1

1.6K 62 0
                                    

Suara rintik hujan sore ini membangunkan gadis yang hanya menggunakan hari liburnya untuk tidur semata.

Matanya mulai mengerjap agar kesadarannya dapat kembali.

Tok tok tok

Sebuah ketukan di pintu apartemennya membuatnya segera turun dari ranjang. Itu pasti paket yang sudah dia tunggu-tunggu.

"Mba Audy, ini paketnya yah." Ucap Rio, tukang paket yang sudah akrab dengan Audy.

"Makasih Pak." Ucap Audy, lalu segera menutup pintu setelah Rio pergi.

Dengan tergesa dia segera meletakkan paket itu di meja ruang tamu dan segera membukanya.

"Wah, akhirnya nyampe juga. Pas banget sore ini dia ada pertandingan, gue bisa nonton deh." Ucap Audy sambil mengangkat jersey timnas warna putih pesanannya itu.

Audy segera mengambil handuknya dan berlari ke kamar mandi. Dia sudah menunggu hari ini, bahkan dia membeli tiket pertandingan itu  pada hari pertama penjualan tiket, dia tidak boleh terlambat.

♧♧♧

Audy sudah siap dengan jersey barunya yang dia padukan dengan jeans baggy light blue miliknya. Tak lupa dengan kacamata hitamnya dan masker yang selalu melekat di tubuhnya saat dia keluar dari lokasi kampusnya.

Gadis itu mulai melajukan mobil
Bentley Flying Spur Speed warna Dark Sapphire miliknya, hadiah dari orang tuanya untuk ulang tahunnya bulan lalu.

Kurang 3 jam sebelum pertandingan dimulai, tetapi jarak dari kampusnya dan GBK juga tidak dekat, mengharuskannya harus melajukan mobilnya lebih cepat dari biasanya.

Getaran handphonennya membuat Audy mulai menormalkan kecepatan mobilnya, panggilan video itu pasti dari orang tuanya, dia tidak boleh ketahuan mengendarai mobil itu dengan kecepatan di atas rata-rata, kembali ke New York menjadi ancaman yang selalu diberikan oleh kedua orang tuanya jika dia melakukan hal itu.

"Halo Mommy!" Sapa Audy sambil tetap memperhatikan jalan di depannya.

"Hey honey! Kamu mau kemana?" Tanya Diana melihat anak gadisnya menggunakan outfit seperti itu.

"Mau nonton kesayangan aku Mom. Hehehe."

"Kesayangan tapi ngak pernah berani bicara sama dia, hmm."

"Kata nitizen Indo, ini namanya mencintai dalam diam Mom."

"Hebat juga kamu udah tahu banyak bahasa ABG Indo."

"Mom, aku udah hampir 4 tahun loh di Indo. Ikutin gaya hidup disini udah ngak susah lagi, hahaha."

"Yaudah, kamu hati-hati yah. Kabarin kalau sudah tiba."

"Siap Mom!" Ujar Audy lalu mematikan sambungan teleponnya agar dapat kembali melajukan mobilnya.

Menjadi gadis yang introvert membuat Audy memilih Diana menjadi Ibu dan teman curhatnya mengenai apapun, termasuk mengenai orang yang dia sukai selama ini.

♧♧♧

Dengan tergesa, Audy segera duduk di kursi tribun sesuai dengan tiket VIP yang dia beli, tepat di sisi barat lapangan agar dapat melihat lelaki itu lebih jelas.

Audy kembali memakai topi baseball putihnya, yang tadi dia lepaskan saat berkendara.

Pertandingan memang belum dimulai, tetapi tribun sudah dipenuhi banyak penonton yang ingin menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia dengan Timnas Korea ini, meskipun ini hanya Friendly match.

"Sesek juga gue pake masker. Tapi kalau gue lepasin, ntar ada yang ngenalin gue." Ujar Audy sambil memperbaiki maskernya.

Tak lama menunggu, akhirnya pertandingan pun dimulai dengan menyanyikan lagu kebangsaan kedua negara tersebut.

Audy segera mengangkat kameranya agar dapat memotret pria itu, usaha Audy hari ini tidak sia-sia karena pria idamannya masuk menjadi starting lineup, jadi Audy dapat melihatnya dengan puas.

Setelah hampir 2 jam, akhirnya pertandingan itupun selesai dengan kemenangan timnas Indonesia. Audy merapikan barang-barangnya sebelum meninggalkan tribun. Tak lupa dia mengangkat kameranya itu untuk memotret keadaan lapangan setelah pertandingan selesai.

Prakkk

Kamera Audy jatuh begitu saja setelah bola itu mengenai kamera yang dia beli dari hasil tabungannya saat semester pertama.

Dengan mata berkaca-kaca Audy mencari siapa orang yang menendang bola itu hingga mengenai kamera kesayangannya untuk meminta pertanggung jawaban.

"Nathan!" Pekiknya setelah melihat pria dengan nama Nathan itu yang sedang melihatnya dengan tatapan bersalah.

Tanpa aba-aba Audy segera lari dari kursi tribunnya, saat Nathan terlihat ingin menghampirinya di tribun.

♧♧♧

"Audy! Itu kesempatan bagus, kenapa pake lari segala sih?!" Tanya Audy menyesali perbuatannya sendiri.

"Wait? Kamera gue?" Ucapnya lagi setelah menyadari bahwa kemeranya tertinggal di tribun.

"Au ah, intinya Nathan pasti ngak ngebalin gue kan. Aman aman." Ucapnya lalu menyalakan mesin mobilnya, meninggalkan parkiran GBK.

♧♧♧

Nathan mengambil kamera yang tadi terjatuh akibat terkena bola yang di tendang olehnya.

"Nath! Itu kamera loe?" Tanya Rafael yang menghampiri Nathan di tribun, ya hari ini dia tidak di mainkan.

"Ngak, tadi gue nendang bola asal malah ngenain kamera penonton, pas gue mau kesini buat tanggung jawab, dia malah lari ninggalin kameranya." Jelas Nathan.

"Berarti dia ngak perlu ganti rugi dari loe. Tapi outfit cewek yang tadi di bangku ini memang mahal sih."

"Loe liat dia?"

"Hmm, gue bedah dua bangku di belakangnya. Tuh loe di panggil pelatih, turun udah. Masalah ini ngak usah di pikirin." Ucap Rafael menenangkan.

"Yaudah, gue ke bawa dulu yah."

♧♧♧

Audy mulai memasukkan nugget ayam kesukaan ke dalam frying pan yang berisi minyak panas.

Malam ini dia hanya akan memakan nugget dengan roti tawar, kehilangan kamera dan foto-foto pria itu membuat dia kehilangan semangat malam ini.

Audy memang bisa membeli kamera seperti itu lagi, tetapi memori yang ada di dalam kamera itu sangat penting. Semua foto tentang pria idamannya itu berada di dalam sana.

Audy membuang napasnya kasar.

"Relain Dy, relain."

🔒

Gimana part 1 nya?

Silahkan di koment dan di vote ya gess

#Sssttt

SsstttTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang