1. Penghianatan

28 5 0
                                    


Seorang gadis memasuki mansion dengan langkah yang lebar, tidak memiliki gaya anggun atau hanya sekedar memelan agar langkahnya terlihat seperti seorang gadis. Joya, gadis itu baru saja kembali dari sekolahnya, mata tajamnya menyipit menatap mansion yang di penuhi oleh bunga mawar berwarna biru, dan Joya membenci itu.

"Apa yang kalian lakukan?" Tanyanya dengan tatapan datar.

"Nona, tolong jangan membuat keributan, kami hanya di suruh oleh Tuan besar." Salah satu pelayan menyahut dengan suara lantang, tidak ada kesopanan atau aturan untuk status mereka.

Mata tajam Joya menyipit, gadis itu maju dan melayangkan tendangan tepat di pinggang pelayan yang berani berbicara seakan-akan Joya adalah temannya.

"Kau disini bertahan hidup menggunakan harta milikku, jangan betingkah seperti Nyonya sedangkan kau hanya pelayan!"

"Akh... K-kau... Kau hanya anak haram di keluarga ini, jangan bertingkah begitu berkuasa, dalam waktu dekat kau juga akan di gantikan!" Pekik pelayan itu.

Joya memiringkan kepalanya, dia kembali mendekat dan menginjak kepala pelayan yang tengah terduduk di lantai.

"Aku hargai leluconmu, cukup lucu." Joya terkekeh, dia melepaskan pelayan itu, berjalan ke arah sebuah kursi yang digunakan untuk mencapai tempat yang tinggi.

"A-apa yang ingin kau lakukan?" Gugup pelayan itu, melihat Joya mendekat dengan sebuah kursi di tangan gadis itu.

"Aku hanya ingin memperindah pesta pernikahan Ayahku," Jawab Joya santai, kemudian mendekat dan memukulkan kursi itu dengan brutal ke arah pelayan, hingga lantai putih mansion ternoda dengan indahnya alami warna darah.

Setelah pelayan itu tidak memiliki kesempatan hidup lagi, Joya berhenti, dia mengusap cairan merah yang mengotori wajahnya. Semua orang yang menyaksikan itu hanya bisa terdiam, rasa gemetar dan takut membuat mereka tidak berani membantu rekan mereka sendiri.

"Astaga... Maafkan aku, aku tidak sengaja?" Joya mendekat, mengangkat wajah pelayan itu, yang terlihat hanya wajah hancur tak bisa di kenali.

"Apa aku terlalu keras memukul mu? Hey? Apa kau baik?" Tanya Joya dengan raut wajah khawatir, sebelum gadis itu tertawa seperti orang gila.

Joya berhenti tertawa, melepaskan kepala pelayan itu dengan kasar, kemudian melirik dengan senyuman lembut pada beberapa orang yang menyaksikan perbuatan Joya.

"Aku tidak sengaja, bagaimana ini? dia ma*ti..." Ucap Joya sedih.

"N-nona, saya akan membereskan ini, silahkan Nona beristirahat..." Ucap Albert, lelaki berumur 50 yang menjadi kepala pelayan di mansion Clathria.

"Ahh... Paman Albert, terimakasih dan maaf merepotkan mu.. Semoga lain kali tidak akan ada yang mati."

Joya menatap lesu, kemudian melirik pada para pelayan lain nya, tatapan nya seperti memperingati mereka, jika mereka berulah maka Joya akan membuat nasib mereka sama seperti pelayan yang tidak bernyawa itu.

Joya tidak peduli bagaimana cara para pelayan memandang nya, asal jangan terang-terangan menantang dirinya, itu akan menjadi akhir dari orang itu. Joya, adalah gadis yang sangat membenci jika dirinya di tatap rendah atau diremehkan oleh seseorang, orang lain hanya boleh menatap nya sebagai gadis aneh yang tidak memiliki kelemahan.

Pintu terbuka, hal pertama yang Joya lihat adalah seorang gadis menggunakan gaun putih, Mata tajam Joya berkilat berbahaya saat dia mendapati kalung milik ibunya beradal di leher gadis itu, perlahan Joya terkekeh, seperti nya akan ada korban kedua yang di akibatkan oleh tangan Joya.

JoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang