_
Dharma masih menatap cek ditangannya, setelah 2 hari berlalu ternyata dirinya belum memiliki jawaban jika dipikirkan uang sebanyak itu akan cukup jika dipakai untuk pengobatan ibunya.
"Mas dharma mau pinjam uang? Lagi?" Kana, Adik dharma menatap bergantian dari cek tersebut lalu kewajah sang kakak.
"Emmm, tapi masih dipikirkan" Kana, mengangguk paham wajah dharma tampak kusut apalagi setelah melihat kondisi ibu mereka.
"Kana punya tabungan mas, pakai aja dulu buat Nebus obat ibuk" gadis itu beranjak menuju ranjang rumah sakit yang disana terdapat wanita tua terbaring lemah dengan keadaan yang saat memprihatinkan.
"Mas kan sudah bilang kamu gak usah ikut-ikutan pusingin biaya rumah sakit ibuk, kamu mau kuliah kan yasudah uangnya disimpan aja siapa tau 1 atau 2 tahun kedepan bisa kekumpul" dharma dulu pernah berjanji pada adiknya akan menguliahkannya sampai lulus tapi ternyata impian itu hanya angan-angan setelah lulus sekolah mengengah atas Kana malah bekerja di toko grosir untuk membantu kebutuhan mereka dan biaya rumah sakit.
"Kana udah berubah pikiran mas, Kana gamau kuliah Kana mau kumpulkan uang yang banyak biar bisa bayar rumah sakit. Biar ibuk sehat lagi bisa kumpul sama kita" bahu gadis itu bergetar dengan pelan menarik selimut untuk menutupi tubuh kurus ibunya.
Dharma membuang muka dengan mata memerah meremas cek ditangannya hingga kertas itu berubah kusut, Dharma memang tidak ada pilihan lain ternyata.
•
"Gue udah coba cari orang lain, banyak yang mau tapi mereka mengeluh dengan tarif yang Lo minta. Paling berani 10 juta permalam" delta memainkan serius tab ditangannya masih berusaha membantu dharma untuk mencari orang lain yang bersedia membayar jasa dharma.
"Saya sudah ambil keputusan delta, kamu gak perlu mencari orang lain itu mungkin akan membuang banyak waktu.. saya akan tanda tangan dan tolong kamu hubungi orang yang kemaren bilang bahwa saya bersedia" delta mengedipkan matanya cepat sangat syok dengan keputusan dharma mulutnya sampai terbuka.
"What! Dhar gue tau Lo prustasi dengan keadaan ini tapi jangan ambil sembarang keputusan. Lo liat sendiri kan chemy modelnya begitu gue aja ngeri liatnya" delta menghela nafas tidak percaya.
"Saya sudah ambil keputusan tolong kabari mereka bahwa saya bersedia" dharma mengeluarkan cek dari sakunya meletakkannya dimeja.
"Sudah saya tanda-tangani, terserah dia mau bikin kesepakatan apa yang terpenting uang itu harus bisa segera saya terima" delta menjatuhkan rahangnya tidak percaya dharma beranjak pergi tetapi mata delta masih mengawasi pria itu tidak percaya.
"You're crazy, dhar?" Masih dengan mulut terbuka delta menatap dharma sedangkan pria di hadapannya hanya diam menghela nafas berat lalu beranjak untuk pergi.
"Saya mau balik ke rumah sakit, kalau ada berita apapun kabari saya ya del. Sekali lagi terimakasih sudah mau bantu saya" delta masih terbengong melihat memperhatikan pria itu sampai menghilang keluar dari ruangannya.
Dharma pun merasa sangat berat mengambil keputusan ini namun apakah dirinya punya pilihan lain? Dirinya tidak mau menyesal dikemudian hari hanya karena tidak bisa mendapatkan uang untuk operasi ibunya.
Dan disisi lain dua orang sedang bersitegang dengan si wanita memberikan tatapan sinis kepada lawan bicaranya.
"Lo gila ya, bisa-bisa Lo langsung setuju laki-laki itu minta bayaran 1M tapi malah Lo tambahin jadi 1,5M! Lo gila?" Celine berkacak pinggang dihadapan chemy yang duduk manis disofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
YES, I'am❗
RomanceDharma terjebak dalam situasi serba salah, Dirinya memerlukan banyak uang untuk pengobatan ibunya. delta, kenalannya membuat ide yang tidak masuk akal yaitu sex semalam yang berakhir dharma bersama seorang lelaki tidak normal yang mau membayar jasan...