    

*

Devina mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum membuka suara.

"No, lo ngapain?"

"Bantuin lo lah." Eno dengan santainya masih meletakan tanganya diatas punggung tangan Devina dengan tubuh yang masih memeluk Devina dari belakang.

"Ekhm, gak gini juga caranya." Devina mencoba menjauhkan tubuhnya dari Eno. Sadar Dev! Dia itu anak basket! Please, lo gak boleh mauan kaya gini! 

"Kenapa?"

"Gak enak diliatin yang lain." dengan usaha yang sedikit keras akhirnya Eno melepaskan pelukanya itu, membuat Devina dapat bernafas dengan normal lagi.

"Udah gak ada orang."

"Eh? Lah lo ngapain masih disini?"

"Males gue, mau nemenin lo aja."

"Kan gue udah selesai. Lo balik aja sana."

"Ngusir nih ceritanya? Setelah dibantuin?"

"Eh, bukan bukan. Yakan daripada lo nanti dihukum karena telat masuk kelas?" dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal Devina mencoba menghilangkan kegugupanya.

Eno bodoh atau bagaimana sih? Dengan dia terus mengajak Devina ngobrol seperti ini bikin Devina gak kuat._.

"Yaudah lo kan udah selesai, gue juga udah selesai. Jadi kita ke kelas bareng aja yuk?" Lagi lagi Eno menarik pergelangan Devina. Membuat alat kebersihan yang dipegang Devina hampir jatuh.

***

"Kok Devina niat banget sih ngejalanin hukumanya? udah satu mata pelajaran padahal, eh dia belum balik juga." Nadine mengrucukan bibir mungilnya dengan jari telunjuk yang dia ketuk-ketukan dimeja.

Pak Aryandaa baru saja keluar dari kelas, jadi bebaslah makhluk Tuhan paling rewel ini untuk bercicit cuit sesukanya. Vio yang duduk manis didepanya hanya mengangkat bahunya. Dia juga heran, tak biasanya Devina niat untuk menjalani hukuman.

Meskipun kalua dipikir-pikir jika mereka yang mendapat hukuman, mereka juga akan mengulur waktu agar tak mengikuti pelajaran Pak Guru yang paling ewh itu. Tapi Devina bukan tipe cewek yang lebih suka bersih-bersih ketimbang mengikuti pelajaran.

"Lah, itu orang nya dateng." Devina terlihat berjalan kearah Nadine dan Vio dengan langakah terseok namuntatapan  matanya berbinar. Aneh.

"Lo darimana?" Pertanyaan konyol ini jelas keluar dari mulut Nadine. Sambil duduk Devina hanya mengibas-ngibaskan tanganya menjawab pertanyaan Nadine.

"Lo darimanaaa? Ish dianya juga!"

"DARI NGEBERSIHIN LAPANGAN NYEEET!!" 

Vio menahan tawanya saat melihat Nadine yang kini merengut. Sudah jelas Devina bakal nyemprot Nadine, orang baru datang langsung ditanyai pertanyaan retorik semacam itu. Dia pikir Devina darimana? Kantin? Dasar Nadine telmi!

***

Siang ini dikantin yang belum terlalu ramai Ken, Satria dan Herjun sedang berkumpul untuk membahas turnamen basket yang akan dilaksanakan kurang dari 3 minggu lagi. Mereka termasuk tim inti dari tim yang akan diajukan sekolah untuk turnamen itu.

Bagi mereka ini kesempatan yang tidak boleh mereka sia-siakan. Selain untuk mempertahankan gelar juara satu, mereka juga ingin bermain semaksimal mungkin untuk turnamen terakhir yang akan mereka ikuti sebelum kelulusan nanti.

Love BasketballTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang