Himmel - Episode 05

8K 691 25
                                    

Selamat membaca danSemoga suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca
dan
Semoga suka
.
.
.
.
.

Tok! Tok! Tok! —Czar membuka pintu rumahnya. Menampakkan seorang gadis yang berdiri dengan senyuman di wajahnya. Czar tersenyum tipis melihatnya. Gadis itu tak lain adalah Miracle. Tangannya di tarik untuk mengikutinya. Berlari ke arah sebuah sepeda di sana. Warna hitamnya yang mengkilat menandakan jika sepeda itu masih baru. 

"Kau suka? Ini untuk mu!"

Czar terkagum melihatnya. Harganya pasti mahal. "No--tidak! Ruby, ini pasti sangat mahal. Aku tidak bisa menerimanya. Berikan saja sepeda lama--"

"Sepeda lama mu sudah kelelahan. Biarkan dia beristirahat dengan tenang. Sebagai penggantinya, ku berikan ini untuk mu! Sepedanya di jual sepasang. Satu untuk ku dan satu lagi untuk mu."

Pasangan sepeda dengan Miracle. Tentu saja di sangat senang. Namun, barang ini sangat mahal. Mengumpulkan uang selama setahun tanpa membeli makanan pun belum cukup untuk membeli sepeda sebagus ini. "Ruby ..."

"Ayolah Czar! Kapan-kapan kita akan bermain sepeda bersama. Jadi terima saja ya? Aku akan menangis jika kau menolaknya!" Miracle tidak menerima penolakan.

Czar mengangguk lemah. "Baiklah! Terimakasih Ruby."

Miracle tersenyum sumringah. "Sama-sama!"

Kejadian semalam tak bisa dia lupakan. Melihat Miracle bersama dengan pria lain itu sungguh Membuatnya kesal. Di malam hari pun, Czar tidak bisa tidur dengan nyenyak karena terpikirkan soal itu. Czar ingin bertanya, siapa mereka? Apa hubungan mereka dengannya? Apa salah satunya adalah kekasihnya? Czar ingin bertanya. Namun dia sadar, jika mereka hanyalah sebatas teman. Tidak lebih dari itu. Posisi keduanya juga tidaklah setara. Miracle berada jauh di atasnya.

"Czar!"

Czar terbebas dari pikirannya begitu telapak tangan Miracle menyentuhnya.

Miracle melihat Czar yang terlihat sedang menahan sesuatu. "Ada apa Czar? Semua baik-baik saja?"

"Ah--ha ... Ya! Semua baik-baik saja. Aku hanya tidak sadar sedang melamun. Mau berjalan-jalan dengan ku naik sepeda?" Czar kebingungan melihat Miracle yang hanya diam saja. Sampai Ia tersadar. Mungkin perkataannya ini sudah kelewat batas. "Ruby jika kau tidak mau--"

"Tidak mau? Kau gila?! Ayo! Ajak aku berkeliling!" Miracle naik mendahului Czar. Mendaratkan bokongnya di besi bawah sadel.

Di sambung dengan Czar yang duduk di tempatnya. Kaki laki-laki itu mulai mengayuh pedal sepedanya. Ini sangat dekat. Dari sana dia bisa mencium aroma parfum Miracle. Hanya dengan menundukkan kepala sedikit saja. Bibirnya bersentuhan dengan puncak kepala Miracle. Tidak pernah ada di dalam bayangannya jika dia bisa menaiki sepeda yang sama dengan Miracle. Hatinya senang bukan main. Ia paling menyukai melihat gerai rambut Miracle yang terbang terbawa angin. Anda saja dia punya ponsel, dia sudah mengabadikan setiap detik momen ini.

Himmel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang