Vauxhall Cross, London, 12:44 Local Time 141 Days Prior To Accident G.A.M.M.A
Suasana ruangan rapat yang mencekam memenuhi ruangan di gedung MI6. Dua belas agen berkumpul di dalamnya, mengenakan jas hitam yang menjadi seragam mereka. Di dinding ruangan, terpampang jelas nama lembaga mereka: 'MI6'. Wajah-wajah tegang mencoba menutupi gelisah yang dirasakan oleh setiap individu di ruangan tersebut.
"Ada kabar apa dari kejadian hari itu? Saya jujur muak mendengar dan membaca semua surat permintaan izin penyelidikan dari INTERPOL," ujar salah satu anggota dengan nada frustrasi.
"Ini tanah Inggris, wilayah kita sendiri. Saya tidak akan membiarkan orang-orang sombong Swiss itu masuk ke sini dan menganggap ini sebagai rumah mereka," ucap seorang agen dengan nada tegas.
"Saya setuju. Sudah 34 tahun saya bekerja di sini. Saya tidak akan membiarkan insiden ini mengganggu rencana pensiun saya," tambah yang lain dengan suara serak.
"Tapi jika kita menolak, dunia internasional akan curiga terhadap keterlibatan kita. Lebih buruk lagi, keterlibatan mahkota juga akan terungkap," ujar seorang agen dengan nada khawatir.
Ketegangan di ruangan semakin terasa ketika seorang agen yang duduk di tengah-tengah ruangan itu berbicara, "Ini semua karena hal kecil itu. Saya ingin seseorang menangani masalah ini sebelum menjadi lebih rumit. Rapat ini dibubarkan."
Satu per satu, agen-agen tersebut meninggalkan ruangan, meninggalkan hanya dua orang yang tersisa: agen yang duduk di tengah ruangan dan seorang lagi.
"Seberapa dalam keterlibatan kita dalam ini?" tanya agen yang duduk di tengah, tatapan tajamnya menusuk langsung ke mata rekannya.
"Jika prediksi kita benar, keterlibatan kita bisa membuat industri elektronik terbesar kita runtuh," jawab rekannya dengan serius.
Ruang rapat terdengar sepi, hanya terdengar suara napas mereka yang terengah-engah. Mereka menyadari bahwa situasi ini jauh lebih rumit daripada yang mereka duga. Dan dengan setiap langkah yang mereka ambil, mereka semakin terperangkap dalam jaringan intrik yang mengancam tidak hanya keberadaan lembaga mereka, tetapi juga kestabilan negara.
SRTC 01, 12:11 Lunch Break,Dining Hall, 141 Days Prior To Accident Gamma
Di sudut kantin sekolah yang ramai itu, Ali dan Alicia duduk berdua, bersebelahan. Ini bukan posisi yang biasa bagi mereka, yang biasanya duduk berhadapan seperti pasangan yang sedang mendiskusikan sesuatu dengan serius. Tapi hari ini, mereka terlihat lebih santai, lebih hangat, dan mungkin bahkan sedikit intim.
Pemandangan itu menarik perhatian banyak siswa di sekitarnya, bahkan beberapa staf pengajar yang melintas pun tak bisa menghindari untuk tidak memperhatikan mereka. Bagi orang-orang yang hanya melihat mereka sekilas, Ali dan Alicia terlihat seperti pasangan siswa biasa yang sedang menikmati makan siang bersama. Namun, bagi mereka yang akrab dengan keduanya, seperti Viktor dan Mia yang kebetulan kali ini duduk di meja sebelah, suasana di sekitar Ali dan Alicia terasa berbeda.
Meskipun kata-kata yang mereka ucapkan tetap sama seperti biasanya, obrolan ringan dan candaan, tapi ada kehangatan yang menyelimuti mereka. Tatapan mereka saling bertemu dengan penuh makna, senyuman mereka terukir lebih dalam, dan setiap gerakan kecil mereka saling mengisyaratkan kedekatan yang semakin mendalam.
Viktor dan Mia, yang sudah lama mengenal Ali dan Alicia, tak bisa menahan senyuman mereka melihat kedekatan keduanya. Ini bukanlah rahasia lagi di sekolah bahwa Ali dan Alicia memiliki hubungan istimewa. Rumor tentang hubungan spesial di antara mereka sudah menyebar di seluruh sekolah, dan pemandangan mereka berdua di kantin hanya memperkuat desas-desus tersebut.
Meskipun mereka berada di tengah sorotan, Ali dan Alicia tetap terlihat begitu nyaman satu sama lain, seolah tak peduli dengan perhatian orang lain di sekitar mereka. Bagi mereka, yang terpenting adalah momen-momen kebersamaan yang mereka bagikan, dan itulah yang membuat hubungan mereka semakin kuat, bahkan di hadapan sorotan publik sekalipun.
Bagi Alicia, semua ini tidak lebih dari sebuah sandiwara yang harus dia pertontonkan. Sebuah perbuatan kotor, tindakan keji untuk memanipulasi pemikiran seseorang yang dekat dengannya, dengan memberikan apa yang memang Ali selalu inginkan - sebuah hubungan di antara mereka.
Meskipun di mata dunia mereka terlihat seperti pasangan yang begitu mesra, yang saling mencintai dan mendukung satu sama lain, bagi Alicia, itu hanyalah bagian dari perannya. Dia merasa tertekan oleh beban yang harus dia pikul sebagai agen rahasia. Menjalankan misi-misi berbahaya, mempertaruhkan nyawa, dan bahkan mengorbankan integritas dirinya sendiri untuk menyelamatkan nyawa orang lain, termasuk Ali, bukanlah pilihan yang mudah.
Ali, dengan kepribadian yang ceria dan kemampuan yang luar biasa, telah menyelamatkan nyawanya dua kali selama menjalankan misi. Alicia merasa berutang budi padanya, dan inilah alasan utama mengapa dia memilih untuk memainkan perannya sebagai pasangan yang mendukung Ali. Namun, di balik senyuman dan kehangatan yang dia tunjukkan ke arah Ali, ada rasa hampa dan kekosongan dalam hatinya.
Alicia tahu bahwa hubungan mereka hanya sebatas sandiwara, sebuah akting yang dia harus pertahankan untuk membalas budi kepada Ali. Namun, semakin lama dia menjalankan perannya, semakin sulit baginya untuk menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Setiap sentuhan, setiap kata mesra, semuanya mengingatkannya pada betapa rumitnya situasi ini.
Dalam keheningan pikirannya, Alicia bertanya-tanya apakah Ali pernah menduga bahwa semua ini hanyalah sandiwara, ataukah dia benar-benar percaya bahwa cinta mereka nyata. Tetapi, dalam dunia mata-mata yang penuh dengan tipu daya dan intrik, tidak ada yang pasti, dan Alicia terus mempertanyakan keputusannya untuk terjebak dalam permainan yang dia ciptakan sendiri.
Namun bagi Ali sendiri, dalam pemikiran kecilnya, Alicia telah menjadi lebih dari sekadar mitra dalam misi. Baginya, Alicia adalah seseorang yang pantas dilindungi, seseorang yang bisa membuatnya melangkah lebih jauh, menjadi lebih kuat.
Kenangan insiden di markas M.A.T.A yang diserang masih terbayang jelas di kepalanya. Saat itu, Ali harus menyaksikan Alicia terluka, dan dia terpaksa menerima berkah - atau lebih tepatnya, kutukan sains - dalam bentuk obat yang diberikan oleh lawan mereka. Itu adalah momen yang mengubah pandangannya terhadap Alicia. Di tengah keputusasaan dan ketakutan, Alicia tetap tegar. Dia tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga tetap fokus pada misi mereka.
Ali menyadari bahwa Alicia adalah sosok yang luar biasa, seseorang yang memiliki kekuatan dan keberanian yang luar biasa. Dan dari saat itu, dia merasa bertanggung jawab untuk melindunginya, untuk menjadi seseorang yang bisa memberinya dukungan dan perlindungan. Baginya, Alicia adalah lebih dari sekadar rekan tim. Dia adalah teman sejati yang selalu ada di saat-saat sulit.
Dalam pandangan Ali, ketika mereka berdua bersama, dia merasa memiliki kekuatan tambahan. Dia merasa mampu mengatasi segala rintangan dan menghadapi bahaya dengan lebih berani. Bagi Ali, Alicia adalah pendorongnya untuk terus maju, untuk terus berjuang, bahkan dalam situasi yang paling putus asa sekalipun.
Namun, dalam kedalaman hatinya, Ali juga merasa terganggu oleh rahasia yang mungkin tersembunyi di balik hubungan mereka. Ada keraguan yang menghantui pikirannya, namun ketika dia melihat ke arah Alicia, semua keraguan itu hilang. Bagi Ali, apa pun yang terjadi, Alicia adalah sumber kekuatan dan inspirasinya.
Namun, di mata teman-teman mereka, Ali dan Alicia merupakan sebuah pasangan yang sangat berbeda. Ali dikenal dengan ketidakdisiplinannya dan reputasinya sebagai siswa yang sering terlambat. Dia adalah sosok yang penuh dengan keceriaan dan kebebasan, seringkali terlihat mengejar petualangan dan memecahkan aturan sekolah.
Di sisi lain, Alicia adalah siswi teladan yang menguasai semua mata pelajaran. Dia dikenal sebagai sosok yang disiplin, tekun, dan sangat berprestasi. Kehadirannya di kelas selalu diwarnai dengan ketegasan dan keseriusan dalam belajar. Dia adalah contoh yang diikuti oleh banyak siswa lainnya, menjadi panutan bagi mereka dalam hal prestasi akademis.
Tidak ada yang menyangka bahwa dua kepribadian yang begitu berbeda ini bisa saling tertarik satu sama lain. Bagi teman-teman mereka, Ali dan Alicia adalah pasangan yang tidak masuk akal. Mereka sering diperbincangkan di antara siswa-siswa lain, menjadi topik gosip utama di koridor sekolah.
;
;
;
;
;;
;
;
Maaf Ya baru update, next chapter?? tergantung nasib, tapi cerita ini gak ditinggal kok
KAMU SEDANG MEMBACA
To do what you must
Fanfic{Note: ini cerita ship, tapiiii, akan tetap mempertahankan aspek mereka sebagai agen, dan saya juga manusia}Cyberaya Tahun 21XX, Seorang anak laki-laki, Ali bin Ghazali, 15 tahun, terpaksa bergabung dengan agen rahasia M.A.T.A (Meta Advance Tactical...