5. Kitten

15 6 0
                                    

"Sshhh..." Joya meringis merasakan rasa sakit yang begitu tajam pada punggungnya.

Berusaha dengan sisa tenaga yang masih dia punya, bangkit dari kenyamanan tempat tidur, Joya menghela nafas dia ingin menangis akan tetapi rasanya sudah habis air mata itu terkuras, mata bengkak dan terasa pedih sebab tangis yang cukup lama.

Perlahan Joya turun dari tempat tidur, mendekat pada sebuah kaca untuk menatap wajah yang di benci oleh Chris bibir pecah mata bengkak serta memar.

Joya terkekeh. "Jika aku mati angan-angan tentang bahagia hanya akan tetap menjadi angan-angan?"

Dia kembali menghela nafas, mengambil sebuah benda persegi panjang untuk menghubungi seseorang. Tak membutuhkan waktu lama, seorang wanita dewasa datang dengan jas kedokterannya.

"Joya? Apa kau masih hidup?" Tanyanya tak sopan menerobos masuk.

Joya mendengus. "Hampir..."

Dr. Cellia, wanita itu terkekeh, menatap tubuh tanpa pakaian Joya. "Sudah kukatakan, pergi saja menjauh dari Ayahmu itu."

"Dia Ayahku..."

Cellia menghela nafas lelah, dia mulai membersihkan luka punggung Joya, memberikan olesan kemudian membungkusnya. "Sampai kapan?"

"Sampai dia tidak membenci wajah ini lagi," Jawab Joya, walaupun dia sering melawan pada Chris, nyatanya Joya masih berharap Chris mau memberikan kasih sayang serta bahu untuk dia bersandar. Menerima apapun yang ada pada Joya, tidak seperti ini.

"Kau gadis yang kuat, jika aku jadi dirimu mungkin sudah berada di alam baka," Balas Cellia.

Joya tersenyum pahit. "Aku tidak sekuat itu, aku masih bisa menangis."

"Tapi kau tidak ma*ti."

"Jikapun aku lemah, aku akan tetap menyayangi hidupku."

"Untuk di permainkan dunia?" Bingung Cellia.

"Untuk menghargai perjuangan ibuku, dia merelakan bertukar hidup agar aku bisa melihat dunia, tak berotak jika aku malah menginginkan kema*tian," Jawab Joya membuat Cellia tampak bungkam.

"Kau selalu saja seperti ini, bagaimana jika ikut denganku?"

"Kemana?"

"Kemanapun asal menjauh dari Christian."

"Dia Ayahku."

"Dia tidak pantas disebut seorang Ayah," Cibir Cellia.

"Sudahlah, aku lapar bisakah-"

"Biaya bertambah atas pelayanan dapur dan pengobatan," Sela Cellia tersenyum manis.

Joya mendengus, namun dia tidak membantah membiarkan Cellia menguras dompetnya hingga kering. "Ya, pergi sana."

_____

"Tuan, kita akan kemana?" Tanya Liam.

Dante menyeringai. "Mengambil hewan peliharaan~" Dia menjawab dengan suara lembut yang beracun.

Liam melirik Tuannya melalui kaca, wajah yang sama setiap kali Tuannya mengambil seorang gadis atas jaminan hutang. "Anda akan mengambil Putri Nyonya Viona?"

"Aku tidak akan membuang uangku dengan sia-sia," Jawabnya dengan mata emas yang bergerak geli.

"Yang saya tahu, Nyonya Viona hanya memiliki satu orang Putri berusia  17 tahun, beberapa hari yang lalu mereka mengadakan pertunangan dengan keluarga Anaka."

"Aku tidak peduli jikapun dia sudah menikah," Jawab Dante acuh membuat Liam meringis.

Jika Tuannya tidak perduli bukan kah sama saja mengambil istri orang? Lucu sekali Tuannya yang  bermartabat serta menggenggam dunia ditelapak tangan malah merebut istri orang, pria dominan yang menjadi penghancur rumah tangga? Tidak Liam tidak ingin membayangkan hal aneh itu.

JoyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang